Sunday, November 20, 2011

KEMANAKAH KITA AKAN PERGI KETIKA KITA MATI?

“Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luke 23:39-43). 
Kemanakah Kita akan Pergi Ketika Kita Mati? Tujuan Tuhan adalah menebus seluruh milikNya – bukan hanya roh dan jiwa tetapi juga tubuh fisik manusia. Dalam Roma pasal 8, Rasul Paulus menulis,
“Dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin” (Roma 8:21, 22).
Bahkan sapi maupun kuda mengalami sakit pada waktu melahirkan anak. Seluruh dunia mengalami penderitaan yang teramat dalam. “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluksegala makhluk di sekitar kita – sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita” (Roma 8:22, 23).
Frase kalimat diatas juga dipakai oleh Rasul Paulus dalam Efesus 1:14, “Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Ini adalah ketetapan Tuhan, bahwa Ia telah memilih kita untuk menyelamatkan kita secara sempurna, yaitu untuk membawa kita kembali kepada kemurnian dan kekudusan serta kebahagiaan yang pernah dialami oleh nenek moyang kita yang pertama di Taman Eden. Kita akan sepenuhnya ditebus, baik roh, jiwa, dan tubuh kita, demikian pula seluruh ciptaan di sekitar kita. Di sana tidak akan ada lagi panas matahari yang akan membakar kita dan tidak ada lagi berbagai bencana penghukuman bagi bumi ini. Namun semuanya akan menjadi begitu indah dan mulia seperti pertama kalinya semua itu diciptakan oleh Tangan yang Sempurna, yaitu Tangan Tuhan yang Mahasuci dan Mahakuasa.
Selanjutnya sangat jelas dan sangat nyata untuk dilihat bahwa saat diantara roh kita ditebus dan jiwa kita dilahirkan kembali yaitu saat sewaktu kita diselamatkan dengan saat kebangkitan tubuh kita kelak yaitu saat ketika tubuh kita diubahkan menjadi tubuh mulia – ada suatu periode waktu yang besar. Suatu masa diantaranya. Tubuh kita telah rusak dan tidak sempurna walaupun roh kita telah ditebus dan jiwa kita telah dilahirkan kembali. Ada suatu masa diantaranya yakni ketika kita menerima Yesus sebagai Juruselamat dalam hati kita dan dilahirkan kembali, dengan ketika tubuh kita akan dibangkitkan dari antara orang mati dan diubahkan menjadi tubuh yang mulia pada saat Yesus datang kelak untuk menjemput umat milikNya.


MASA DIANTARANYA
Periode waktu atau masa itu mungkin sangat singkat bagi beberapa orang, namun bagi yang lainnya, mereka mungkin telah menanti masa atau waktu itu dengan cukup lama. Coba Anda pikirkan berapa lama periode waktu antara kematian Adam dengan Nuh dengan Abraham dengan Musa dan hari kebangkitan. Saya akan menyebutnya sebagai intermediate state, yaitu suatu periode waktu antara saat kelahiran kembali dari jiwa kita dengan hari ketika tubuh kita akan dibangkitkan menjadi tubuh yang tidak dapat binasa lagi yakni suatu hari penebusan dari seluruh milik kepunyaanNya yang telah dibeli dengan darahNya.
Ketika kita mati, roh kita yang telah dilahirkan kembali itu akan dipisahkan dari tubuh kita yang belum sempurna itu dan

Thursday, October 27, 2011

BALIKKAN KUTUK … TERIMA BERKAT

“Dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:32)
Kata ibrani yang dipakai untuk “kebenaran” pada Firman Tuhan tersebut diatas adalah “ginosko” – yang mempunyai arti suatu hubungan antara seseorang yang “tahu” dan apa yang “diketahui”. Jadi Firman Tuhan tersebut diatas bila ditulis kembali akan berbunyi: “Ketika engkau mempunyai hubungan intim dengan “kebenaran”, maka segala sesuatu yang berlawanan dengan kehidupan kerohanianmu akan disingkapkan dan dihancurkan sehingga engkau akan mengalami kebebasan dan kemerdekaan penuh.”
Jadi apabila engkau mempunyai hubungan yang benar dengan kebenaran Tuhan, maka tidak akan ada kutuk keturunan apapun atau kutuk dari manapun yang dapat berdiri tegak di hadapanmu! Engkau tidak akan lagi hidup di bawah kutuk, melainkan di bawah berkat-berkat Tuhan yang Maha Besar yang telah disediakan bagimu.
Namun engkau tidak dapat menganggap ringan si iblis begitu saja. Dia adalah musuh yang sangat jahat dan licik. Dia akan melakukan apapun yang dapat dia lakukan seperti: berbohong, mencuri, menipu, menindas, mengintimidasi … apapun … agar engkau dan keluargamu tidak dapat berjalan dalam kemenangan Tuhan yang telah tersedia bagimu. Ada tujuh kebenaran kunci yang dapat kita pelajari dari Firman Tuhan yang akan membalikkan semua kutuk termasuk kutuk-kutuk keturunan menjadi berkat Tuhan yang melimpah dalam hidupmu.

Kunci 1 : TERUS MENGAKUI IMAN DALAM KRISTUS
Perkatakan kalimat berikut ini dengan suara yang lantang: KRISTUS TELAH MENJADI KUTUK BAGIKU SUPAYA AKU DIBEBASKAN DARI SETIAP  KUTUK!!! Perkatakan sekali lagi dan sekali lagi sampai engkau dapat merasakan kekuatan dan kebebasan dari kuasa Roh Kudus dalam pikiran dan hatimu. Ya, Kristus telah mematahkan kuasa dosa darimu, dan melalui kuasa Roh Kudus di dalam dirimu, engkau tidak lagi menjadi budak dosa.
“Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” (Roma 6:14)\
Karena Kristus telah menjadi kutuk bagimu dan telah mematahkan kuasa dosa darimu maka sesungguhnya engkau itu telah bebas dari kutuk. Dan ketika setan mencoba untuk membawamu kembali untuk berada di bawah kutuk dosa dan pengaruhnya, engkau harus menolaknya segera! Mengapakah engkau mau menerima kutuk dan pengaruhnya masuk ke dalam kehidupanmu jika sebenarnya Kristus telah menjadi kutuk bagimu dan engkau sudah bebas?
Kata yang dipakai dalam bahasa Ibrani untuk “ditebus” adalah “exagorazo”  yang berarti “menebus dari perbudakan” dengan “membayar harga”. Ketika Kristus menjadi kutuk bagi kita dengan kematianNya di kayu salib, Dia menanggung hukuman kemarahan Tuhan untuk setiap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh setiap manusia! Dia menebus kita semua dari perbudakan dosa dan membebaskan kita dari setiap  kutuk. Dan seperti yang tertulis dalam Bilangan 23:8 bahwa setan tidak dapat  mengutuk apa yang telah diberkati oleh Tuhan.
"Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?” (Bilangan 23:8)
Kunci 2 : PERTOBATAN – MENERIMA TANGGUNG JAWAB
"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” (Amsal 28:13)

Tuesday, October 18, 2011

Mengidentifikasi, Menyingkapkan dan Mematahkan Kutuk

Dalam kitab Yosua pasal tujuh, setelah berputar-putar selama 40 tahun, bangsa Israel di bawah kepemimpinan Yosua akhirnya memasuki Tanah Perjanjian, tanah yang berlimpah dengan susu dan madu ini benar-benar merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan bahkan lebih lagi. Ketika memasuki Tanah Perjanjian, Yosua diperintahkan Tuhan untuk memerangi bangsa Kanaan ketika mereka akan menyelesaikan perjalanan mereka itu.
Perhatikan baik-baik bahwa bangsa Israel diharuskan “berperang” untuk memiliki tanah itu. Tanah itu tidak diserahkan kepada mereka begitu saja, karena ada yang mengakui kepemilikan atas tanah itu sebelum bangsa Israel memilikinya. Kedatangan mereka di Tanah Perjanjian belumlah akhir dari perjalanan mereka, sebaliknya justru awal dari pertempuran-pertempuran sengit dengan musuh-musuh yang siap menghalangi mereka menuju akhir perjalanan mereka. Engkau perlu mempelajari strategi kunci untuk menghadapi konfrontasi besar yang biasanya harus engkau hadapi ketika engkau berada di ambang akhir dari perjalanan doamu dari pergumulanmu atau berada di depan pintu terobosanmu. Kutuk jenis apapun atau kutuk keturunan apapun yang berdiri di jalan menghalangi engkau memasuki Tanah Perjanjian yang dijanjikan Tuhan kepadamu selama ini, haruslah engkau hadapi dan dipatahkan/dihancurkan kuasanya di dalam nama Yesus!!!

Kemenangan Atas Tragedi
Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Yosua menyuruh orang dari Yerikho ke Ai, yang letaknya dekat Bet-Awen, di sebelah timur Betel, dan berkata kepada mereka, demikian: "Pergilah ke sana dan intailah negeri itu." Maka pergilah orang-orang itu ke sana dan mengintai kota Ai. Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: "Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja." Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu ke sana; tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. Sebab orang-orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka; orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. Lalu tawarlah hati bangsa itu amat sangat. (Yosua 7:1-5)
Bangsa Israel mengalami salah satu kemenangan militer terbesar yang pernah terjadi dalam sepanjang perjalanan mereka yakni ketika melawan kota Yerikho yang kuat dan berkubu. Definisi dalam kamus, Yerikho adalah kota yang penuh dengan ketidak-mungkinan, tetapi Tuhan telah memberikan kemenangan kepada bangsa Israel atas ketidak-mungkinan tersebut. Yosua dan bangsa Israel adalah orang-orang yang telah menerima warisan dalam ketidak-mungkinan.
Mari kita melihat bagaimana Yosua dan bangsa Israel menerima warisan tersebut. Sebagai seorang yang ahli dalam strategi kemiliteran, Yosua mengirim terlebih dahulu mata-mata ke bagian utara tanah Yudea untuk melakukan pengintaian pada sebuah kota kecil bernama Ai, yang akan menjadi target serangan berikutnya. Hasil laporan segera datang, kota itu kecil dan tidak memerlukan lebih dari dua atau tiga ribu orang untuk menghancurkannya. Tidak perlu semua orang pergi ke sana (Yosua 7:3). Jadi Yosua bergerak cepat, dia berpikir bahwa yang dihadapinya adalah pertempuran yang mudah. Dia bahkan tidak berdoa terlebih dahulu. Bagaimanapun, pasukkannya itu telah mengalahkan Yerikho, yang penuh dengan ketidak-mungkinan, tentunya juga tidak masalah untuk menaklukkan kota Ai yang kecil itu. Yosua juga merasa dia adalah seorang yang ahli dalam hal yang berhubungan dengan pertempuran dan peperangan…namanya telah dikenal di seluruh negeri. Tetapi, apakah yang kemudian terjadi? Bangsa Israel ternyata dikalahkan oleh penduduk kota Ai.

Tuesday, October 11, 2011

Tujuh Indikasi Utama Bahwa Suatu Kutuk Sedang Bekerja Dalam Hidupmu atau Keluargamu

Melalui pengamatan dan pengalaman pribadi, saya mendaftar ada tujuh indikator KUNCI yang menjadi permasalahan utama atau dapat menunjukkan bahwa suatu kutuk sedang berlangsung atau sedang bekerja dalam kehidupan seseorang atau keluarga. Ketika saya mempelajarinya lebih lanjut dengan membandingkannya dengan tulisan Musa dalam kitab Ulangan 28, saya sungguh terkejut melihat kesamaan-kesamaan yang terjadi.
Indikasi-indikasi kutuk tersebut adalah :
1.    Kehancuran mental atau emosi: depresi, stress, frustasi, kebingungan, kemarahan yang berlebihan, paranoia, kesedihan yang mendalam dan tak terobati, tak dapat dihibur
2.    Penyakit kronis (terutama bila menyangkut penyakit keturunan)
3.    Kemandulan, tendensi keguguran atau penyakit kewanitaan lainnya
4.    Kegagalan dalam perkawinan, masalah-masalah dalam pernikahan
5.    Kesulitan keuangan yang terus menerus
6.    Tendensi mengalami bencana, malapetaka, kecelakaan, kesialan yang terus menerus dan berulang-ulang
7.    Sejarah bunuh diri dan kematian yang tak wajar (keinginan untuk bunuh diri yang seringkali datang)

1.KEHANCURAN MENTAL DAN EMOSI: depresi, stress, frustasi, kebingungan, kemarahan yang berlebihan, paranoia, kesedihan yang mendalam dan tak terobati, tak dapat dihibur
Kata-kata yang setara dengan hal tersebut diatas dalam Ulangan 28 adalah “kegilaan, kebutaan mental, kehilangan akal sehat sehingga engkau meraba-raba pada waktu tengah hari, seperti seorang buta meraba-raba di dalam gelap.”  Bagian yang dipengaruhi dalam hal ini

Tuesday, August 23, 2011

Firman-Ku Akan Terukir Dalam Hatimu - Bagian 2

Ini bukan sesuatu yang engkau miliki. Ini haruslah sesuatu yang menguasaimu. Menguasai setiap pikiranmu, setiap reaksimu, menjadi akar atau dasar dari seluruh keputusanmu, ditanam, dipahat dan dilandasi oleh Firman Tuhan. Alkitab bukanlah buku pegangan yang akan memandu engkau untuk debat-debat teologis. Tetapi itu adalah Firman yang hidup dari Tuhan yang hidup agar kita dapat menjalani hidup yang ilahi. Kecuali Firman itu ada di tempat yang dapat dipakai Tuhan melalui kehidupanmudimana Firman itu dapat direfleksikan, maka jika tidak, engkau seperti sedang meminta kepada Tuhan untuk memberimu makan dari sendok atau wadah yang kosong. Seperti engkau sedang meminta pada seseorang untuk membuat mobilmu berjalan atau mengendarainya bagimu, tetapi engkau tidak mau mengisi bensinnya.
Lambang di antara matamu. Benar sekali! Ini berarti Firman Tuhan itu harus begitu terpatri dalam hatimu, sehingga engkau harus menafsirkan, menilai, melihat, meresponi akan segala sesuatu dalam hidup ini melalui cara-cara Firman, dan bukan sebaliknya, menafsirkan Firman berdasarkan segala sesuatu dalam hidup. Nilai-nilai teologimu seharusnya bukanlah berdasarkan pada pengalaman saja kecuali pengalamanmu dievaluasi atas dasar Firman.
Di ambang pintu rumahmu. Benar sekali! Ini berarti kemanapun engkau melihat, engkau harus melihat Firman Tuhan. Engkau dapat menuliskannya pada kartu-kartu kecil dan menempelkannya di dashboard mobilmu. Engkau dapat merekamnya ke dalam kaset rekaman dan mendengarkannya di mobil. Engkau dapat membuat daftar ayat yang dapat dan telah mengubah hidupmu dan menyimpannya dalam tas, dompet, meja kerja ataupun di laci-laci lemari dapurmu.
Jadi kemanapun engkau pergi, engkau dapat melihat Firman Tuhan. Itu bukanlah sesuatu yang untuk mendapatkannya engkau harus pergi ke gereja. Ulangan 30:11-14 menjelaskan
Ulangan 30: 9-14,
9 TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu --
10 apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."
11"Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh.
12 Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
13 Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
14 Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.
Ketika engkau membutuhkannya, Firman tidak menjadi sesuatu yang baru engkau kejar dan cari di gereja atau di toko-toko buku kristiani atau hanya melalui rekaman-rekaman CD, DVD dsb. atau selalu segera mencari tuntunan dari seorang konselor atau hamba Tuhan. Memang benar Firman Tuhan itu ada di tempat-tempat tersebut tadi, tetapi yang terutama Firman seharusnya sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.
Perhatikan bahwa semua ayat Firman Tuhan di atas menyebutkan supaya menaruh Firman di dalam mulutmu dan di dalam hatimu. Terjemahan yang lebih baik adalah “di ujung lidahmu.” Jadi engkau tidak perlu mencarinya secara membabi buta ketika musuh sedang menyerang. Engkau juga tidak perlu mengejarnya dengan perasaan panik ketika masalah baru muncul, tetapi engkau telah merenungkannya (=bermeditasi) siang dan malam sehingga Firman itu secara otomatis tinggal dan berdiam di dalammu,menguasai pikiranmu dan sebagai akibatnya yang akan senantiasa muncul pertama kali dari pikiranmu sebagai respons atas apapun adalah Firman Allah.
Ini bukanlah sesuatu yang dapat diraih hanya dalam semalam tetapi ini adalah proses seumur hidup. Namun demikian taidak pernah ada kata terlalu terlambat untuk segera memulai. Dan jangan pernah berhenti setelah memulainya. Mazmur 1 menjelaskan perbedaan yang ditimbulkan pada kita:
Mazmur 1:1-4
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
Perbedaan antara orang percaya di dalam Tuhan dan orang fasik hanyalah tentang ketergantungan dari apa yang mereka taruh dalam pikiran mereka. Mereka yang menyebut dirinya anak-anak Tuhan secara konsisten, dengan sadar akan menghabiskan waktu untuk merenungkan Firman Tuhan, dan bukannya menghabiskan waktu untuk hal-hal lainnya yang salah atau tidak berguna atau dengan bergaul dengan orang-orang yang salah. Anak-anak Tuhan akan merenungkan Firman Tuhan, lalu menjadikannya sebagai pengalaman pribadi, menjadikannya sebagai rhema, dengan satu tujuan di pikirannya yakni mentaati Firman.
Waktu akan terus berjalan dan jika kemudian sesuatu terjadi padanya. Dia akan menjadi orang yang berbeda. Ia tetap menjadi stabil, seperti pohon. Dia bahkan berbuah, seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Ia suka menolong. Buah yang dihasilkannya memberi makan orang lain; ranting-rantingnya menjadi tempat berteduh buat sesamanya.
Mengapa? Apakah karena dia pohon yang bekerja keras? Bukan, karena dia tertanam di tepian sungai, di aliran air. Dia tidak pernah berhenti merenungkan Firman Allah.
Apa manfaat dari meditasi atau perenungan Firman Tuhan bagi kehidupanmu?

Monday, August 22, 2011

Firman-Ku Akan Terukir Dalam Hatimu - Bagian 1

Ada pemandangan yang menarik untuk diamati, dua anak kecil sedang bermain di pantai. Susie cilik sedang menulis surat untuk ibunya dengan tongkat di pasir. Dia menghias suratnya dengan daun, lalu membingkainya dengan ranting dan batu. Suratnya berbunyi aku mengasihimu mama, terima kasih sudah membawa kami ke pantai untuk bermain.
Kakaknya Billy tampaknya mengalami hambatan dalam menyelesaikan suratnya. Dia memakai karang, batang besi bekas dan palu dari kotak peralatan ayahnya di mobil. Billy tampaknya berusaha memahat pesannya di batu karang besar yang terdapat di pantai. Ketika Susie menyelesaikan sebuah maha karya, pekerjaan Billy tidak berbentuk sama sekali.
Susie tidak dapat menahan tawanya seraya berkata, “Kamu lambat sekali!” tawanya, “Mungkin suratmu baru selesai minggu depan!” Sambil berkata begitu, dia terjun ke air dan menghabiskan waktu siangnya berenang di pantai. Billy tidak berenang sama sekali. Dia hanya berdiri di situ dan memahat, sesenti demi sesenti, memahat pesan cinta. Butuh lima jam untuk menyelesaikan sebuah kalimat.
Pada waktu makan malam, kedua anak itu berlari dan bercerita pada orang tua mereka tentang kejutan yang sudah mereka siapkan yang akan mereka tunjukkan keesokan harinya. Mereka lalu naik ke tempat tidur, tetapi susah sekali tidur karena terlalu bersemangat membayangkan komentar ayah dan ibu keesokan harinya. Pagi harinya, sebelum sarapan, Billy dan Susie menarik tangan orang tuanya, mengajak mereka berlari ke pantai yang berpasir.
Susie terkejut sekali, karena master piecenya rusak terkena air pasang. Karya seninya yang indah, unik dan cepat selesai itu lenyap terkena pasang. Dia memilih cara yang mudah, tetapi karyanya hanya menarik ketika masih ada.
Tetapi ketika ombak besar menghempas di pantai, suratnya terhapus ombak. Billylah yang tertawa paling akhir. Tidak jauh dari situ, pada sebuah batu karang yang besar, terpahat tulisan ini: Mama dan papa, aku mengasihimu. Billy. Ombak juga berhempas atas batu itu. Tetapi ombak yang menghancurkan tulisan pasir Susie, akhirnya malah membersihkan kotoran dari pahatan Billy, dan membuat karang itu tampak lebih baik.
Orang tua Billy dan Susie sangat senang dengan usaha anak-anaknya. Mereka memakai kesempatan ini untuk mengajar anak-anak mereka. Mereka memangku Billy dan Susie lalu bercerita tentang perumpamaan rumah yang dibangun diatas pasir dan tentang memahat Firman Allah di hati.
“Kamu dapat mendengar Firman, membacanya bahkan mempelajarinya,” kata ayah, “tetapi ketika gelombang hidup datang, sering kali Firman itu tidak memiliki kuasa atas hidupmu. Tetapi jika kamu memahatnya di hatimu seperti memahatnya di atas loh batu... seperti yang dilakukan Billy pada suratnya, Firman itu akan selalu ada ketika gelombang hidup datang. Butuh waktu lebih lama untuk memahat Firman. Dan dunia di sekeliling kita mungkin akan heran mengapa kita menghabiskan banyak waktu untuk menghapalkan sesuatu yang dapat kita ambil dan baca kapan saja. Mereka tidak akan mengerti mengapa kita perlu menyisihkan waktu merenungkan Firman berulang kali sampai terukir di dalam hati. Tetapi suatu hari ketika pasang kehidupan datang, kita akan aman, seperti batu karang.”
Susie dan Billy tidak pernah melupakan pelajaran ini. Bahkan, setiap musim panas selama lima tahun selanjutnya, keluarga itu selalu berlibur di tempat yang sama. Dan setiap musim panas, saat mereka keluar dari mobil, mereka akan langsung berlari ke karang itu untuk melihat apakah pesan si Billy masih ada. Tahun demi tahun ketika mereka datang, kata-kata itu masih terukir di permukaan karang itu. Kedua anak itu mempelajari sebuah pelajaran penting ketika mereka masih sangat muda. Pelajaran yang belum diterima oleh sebagian dari kita. Konsekuensi tidak mengetahui pelajaran ini adalah harapan dan impian yang kandas ketika gelombang hidup datang menghancurkan dasar yang kita kira kuat.
Mari kita lanjutkan pelajaran kita tentang apa yang dikatakan Tuhan tentang hal ini. Kita telah belajar tentang kata pengantar Firman, sikap yang diharapkan Tuhan dari kita ketika kita membaca Alkitab, (Dia berharap kita bergetar karena bergairah). Kita telah melihat tentang mengejar Firman, (Tuhan berharap kita memandangnya lebih dari makanan pokok kita), dan akhirnya menjadi rekan Tuhan dalam Firman, (Bagaimana Dia memakai “penderitaan” untuk membuat kita tergantung dan mencari Firman). Sekarang kita tiba di tempat Firman itu (Bagaimana mendapatkannya dalam hidup kita supaya menghasilkan buah yang tetap).
Tujuan dari Firman Tuhan bukan hanya sekedar pendidikan, walaupun pendidikan itu penting. Seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya, dalam Firman perlu ada pewahyuan, penjelasan, pencerahan, dan akhirnya penyederhanaan. Seluruh tujuan pengajaran Tuhan dari Firman-Nya, seperti yang kita temukan dalam Khotbah di Bukit, adalah Tuhan yang Kekal mengambil keabsolutan karakternya dan membuatnya sederhana, jadi yang menjadi persoalannya pada akhirnya adalah apakah kita mau taat atau tidak. Inilah pelajaran Alkitab yang sejati. Ketika kita melihat pelajaran kita hari ini, kita akan mengetahui bahwa banyak dari bacaan kita, pelajaran kita, dan pendengaran akan Firman Tuhan termasuk kategori surat Susie di pasir. Tidak butuh kerja keras untuk menghasilkannya dan tidak akan tersisa ketika ombak kehidupan menerjang.
Kuncinya adalah: Firman harus tinggal tetap. Firman harus ditaruh di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Pemazmur sadar akan hal ini. Dia membuat prinsip ini sebagai bagian yang integral dalam penjelasannya tentang apa itu Firman Tuhan dan apa yang dilakukanNya.
Cara menyimpannya berhubungan dengan kata ini; kata yang sering disalahgunakan dan jarang dipatuhi. Kata itu adalah meditasi. Ini adalah kunci penting dalam transformasi yang dilakukan Roh Kudus atas Firman dalam hidup kita, tetapi banyak orang Kristen yang tidak dapat menjelaskannya, tidak mengerti tentang hal ini, dan jarang mempraktekkannya.
Tetapi inilah yang dilakukan oleh Pemazmur. Dengarkan saja pernyataannya.
Mazmur 119: 23 hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
Mazmur 119: 48 aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.
Mazmur 119: 78 aku akan merenungkan titah-titah-Mu.
Mazmur 119: 97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
Mazmur 119: 99 peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
Kata merenungkan dalam ayat-ayat ini dalam bahasa aslinya sebenarnya adalah meditasi. Prinsip ini, seperti yang akan kita lihat, secara literal mendominasi keseluruhan Mazmur 119. Jadi kita mesti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang meditasi.
1. Apakah meditasi itu?
2. Apakah yang dihasilkan melalui meditasi?
3. Kapan kita bermeditasi?
4. Bagaimana cara meditasi?

Tuesday, July 5, 2011

Ketenangan Pikiran

Ketenangan pikiran, kedamaian, kebahagiaan dan bebas dari segala rasa khawatir, cemas, bingung dan takut adalah keadaan yang diinginkan oleh setiap orang karena dengan demikian mereka dapat memiliki kehidupan yang dipenuhi sukacita,  kebahagiaan dan kegembiraan yang seutuhnya. Banyak cara-cara spiritual dipakai sebagai salah satu sarana untuk mencapai semua itu demikian juga cara-cara jasmani dan duniawi tetapi tidak ada yang dapat berhasil mendapatkan semuanya itu secara sekaligus pada seseorang kecuali hanya orang yang mempercayai sepenuhnya kehidupannya kepada Kristus.  Semuanya itu akan dapat mereka rasakan dalam hidup mereka sekarang di bumi seperti di surga sebagaimana janji Tuhan dan orang lain mungkin hanya dapat memiliki sebagian dari itu dan kehilangan yang lainnya seperti mereka yang memiliki banyak harta duniawi namun kehilangan damai sejahtera dan sukacita yang seutuhnya dalam kehidupan mereka di dunia.
Ada sebagian mereka yang telah dapat menjalankan hidup yang penuh sukacita dan percaya kepadaNya sehingga memiliki kehidupan yang lebih baik tetapi masih banyak pula yang masih belum dapat memiliki hidup yang penuh sukacita yang seutuhnya dan hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan, penuh rasa cemas, khawatir, bingung dan takut menjadi bagian mereka sehari-hari.
Prinsip Kerajaan Allah :

1.    Percaya sepenuhnya kepadaNya dan terus menaburkan benih yang baik. Ini adalah hal yang mendasar dan terbesar. Yesus mengatakan kepada kita dan berjanji bahwa siapa pun yang memiliki iman dan percaya kepadaNya akan memiliki kehidupan yang berkelimpahan dan akan menerima upahnya baik di dunia ini maupun di surga.
Alasan yang jelas adalah karena mereka yang percaya kepada Yesus dengan iman yang tulus akan memotivasi mereka untuk mengerjakan hal-hal yang baik dan benar, karena kasih mereka kepada Tuhan akan menghasilkan sikap yang akan membimbing mereka ke jalan yang lurus dan benar selama mereka berada di dunia ini sehingga akhirnya surgapun akan mengikuti prinsip-prinsip dan pedoman mereka ketika mereka menghadapi segala sesuatu yang terjadi kepada mereka, baik untuk hal-hal yang membawa kebahagiaan dan kegembiraan maupun hal-hal yang mungkin dapat membawa kecemasan, kekhawatiran dan kesedihan.
Mereka menghadapi semua hal yang datang dan terjadi dengan hati yang menerima dan selalu mengucapkan syukur atas apapun dan menangani segala sesuatu dengan cara yang baik dan benar. Ketika mereka senantiasa dapat mempunyai sikap dan respon seperti itu, maka perasaan sukacita dan damai tetap ada  dalam diri mereka karena harapan bahwa mereka akan menuai kembali hal yang baik  daripadanya pada akhirnya.  Ketika mereka berhadapan dengan hal-hal buruk yang mendatangkan kekhawatiran, kekecewaan, kesedihan dan semua hal-hal yang menyakitkan atau berhadapan dengan dengan orang-orang sulit yang tidak dapat mereka hindari, mereka akan meminta tolong kepada Roh Kudus agar buah roh kesabaran bekerja dalam diri mereka saat itu. Jadi sebagai akibat dari hal-hal buruk, mereka mendapatkan banyak manfaat, pengalaman, kekuatan, kesabaran dan harapan yang tidak akan sia-sia, yang mana justru lebih penting daripada menghilangkan atau menghindari kesusahan atau kesulitan itu, yang harus mereka alami namun mereka dapat menggantinya dengan sukacita dan pengharapan untuk mendapatkan kasih karunia dan pertolongan pada waktunya. Betapa hebatnya mentalitas sikap dari orang percaya yang sedemikian yang dapat memperoleh hikmat dan pengertian akan persoalan yang dihadapi sehingga semua urusan akan menjadi baik adanya pada akhirnya. Jika sesuatu yang baik terjadi pada mereka, mereka akan bersyukur akan hal itu ketika semuanya menjadi kesukaan baginya demikian pula bila sesuatu yang kelihatannya buruk terjadi pada mereka, mereka akan bersabar dan tetap percaya bahwa semua itu juga akan mendatangkan kebaikan baginya. Ini tidak dapat terjadi kepada siapapun kecuali kepada mereka yang sungguh-sungguh mengenal akan kedalaman kasih ilahi melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.
Orang yang percaya kepada hal yang baik maupun yang buruk, akan selalu mendapatkan upah untuk perbuatannya bahkan dimultiplikasikan atau dilipatgandakan, tidak peduli apapun yang terjadi padanya, baik atau buruk.

2.    Menabur yang baik dalam perkataan dan perbuatan.
Memang ini dapat menjadi salah satu cara yang ampuh untuk menghilangkan kekhawatiran, kesedihan dan kecemasan. Dengan melakukan demikian, Tuhan akan menjaga mereka dari segala kecemasan dan kesusahan yakni pada langkah-langkah orang yang menabur benih-benih yang baik. Namun demikian orang yang percaya sepenuhnya kepada Yesus akan memiliki kemampuan lebih besar dari itu, dan dapat dibedakan oleh kenyataan bahwa segala perbuatan baiknya kepada orang lain didasarkan dari ketulusan dan kasih kepada Tuhan yang akan membalaskan sesuai kebenaran dan keadilanNya sehingga Tuhan akan memudahkan baginya untuk bersikap baik kepada orang lain oleh karena pengharapannya tsb. yang diarahkan kepada Tuhan sambil tetap percaya bahwa dari semuanya itu ia akan menuai kebaikan pula bagi dirinya dan percaya pengharapannya itu tidak akan sia-sia. Sebagian dari upah besar yang diterimanya adalah ketentraman dan kedamaian dalam jiwanya pada masa-masa kesukaran, dll.

3.    Sarana lainnya untuk mengusir kecemasan yang berasal dari ketegangan syaraf dan menjadi sibuk dengan pikiran-pikiran yang mengganggu adalah

Saturday, June 25, 2011

Panggilan 911 Tuhan

“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.”  Mazmur 121:1-2

Saat terjadi kejadian darurat, siapakah yang anda hubungi? Di Amerika, anda cukup menelepon 911 dan layanan darurat akan segera mendatangi anda. Namun apa yang anda akan lakukan bila terkait bencana yang tak dapat ditolong oleh 911? Kita baru saja mendengar dan menghadapi sebagian daripada itu  di awal tahun ini – mulai dari gempa bumi, tsunami dan bencana nuklir hingga goncangan ekonomi dan politik di seluruh dunia. Seluruh bumi sedang mengerang, banyak suara dengan berbeda-beda sedang meramalkan bencana, atmosfir kepanikan dan ketakutan yang akan terjadi dan kini semakin kuat saat kita melihat dunia sekitar kita tampaknya mulai meleleh seperti lilin.

Tetapi tahukah anda bahwa Tuhan memiliki panggilan 911-Nya sendiri?
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.” Mazmur 91

Tak ada ketakutan, bahaya, situasi apapun yang akan dapat menimpa anda saat anda menghubungi 911-nya Tuhan. Dari bahaya fisik, trauma emosi, krisis pribadi, perang dan bencana global, bencana alam dan wabah penyakit…Panggilan 911 Tuhan telah melindungi anda. Maka saat anda merasakan bahaya, ketakutan, atau mencari tahu bagaimana meresponi bahaya yang terjadi di sekitar anda, anda dapat menghubungi 911-nya Tuhan dan ketahuilah bahwa malaikat Tuhan diutus untuk menjadi penolong anda.

Membuat Panggilan 911
1. Jangan Panik. Hal pertama yang dipelajari oleh para petugas 911 adalah untuk menenangkan sang penelepon agar dapat menilai situasi yang terjadi dengan baik dan menentukan respon dan langkah terbaik untuk memberi solusi dan menolong. Demikian pula saat kita menghubungi 911-nya Tuhan. Ibrani 12 menjelaskan goncangan yang akan kita hadapi saat-saat ini dan satu hal yang pasti, tak ada satupun hal di dunia yang sementara ini yang takkan digoncang oleh goncangan Tuhan. Namun Tuhan juga memberitahu kita apa yang harus kita lakukan saat goncangan-goncangan tersebut terjadi di sekitar kita, sebagai milikNya.
“Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang” (Ibrani 12:8). Jangan panik. Sebaliknya, ambillah kesempatan untuk meningkatkan ucapan syukur dan kekaguman anda terhadap Tuhan. Alihkan perhatian anda dari bahaya atau ancaman kepada Ia yang menjadi tempat perlindunganmu, kekuatan dan keselamatan anda. Tingkatkan penyembahan dan puji-pujian anda kepadaNya. Muliakan Dia, perluas takhtaNya di dalam puji-pujian anda.

Tuesday, May 17, 2011

Berjaga-jagalah! – Apa Yang Terjadi Jika Engkau Tidak Siap Menyambut KedatanganNya? - Bag.II

Panggilan yang kedua di dalam perumpamaan ini. Kita tidak saja didapati sedang berkerja, melainkan juga sedang berjaga-jaga. Dan inilah yang dimaksudkan oleh Tuhan kita. Kerja melibatkan suatu aktivitas. Berjaga-jaga melibatkan suatu sikap. Suatu sikap sangat mempengaruhi suatu aktivitas. Yang sebenarnya Yesus sampaikan adalah, “yang Aku inginkan agar engkau lakukan adalah agar setiap pagi engkau bangun dan berlari ke jendela dan menatap ke langit seraya berkata, "Ini mungkin hari kedatangan Tuhanku yang kedua kali. Karena bila hal itu benar, maka kehidupan saya hari ini akan dimotivasi oleh proses persiapan bagi kedatangan-Nya."
Hal ini pasti berpengaruh terhadap apa yang kita pikirkan sepanjang hari itu, apa yang kita putuskan untuk kita kerjakan untuk mengisi waktu, urgensi kita dalam menyikapi hal-hal yang rohani, dan tentu saja intensitas kita dalam hal untuk mengabarkan Injil. Kita sedang berdiri di bagian depan kapal, menatap ke kejauhan, berharap setiap saat bahwa kita akan melihat di garis cakrawala barisan malaikat, dan mendengar bunyi sangkakala itu.
Sikap apapun yang kurang dari antisipasi seperti itu berarti telah menolak tantangan Allah untuk "berjaga-jaga". Berjaga-jaga bukanlah suatu sikap mentalitas santai dan berkata, " Oh saya sudah memperhatikannya begitu sering, dan saya juga ragu kalau hari ini adalah saatnya." Jika "berjaga-jaga" adalah mottomu, engkau akan menetapkan bahwa engkau tidak akan menurunkan teropongmu karena engkau akan merasa bahwa bisa saja, walau hanya sekejap, saya telah melewatkan apa yang saya bisa lihat di ufuk timur itu.
Saudaraku yang terkasih, Yesus akan segera datang. Tugas kita adalah bersiap-sedia. Untuk bersiap-sedia, kita harus terus berjaga-jaga dan bekerja. Yesus menuturkan satu perumpamaan lain dalam Lukas pasal 12, yang juga dimaksudkan untuk menerangkan konsep ini lebih mendalam. 32 Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

Monday, May 16, 2011

Berjaga-jagalah! – Apa Yang Terjadi Jika Engkau Tidak Siap Menyambut KedatanganNya? - Bag. I

Seorang ayah yang setengah penyabar sedang mencoba untuk mengajar Brad, anak laki-lakinya yang benar-benar tidak sabaran tentang bagaimana cara menantikan Tuhan. Si anak sangat menginginkan sebuah jam tangan baru. Dia telah kehilangan jam kepunyaannya karena kecerobohannya saat berlatih bola setelah waktu sekolah. Si ayah menjelaskan bagaimana tindakan menanti (menunggu) adalah suatu hal yang akan menjadikan sesuatu menjadi istimewa.
Namun, si anak menjawab bahwa keterlambatan yang dikarenakan tidak adanya jam tangan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Setiap kali topik pembicaran ini muncul, suasana menjadi sedikit lebih tegang, dan si ayah tidak mau menyerah. Sampai pada suatu titik di mana setiap kali terjadi percakapan antara sang ayah dan si anak, si anak akan selalu mengatakan sesuatu mengenai sebuah "jam tangan".
Suatu hari, dalam keputus-asaannya, si ayah yang sudah begitu jengkel itu menyuruh anaknya untuk mencari di dalam Alkitab, prinsip-prinsip dan janji-janji yang bisa membantunya untuk memahami apa yang sebenarnya dilakukan Tuhan dan bagaimana cara untuk mendekati Tuhan dengan benar untuk mendapatkan suatu solusi. Pagi berikutnya, seluruh keluarga itu berkumpul untuk melakukan saat teduh, dan si ayah memutuskan untuk membiarkan setiap orang untuk berbagi ayat-ayat yang telah Tuhan tempatkan di dalam hati mereka masing-masing. Si ayah memulai, "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu". (Ibrani 10:36)
Berikutnya adalah giliran Brad. Tanpa ragu sedikitpun dia mengutip Markus 13:37: "Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!" - versi KJV: "And what I say unto you I say unto all, Watch." (Brad mengambil kata "watch" karena kata ini juga memiliki arti "jam tangan"). Brad mungkin meleset dari makna ayat ini, tetapi bagaimanapun juga kita harus memberikan pujian bagi kreatifitasnya. 

Berjaga-jagalah.
Kata yang luar biasa. Bagi anak ini, kata "watch" berarti jam tangan dengan 21 batu hiasan. Bagi para murid Yesus, kata ini berarti suatu suasana (atmosfir) penantian. Apa makna kata ini bagimu? Jawabanmu untuk pertanyaan ini mungkin sangat menentukan perasaan antusias dirimu seiring jarum jam sejarah yang terus berdetak mendekati akhir zaman. Berjaga-jaga? Sungguh, berjaga-jagalah.
Yesus sangat menginginkan agar orang-orang yang mengikuti-Nya menangkap sekilas pandangan akan akhir zaman. IA menginginkan mereka untuk tetap berada dalam atmosfir pengharapan yang demikian sehingga mereka akan benar-benar menjalani hidup mereka di bumi ini dengan berjinjit untuk melihat dengan sukacita kepada masa kekekalan. Yesus ingin agar kehidupan kita saat ini dijalani di dalam terang kehidupan yang akan datang. Ia ingin prioritas-prioritas dan sasaran-sasaran kita ditetapkan tanpa kompromi, karena mengetahui bahwa hanya harta surgawilah yang akan kekal.
Tetapi bahkan dalam tiga tahun yang begitu menakjubkan ketika Yesus berjalan di bumi ini dalam pelayanan, konsep ini sulit diterima oleh para muridNya. Kerajaan dunia ini bisa mereka rasakan, jamah, dan pengaruhi. Kerajaan yang akan datang tampak begitu jauh, tidak nyata dan sepertinya hanya merupakan imajinasi dan khayalan. Kerajaan dunia ini menuntut kerja dan keringat. Tetapi kerajaan yang akan datang

Thursday, April 21, 2011

Hati yang Gentar dan Keputusan yang Buruk - Bag. II

4. Supaya dapat menduduki tanah itu, mereka haruslah percaya sepenuhnya kepada Tuhan.
Kalimat kunci dari seluruh pelajaran ini adalah “janganlah takut, dan janganlah patah semangat atau tawar hati”. Seperti yang telah kita pelajari, memang ada cukup banyak alasan yang masuk akal yang menghalangi bangsa Israel dalam mewarisi tanah perjanjian itu, supaya dengan demikian hanya “kekuatan ilahi” saja yang akan memampukan mereka untuk mewarisinya, bagian mereka hanyalah percaya dan bertindak. Karena hanya pada saat kita tidak mampu, Tuhan akan bekerja dengan luar biasa. Takut adalah bukti tidak adanya iman. Mereka telah menerima Firman Allah. Mereka dapat memilih untuk percaya kepadaNya walau tanpa bukti (itulah iman) atau merasa ragu dan putus asa (itulah takut). Hanya ada dua pilihan itu, tidak ada yang lainnya. Dan kedua pilihan itu yang menjadi menjadi pilihan kita juga, akan sangat menentukan masa depan dan “destiny” mereka dan kita juga.
Kedengarannya seperti mudah bukan? Begitu pula dengan kehidupan kekristenan. Masalahnya bukan pada saat mereka menerima nasehat-nasehat itu tapi pada saat mereka mulai merenung-renungkannya. Mereka ingin mendefinisi ulang apa itu iman menurut cara pandang mereka. Iman sesungguhnya adalah “bukti dari apa yang tidak kita lihat”. Ya. mereka memang setuju untuk memiliki iman seperti itu, tetapi mereka juga ingin melihat apakah mungkin mereka dapat mewarisi tanah perjanjian itu dengan kekuatan mereka sendiri tanpa harus sungguh-sungguh menharapkan mujizat dari Tuhan (karena mereka harus sungguh-sungguh percaya). Dan ini adalah rencana yang menurut cara pandang mereka justru akan membuktikan bahwa Tuhan tidak akan mempermalukan DiriNya dan mereka. Mereka telah berusaha membantu keMaha-Kuasaan Tuhan.
Ulangan 1: 22 – 24
22 Lalu kamu sekalian mendekati aku dan berkata: Marilah kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk menyelidiki negeri itu bagi kita dan membawa kabar kepada kita tentang jalan yang akan kita lalui, dan tentang kota-kota yang akan kita datangi.
23 Hal itu kupandang baik. Jadi aku memilih dari padamu dua belas orang, dari tiap-tiap suku seorang.
24 Mereka pergi dan berjalan ke arah pegunungan, lalu sampai ke lembah Eskol, kemudian menyelidiki negeri itu.
Dalam ayat 22 dalam Alkitab berbahasa Inggris dikatakan “And ye came near unto me i, yang artinya “Lalu kamu sekalian mendekati aku, setiap orang dari kamu.”
Perhatikan baik-baik dan jangan menyepelekan kata-kata “setiap orang dari kamu”. Itu berarti saran yang telah disepakati oleh semua orang. Seperti pada umumnya yang kita telah ketahui , ketika kita berusaha untuk menjalankan kerajaan Allah menurut suara terbanyak, biasanya tidak akan pernah berhasil. Karena suara mayoritas biasanya tidak memandang segala sesuatu menurut “cara pandang Tuhan” Mereka memang mengijinkan Tuhan agar bekerja, tetapi sesuai cara mereka dan jalan-jalan mereka sendiri, mereka sangat senang untuk membantu Tuhan. Jadi walaupun kita telah mengetahui bahwa jalan-jalan Tuhan jauh lebih tinggi dari jalan-jalan manusia, tetapi pada kesehariannya, kita bertingkah seakan-akan jalan kita dua meter lebih tinggi dari jalan-jalan Tuhan dan tidak percaya sepenuhnya bahwa jalanNya adalah setinggi langit di atas bumi. Karena itu

Hati yang Gentar dan Keputusan yang Buruk - Bag. I


Setan amat ahli dalam membuat manusia menjadi patah semangat dan berkecil hati. Dia tahu betul bagaimana memakai sebuah kata atau suatu kejadian untuk membuat hati menjadi tertutup oleh selubung sehingga manusia tidak dapat melihat terang dari suatu kebenaran.
Setan adalah produser dari semua pikiran-pikiran yang negatif. Pesan-pesannya selalu membawa manusia kepada maut. Setan bekerja atau beroperasi dengan cara memberitakan “kebalikan” dari Firman Tuhan di Filipi 4:8, yang kalau diterjemahkan kira-kira menjadi seperti ini:
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang membuat patah semangat, semua yang membuat depresi, semua yang membuat stress, semua yang menyebabkan ketakutan, semua yang menjadikan frustasi, semua yang tidak menghasilkan buah, pikirkanlah semuanya itu.”
Dan pada kenyataannya manusia memang sering melakukan hal tersebut bahkan diluar kesadaran mereka termasuk mereka yang menyebut dirinya sebagai orang kristen/orang percaya kepada Yesus. Manusia lebih sering menyesali setengah bagian yang kosong dari isi gelas daripada bersyukur atas setengah bagian lagi yang masih terisi. Kita sering memandang pencobaan yang terjadi bukan sebagai ujian, tetapi sebagai alasan untuk menyerah dan bersungut-sungut, bukan sebagai kesempatan untuk menjadi naik dan bertumbuh tetapi malahan sebagai dalih bahwa hidup telah menjadi sangat tidak adil bagi dirinya atau keluarganya. Sebagai contoh jika seseorang yang mengaku dirinya sebagai orang kristen lalu mengalami perilaku tidak menyenangkan dari pengendara lainnya di jalan atau hampir mengalami kecelakaan tetapi diluputkan, ia bukannya memuji Allah karena telah melepaskannya dari bahaya, malah memaki-maki karena membiarkan supir yang ceroboh berkeliaran di jalan oleh karena pikirannya negatif sehingga tidak pernah dapat melihat segala sesuatu yang terjadi (bahkan mungkin yang kelihatan terburuk sekalipun) dapat menjadi suatu berkat yang melimpah karena Tuhan yang Maha Kuasa dapat turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihiNya dan menghormatiNya dalam segala situasi/keadaan. Dan apa yang dirancang jahat oleh si iblis, Tuhan dapat membalikkannya dengan seketika menjadi suatu berkat yang tidak terduga dan mencengangkan jika kita selalu taat untuk tetap berada dalam pihakNya.
Setan adalah penipu dan pembohong, hal ini sungguh dapat memberikan kelegaan kepada orang-orang kristen. Kita harus mengerti hal itu dengan benar sehingga hidup kita selalu dipenuhi dari kemenangan yang satu kepada kemenangan lainnya melalui Tuhan Yesus, karena kita memiliki harapan-harapan yang indah di dalam Tuhan setiap saat (Filipi 4:8).
Hidup yang Tuhan berikan ini bukanlah untuk dilalui di atas puing-puing keputusasaan, depresi, kesedihan yang mendalam dan terus menerus, perasaan yang nelangsa, kesepian dsb. tetapi di atas batu karang kemenangan melalui Kristus. Karena itu sungguh amat berbahaya dengan akibat yang amat fatal dalam kehidupan kekristenan kita jika membuat keputusan penting pada saat atau dalam suasana/situasi sekitarnya sedang dilanda depresi, keputusasaan, kemarahan atau godaan-godaan pikiran negatif lainnya yang sedang dilancarkan oleh iblis, sang penipu, saat itu. Sangatlah bijaksana apabila kita dapat menunggu hingga perspektif atau cara pandang kita menjadi jernih kembali setelah kita datang kepada Tuhan dan meminta tuntunan hikmatNya. Karena bisa saja saat itu kita akan membuat keputusan berdasarkan cara dunia memandang dan bukannya memegang janji-janji Allah yang dapat diandalkan sehingga pada akhirnya justru akan semakin memperburuk keadaan.
Sebagai contoh atas peringatan ini, kita akan mengikuti perjalanan ziarah di padang gurun, yang merupakan salah satu masa terpenting dalam sejarah Israel.

Friday, March 18, 2011

DITRANSFORMASI DALAM KEMULIAAN TUHAN MELALUI KESUSAHAN-KESUSAHAN OLEH KARENA ANUGERAH-NYA

“Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad” (Matius 13:20-21).
Dalam KJV (King James Version)  kata “penindasan” tersebut diatas diterjemahkan  dengan “tribulation” yang mempunyai arti “kesusahan” , dan kata “murtad” diterjemahkan dengan “offended”  yang mempunyai arti  “tersandung atau terganggu” (penterjemah).
Dr. R. C. H. Lenski berkata bahwa Matius 13:20-21 mengacu kepada pribadi-pribadi yang telah mendengar akan Firman Tuhan. “Seseorang yang pernah mendengar Firman dan menerimanya dengan sukacita lalu membuatnya mengharapkan hal-hal besar [dari] Dia. Namun sesuatu yang salah yang telah ada sejak dari awalnya, membuat orang tersebut ‘tidak memiliki akar yang kuat di dalam dirinya sendiri’” (R. C. H. Lenski, Th.D., The Interpretation of St. Matthew’s Gospel, Augsburg Publishing House, 1964 edition, hal. 520; catatan untuk Matius 13:20-21). Maksudnya adalah tentang seseorang yang telah mendengarkan Firman Tuhan dimanapun, bersukacita dalam mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan itu namun hanya bertahan untuk sebentar saja. Segera orang ini terserang dan tersandung, menyimpang, tersandung, “tahan sebentar saja” (Markus 4:17). Alasan utama orang ini hanya bertahan sebentar saja adalah karena ia tidak mau mengalami “kesusahan.”
Kata “penindasan/kesusahan” pada ayat Firman Tuhan tersebut diatas adalah “thlipsis” yang berarti “pressure, anguish, trouble” (“tekanan, penderitaan berat, kesukaran, kesulitan, masalah” - Strong #2347). Saya mempelajari ada tiga penggunaan kata “thlipsis” yang sama dalam Perjanjian Baru. Dan dalam setiap ayat tersebut digunakan kata Yunani yang “thlipsis” (Strong’s Exhaustive Concordance) yang menjelaskan arti “pressure, anguish, trouble” (“tekanan, penderitaan berat, kesukaran, kesulitan, masalah” - Strong #2347). Marilah kita melihat tiga ayat Firman Tuhan yang berkenaan dengan kata “thlipsis” tersebut.

Thursday, February 24, 2011

KEADAAN AKAN RASA KESEPIAN DI AKHIR ZAMAN DAN GEREJA LOKAL

“Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang” (Lukas 21:25-26).
Yesus mengatakan dua hal yang akan menjadi tanda akan keadaan psikologis di dunia pada akhir zaman. Pertama, Yesus berkata “bangsa-bangsa akan takut dan bingung” (Lukas 21:25). Kata Yunani yang diterjemahkan “bingung” berasal dari akar kata “aporeō” yang mempunyai arti “tidak memiliki jalan keluar, menjadi bingung (secara mental)” - Strong’s Concordance #639. Kristus berkata bahwa generasi di akhir zaman ini akan berada di bawah tekanan psikologis yang membingungkan, bingung secara mentalitas, perasaan bahwa tidak ada jalan keluar dari kondisi atau keadaan mereka yang tanpa pengharapan. Kedua, Kristus menubuatkan, “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini” (Lukas 21:26). Kristus berkata bahwa generasi di akhir zaman ini akan menjadi begitu ngeri atau ketakutan ketika mereka melihat “segala apa yang menimpa bumi ini” (Lukas 21:26). Seorang filsuf Francis yang terkenal Jean-Paul Sartre (1905-1980) berbicara tentang ketakutan manusia modern dan perasaan “tidak ada jalan keluar” dalam dramanya yang berjudul, “No Exit” (“Tidak Ada Jalan Keluar”). Sesungguhnya Jean-Paul Sartre sendiri adalah seseorang yang mempopulerkan “eksistensialisme,” yakni suatu filsafat “nihilisme”, kepercayaan akan tidak ada keinginan atau tujuan di dalam hidup.

Thursday, February 3, 2011

Kekuatan dan Kebesaran Zaman Ini versus Anugerah Dalam Kelemahan untuk Gereja Tuhan - Bag. 3

2 Korintus 12:9
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
2 Korintus 12:10
“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Dan menarik kesimpulan ini :
Efesus 6:10
“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.”

Sambil melihat ke belakang, penulis surat Ibrani membuat pengamatan ini tentang para pahlawan iman yang tertulis dalam kitab Ibrani 11 :
Ibrani 11:34
“(Mereka) memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan,

Saudara yang kekasih, Alkitab adalah satu buku yang utuh. Pesan-pesannya tidak pernah berubah. Manusia telah masuk dan mencampuri rencana Tuhan. Tuhan membuat rencana alternatif dalam hatiNya bahkan sebelum dasar dunia diletakkan dan itulah yang disebut “anugerah”. Anugerah membutuhkan satu hal supaya dapat bekerja yaitu supaya manusia menjadi sebuah citra yang mencerminkan kehendak penciptaNya. Jadi, ketika manusia mengijinkan Tuhan menjadi sumber, maka kuasa ini akan mengalir dan membuat manusia sukses, bersukacita dan mengalami damai sejahtera dalam kehidupannya. Tetapi ketika manusia menyimpang dari perannya sebagai penerima atau sebuah citra dari Sang Pencipta maka Tuhan akan membiarkan dia menjadi tuhan bagi dirinya sendiri sampai ia menjumpai kebuntuan dalam masalah mereka, lalu mereka memohon kepada Tuhan untuk menguatkannya kembali dalam penyerahan total. Setiap kali manusia memohon maka kasih Tuhan akan kembali mengambil alih dan manusia itu akan dipulihkan kembali.
Anugerah Tuhan ini didemonstrasikan pada bangsa Israel sebagai suatu bangsa, dan secara pribadi pada setiap orang yang dipakai Tuhan pada lembar-lembar sejarah untuk menunjukkan kemurahanNya. Tapi pada suatu titik, Tuhan mengetahui bahwa manusia harus melihat citra itu secara langsung dan Ia harus membayar harganya supaya citra itu dapat tinggal dalam diri umatNya dan tidak pernah lagi meninggalkan mereka.
Karenanya Tuhan turun ke dunia. Selama 33 tahun, Ia selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan BapaNya. Apa yang dikatakan Bapa, Ia katakan. Apa yang dilakukan Bapa, Ia lakukan. Ia tidak pernah lebih dari citra BapaNya, penuh kemurahan dan kebenaran. Kebenaran tidak pernah berubah. Anugerah tidak pernah gagal. Lalu Ia mengalahkan maut dan kembali kepada Bapa-Nya, sekarang duduk di sebelah kananNya supaya kapanpun manusia gagal menjadi citra yang seharusnya, Ia menjadi perantara bagi kita. Bapa mengampuni kita, lalu kita dapat kembali menjadi agen anugerah kembali.
Kuncinya selalu “kelemahan”. Jadi selama manusia berpikir ia mampu maka ia tidak akan dapat menerima Roh Anugerah atau Roh Kasih Karunia itu. Jika kita memiliki satu ons kesombongan rohani maka kita akan menghambat aliran RohNya dan menolak untuk memberi Dia kesempatan untuk memberikan anugerah yang lebih besar lagi. Seperti yang dikatakan Paulus, proses hidup kekristenan kita termasuk menikmati apa yang disebut kelemahan, perasaan malu, tekanan, penganiayaan, dan keadaan kritis. Jika dipikirkan memang benar-benar sekumpulan hal yang aneh tetapi untuk dirayakan. Lihatlah arti dari kelima kata-kata ini :
1. Kelemahan = astheneia [as – then’ – I – ah]
Kata ini terjemahan bebasnya adalah “kelemahan secara fisik yang disebabkan penyakit atau cacat tubuh”. Kita rela menghabiskan banyak uang, waktu, bahkan menaikkan doa-doa khusus supaya hal-hal ini tidak menimpa kita. Intinya kesehatanlah yang membuat kegiatan sehari-hari menjadi sulit dilakukan. Tetapi Rasul Paulus berkata, “Itu bagus karena ketika aku lemah maka Ia akan kuat di dalamku.”

Tuesday, February 1, 2011

Kekuatan dan Kebesaran Zaman Ini versus Anugerah Dalam Kelemahan untuk Gereja Tuhan - Bag. 2

Bukan hanya “kuasa” itu saja yang telah lenyap tetapi tanah yang pada mulanya dirancang Tuhan untuk menghasikan buah bagi manusia kini menjadi musuh dan lawan bagi manusia. Kesombongan manusia, kebanggaannya yang mengakibatkan timbulnya perlawanan tersebut, padahal dulu tanah tersebut diciptakan untuk menjadi sahabat atau membawa berkat bagi manusia. Sekarang akan timbul perang antara manusia dan tanah dimana mereka berada karena kutuk sudah dilepaskan dan manusia harus memilih akankah dia berperang dengan kekuatannya sendiri atau meminta bantuan Tuhan serta kembali menjadi citra dan gambar yang seharusnya seperti pada rencana Tuhan pada awalnya. Ketika dosa semakin besar, maka konflik itu juga akan semakin luar biasa. Karena itulah Tuhan berurusan dengan Kain dalam Kejadian 4:10-12:
10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu;
Alam telah berbalik melawan manusia. Setelah manusia jatuh dalam dosa, kekuatan alam semesta yang semula menjadi kawan bagi manusia akhirnya menjadi lawan bagi manusia itu sendiri. Sejak saat itu manusia mulai menghancurkan dirinya dan juga alam semesta ciptaan yang disediakan bagi mereka. Sampai pada suatu ketika, Tuhan harus menghapuskan semua ciptaannya, kecuali satu keluarga untuk mulai kembali dari awal. Tetapi tampaknya tidak ada kemajuan yang berarti.
Di balik semuanya itu Tuhan mempunyai sebuah rencana. Rencana yang luar biasa. Ia sangat ingin manusia dapat menyadari bahwa mereka tidak akan mampu melawan dosa dengan kekuatannya sendiri. Ia ingin supaya manusia mengijinkan kuasa supranatural-Nya memampukan mereka untuk melakukan pemulihan kepada tujuan penciptaan yang semula. Ia ingin supaya manusia dapat kembali masuk ke dalam hadiratNya dan supaya mereka mengijinkan kuasaNya mengalir dalam hidup mereka, sampai citra atau gambar yang sejati itu pulih sepenuhnya. Ketika citra atau gambar Yehovah itu pulih, rencana Tuhan selanjutnya adalah melalui penginjilan untuk memulihkan manusia setahap demi setahap sampai manusia kembali menjadi citra atau gambar Yehovah. Orang-orang yang tidak percaya akan melihat mereka yang sudah dipulihkan, mereka yang tidak percaya akan melihat citra atau gambar Sang Pencipta tersebut dan mereka akan sangat menginginkan pemulihan itu terjadi dalam diri mereka juga.
Kuncinya sekarang adalah bagaimana cara membuat citra atau gambar itu tampak jelas sehingga manusia akan berhenti berusaha dengan kekuatannya sendiri. Mereka harus berhenti meniru atau membantu Tuhan dan membiarkan Tuhan bekerja secara supranatural untuk melakukan apa yang manusia tidak mampu dilakukannya secara manusiawi. Inilah yang disebut “anugerah atau kasih karunia”. Inilah yang menjadi tujuan Tuhan sesungguhnya ketika Ia menciptakan manusia pertama kali. Alam semesta milikNya menjadi tempat manusia kepunyaanNya, dimana kuasaNya akan bekerja melalui citra atau gambar yang taat. Karenanya, sepanjang Perjanjian Lama kita melihat bahwa orang-orang pilihan Tuhan selalu menubuatkan proses pemulihan itu. Tuhan bahkan mengijinkan orang-orang tertentu mengalami proses itu. Ketika Tuhan mengijinkan bangsa Israel mengalir dalam kuasaNya saat mereka mengijinkanNya bekerja melalui mereka yakni untuk semua hal dimana Tuhan melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka lakukan. Sebagai bangsa, mereka merupakan potret yang akan dialami manusia pada generasi mendatang secara pribadi yaitu anugerah.
Perhatikanlah akan penyingkapan pewahyuan selanjutnya :
1. Proses penuaan dan penyusutan/degredasi adalah demonstrasi dari prinsip kelemahan itu sendiri.Manusia lahir tetapi akan mati suatu hari kelak. Dengarkanlah jeritan manusia ketika lahir saat realitas kelemahan ini masuk dalam kehidupan mereka. Saudara-saudari yang terkasih, jika engkau masih muda, bukan berarti engkau dapat meremehkan akibat proses penuaan. Ketika tubuh menua, masuk pula keputusasaan dan perasaan patah semangat. Manusia yang hidup dengan tidak mengandalkan Tuhan sebagai “Sumber Yang Sejati” ketika mulai menua akan menyadari bahwa mereka membutuhkan suatu kekuatan dari luar diri mereka. Dengarlah jeritan mereka meminta anugerah:

Sunday, January 30, 2011

Kekuatan dan Kebesaran Zaman Ini versus Anugerah Dalam Kelemahan untuk Gereja Tuhan - Bag. 1

Kapan engkau mengisi “data pribadi/curriculum vitae” terakhir kali? Sekarang ini mengisi data pribadi/curriculum vitae tidaklah semudah dahulu. Sekarang ini sudah tersedia jasa dengan orang-orang tertentu yang pekerjaannya khusus untuk membantu kita dalam melengkapi data pribadi kita agar terlihat baik. Bahkan ada pula program komputer khusus yang melakukannya untuk kita. Keduanya memiliki persamaan: memperbesar kelebihanmu bahkan terkadang sampai tingkat yang tidak masuk akal untuk menciptakan “gambaran” yang baik tentang dirimu.
Kini biasanya kita harus mampu melakukan empat hal, supaya dapat menjual diri pada perusahaan yang bonafit dan keempatnya merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Alkitabiah:
1. Engkau harus mengabaikan kelemahanmu.
Tidak ada yang peduli jika engkau meminta terlalu tinggi tetapi engkau harus mengabaikan kelemahanmu dan berdusta untuk menutupinya. Orang-orang zaman ini mengatakan itu adalah strategi marketing yang “kreatif” tetapi Tuhan berkata, “itu adalah dusta” dan engkau yang berada dalam “dusta” apapun, baik dusta yang nampaknya untuk kebaikan maupun dusta yang dipergunakan untuk kejahatan, kebenaran tidak ada dalam dirimu dan posisimu sedang melawan yang Maha Tinggi karena bekerja sama dengan roh pendusta.

Tuesday, January 25, 2011

Mimpi mengenai Pengangkatan – Dream of Rapture

Saudara-saudariku yang terkasih,
Pada tanggal 16 Agustus 2010 saya mendapatkan mimpi yang aneh. Dalam mimpi itu, saya melihat diri saya sendiri dan seorang saudara perempuan saya berjalan beriringan sambil bersenda gurau. Lalu ada seorang pria yang juga sedang berjalan di sisi lain dari jalan itu, tiba-tiba ia menoleh ke arah kami dan berkata, "Hei, pengangkatan (rapture) baru saja terjadi 30 detik yang lalu, dan lihatlah sekarang, waktu telah menunjukkan pukul 1:30 dini hari."
Kemudian pria itu melanjutkan perkataannya,
"Kalian dapat mengambil jalan ke kiri dan kalian akan menemukan banyak saudara-saudara kalian yang lainnya (orang-orang kristen) berada di sana. Jangan pergi ke arah kanan, karena orang-orang di sana telah menerima tanda 666 itu. Pergilah sekarang, aku memberimu waktu 1 menit."
Dengan kebingungan, saya lalu bertanya kepada dia, bagaimana dengannya?
Dia menoleh kembali dan berkata bahwa dialah sang AntiKris yang telah menunggu waktu yang sangat sangat lama untuk hari seperti ini. Saya sangat kebingungan, tapi roh saya berkata, "Lari, nak! Lari!"
Kami berlari menempuh jarak yang cukup panjang tetapi saya sempat menoleh ke belakang dan melihat pria tadi telah berubah menjadi AntiKris. Kami terus berlari dan kami melihat banyak orang yang juga berlarian tak tentu arah. Kemudian kami sampai ke suatu auditorium yang sangat besar, amat sangat besar untuk digambarkan dan menampung banyak sekali orang-orang kristen.
Oh saudaraku, sungguh suatu pemandangan yang mengerikan saya jumpai disitu. Pelayan-pelayan Tuhan yang terkemuka, pria dan wanita yang terkemuka, teman-teman, saudara, kerabat yang saya kasihi, semua berada disana.
Saya sama sekali tidak dapat memahaminya, saya lalu berteriak, "Oh Tuhan!!! Kami semuaa??? Tuhan, apa yang sedang terjadi???"
Kemudian Tuhan membawa saya di dalam Roh untuk melihat dan menilik kelima GerejaNya di hari-hari terakhir.

Sunday, January 23, 2011

MENYUSUTNYA DAN AKHIR DARI DUNIA INI – Seperti Pada Zaman Nuh ( End of The World – As The Days of Noah )

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia" (Matius 24:37).
Para ilmuwan yang mempelajari ilmu fisika sangat pesimis tentang masa depan dari dunia ini. Mereka berkata, melalui hukum thermodinamika kedua, energi kosmos akan habis, dan alam semesta segera berakhir, dengan apa yang mereka sebut dengan "Heat Death." Dr. Ludwig Boltzmann (1844-1906) adalah salah seorang ahli fisika pertama yang memahami hal ini dengan amat jelas. "Heat Death" dalam pengertian para ilmuwan tersebut adalah berakhirnya alam semesta karena kemusnahan energi. Dr. Boltzmann menemukan bahwa seluruh alam semesta akan menyusut/terus berkurang. Ketika ia terus memikirkan pengaruh dari semua itu, dalam studi fisikanya, membuatnya masuk ke dalam depresi yang sangat mendalam dan ia memutuskan untuk bunuh diri. Ia berpikir bahwa ia tidak dapat terus hidup dengan mengetahui bahwa dunia dan segala sesutu yang ada di dalamnya sedang menuju pada kehancuran.
Apakah Dr. Boltzmann sudah gila? Tidak, ia adalah seorang yang berpikir sangat rasional dan realistis. Dunia ini sungguh memang sedang menuju kepada kehancuran total. Namun seorang rasionalis dan realistis seperti Dr. Boltzmann-pun merasa tidak memiliki alasan untuk berharap dan tetap hidup karena tidak mengenal Kristus.
Fisika bukanlah satu-satunya ruang ilmu pengetahuan yang menjelaskan kepada kita bahwa dunia kita ini akan berakhir. Para ahli Biologi juga secara terus menerus mengatakan bahwa segala sesuatu di dunia akan menyusut, mengalami degredasi, semua spesies dan makhluk hidup ataupun bukan. Kita akan kehabisan minyak. Kita tidak akan melihat lagi hujan. Kita tidak akan melihat lagi es di Arctic Circle, seluruh dunia menjadi panas. Setiap spesies dari binatang akan lenyap dalam kematian di depan mata kita. Terlebih lagi kita akan kehabisan air bersih. Dr. Christopher Cagan berkata bahwa tiga puluh atau empat puluh tahun dari sekarang akan ada perang global untuk memperebutkan air bersih, sama seperti keadaan sekarang ini, dimana terjadinya serangkaian perang untuk memperebutkan supply minyak
Dunia sedang kehabisan energi. Dunia akan segera berakhir. Penghakiman Tuhan sepertinya akan segera dijatuhkan.