Thursday, February 24, 2011

KEADAAN AKAN RASA KESEPIAN DI AKHIR ZAMAN DAN GEREJA LOKAL

“Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang” (Lukas 21:25-26).
Yesus mengatakan dua hal yang akan menjadi tanda akan keadaan psikologis di dunia pada akhir zaman. Pertama, Yesus berkata “bangsa-bangsa akan takut dan bingung” (Lukas 21:25). Kata Yunani yang diterjemahkan “bingung” berasal dari akar kata “aporeĊ” yang mempunyai arti “tidak memiliki jalan keluar, menjadi bingung (secara mental)” - Strong’s Concordance #639. Kristus berkata bahwa generasi di akhir zaman ini akan berada di bawah tekanan psikologis yang membingungkan, bingung secara mentalitas, perasaan bahwa tidak ada jalan keluar dari kondisi atau keadaan mereka yang tanpa pengharapan. Kedua, Kristus menubuatkan, “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini” (Lukas 21:26). Kristus berkata bahwa generasi di akhir zaman ini akan menjadi begitu ngeri atau ketakutan ketika mereka melihat “segala apa yang menimpa bumi ini” (Lukas 21:26). Seorang filsuf Francis yang terkenal Jean-Paul Sartre (1905-1980) berbicara tentang ketakutan manusia modern dan perasaan “tidak ada jalan keluar” dalam dramanya yang berjudul, “No Exit” (“Tidak Ada Jalan Keluar”). Sesungguhnya Jean-Paul Sartre sendiri adalah seseorang yang mempopulerkan “eksistensialisme,” yakni suatu filsafat “nihilisme”, kepercayaan akan tidak ada keinginan atau tujuan di dalam hidup.

Thursday, February 3, 2011

Kekuatan dan Kebesaran Zaman Ini versus Anugerah Dalam Kelemahan untuk Gereja Tuhan - Bag. 3

2 Korintus 12:9
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
2 Korintus 12:10
“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Dan menarik kesimpulan ini :
Efesus 6:10
“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.”

Sambil melihat ke belakang, penulis surat Ibrani membuat pengamatan ini tentang para pahlawan iman yang tertulis dalam kitab Ibrani 11 :
Ibrani 11:34
“(Mereka) memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan,

Saudara yang kekasih, Alkitab adalah satu buku yang utuh. Pesan-pesannya tidak pernah berubah. Manusia telah masuk dan mencampuri rencana Tuhan. Tuhan membuat rencana alternatif dalam hatiNya bahkan sebelum dasar dunia diletakkan dan itulah yang disebut “anugerah”. Anugerah membutuhkan satu hal supaya dapat bekerja yaitu supaya manusia menjadi sebuah citra yang mencerminkan kehendak penciptaNya. Jadi, ketika manusia mengijinkan Tuhan menjadi sumber, maka kuasa ini akan mengalir dan membuat manusia sukses, bersukacita dan mengalami damai sejahtera dalam kehidupannya. Tetapi ketika manusia menyimpang dari perannya sebagai penerima atau sebuah citra dari Sang Pencipta maka Tuhan akan membiarkan dia menjadi tuhan bagi dirinya sendiri sampai ia menjumpai kebuntuan dalam masalah mereka, lalu mereka memohon kepada Tuhan untuk menguatkannya kembali dalam penyerahan total. Setiap kali manusia memohon maka kasih Tuhan akan kembali mengambil alih dan manusia itu akan dipulihkan kembali.
Anugerah Tuhan ini didemonstrasikan pada bangsa Israel sebagai suatu bangsa, dan secara pribadi pada setiap orang yang dipakai Tuhan pada lembar-lembar sejarah untuk menunjukkan kemurahanNya. Tapi pada suatu titik, Tuhan mengetahui bahwa manusia harus melihat citra itu secara langsung dan Ia harus membayar harganya supaya citra itu dapat tinggal dalam diri umatNya dan tidak pernah lagi meninggalkan mereka.
Karenanya Tuhan turun ke dunia. Selama 33 tahun, Ia selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan BapaNya. Apa yang dikatakan Bapa, Ia katakan. Apa yang dilakukan Bapa, Ia lakukan. Ia tidak pernah lebih dari citra BapaNya, penuh kemurahan dan kebenaran. Kebenaran tidak pernah berubah. Anugerah tidak pernah gagal. Lalu Ia mengalahkan maut dan kembali kepada Bapa-Nya, sekarang duduk di sebelah kananNya supaya kapanpun manusia gagal menjadi citra yang seharusnya, Ia menjadi perantara bagi kita. Bapa mengampuni kita, lalu kita dapat kembali menjadi agen anugerah kembali.
Kuncinya selalu “kelemahan”. Jadi selama manusia berpikir ia mampu maka ia tidak akan dapat menerima Roh Anugerah atau Roh Kasih Karunia itu. Jika kita memiliki satu ons kesombongan rohani maka kita akan menghambat aliran RohNya dan menolak untuk memberi Dia kesempatan untuk memberikan anugerah yang lebih besar lagi. Seperti yang dikatakan Paulus, proses hidup kekristenan kita termasuk menikmati apa yang disebut kelemahan, perasaan malu, tekanan, penganiayaan, dan keadaan kritis. Jika dipikirkan memang benar-benar sekumpulan hal yang aneh tetapi untuk dirayakan. Lihatlah arti dari kelima kata-kata ini :
1. Kelemahan = astheneia [as – then’ – I – ah]
Kata ini terjemahan bebasnya adalah “kelemahan secara fisik yang disebabkan penyakit atau cacat tubuh”. Kita rela menghabiskan banyak uang, waktu, bahkan menaikkan doa-doa khusus supaya hal-hal ini tidak menimpa kita. Intinya kesehatanlah yang membuat kegiatan sehari-hari menjadi sulit dilakukan. Tetapi Rasul Paulus berkata, “Itu bagus karena ketika aku lemah maka Ia akan kuat di dalamku.”

Tuesday, February 1, 2011

Kekuatan dan Kebesaran Zaman Ini versus Anugerah Dalam Kelemahan untuk Gereja Tuhan - Bag. 2

Bukan hanya “kuasa” itu saja yang telah lenyap tetapi tanah yang pada mulanya dirancang Tuhan untuk menghasikan buah bagi manusia kini menjadi musuh dan lawan bagi manusia. Kesombongan manusia, kebanggaannya yang mengakibatkan timbulnya perlawanan tersebut, padahal dulu tanah tersebut diciptakan untuk menjadi sahabat atau membawa berkat bagi manusia. Sekarang akan timbul perang antara manusia dan tanah dimana mereka berada karena kutuk sudah dilepaskan dan manusia harus memilih akankah dia berperang dengan kekuatannya sendiri atau meminta bantuan Tuhan serta kembali menjadi citra dan gambar yang seharusnya seperti pada rencana Tuhan pada awalnya. Ketika dosa semakin besar, maka konflik itu juga akan semakin luar biasa. Karena itulah Tuhan berurusan dengan Kain dalam Kejadian 4:10-12:
10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu;
Alam telah berbalik melawan manusia. Setelah manusia jatuh dalam dosa, kekuatan alam semesta yang semula menjadi kawan bagi manusia akhirnya menjadi lawan bagi manusia itu sendiri. Sejak saat itu manusia mulai menghancurkan dirinya dan juga alam semesta ciptaan yang disediakan bagi mereka. Sampai pada suatu ketika, Tuhan harus menghapuskan semua ciptaannya, kecuali satu keluarga untuk mulai kembali dari awal. Tetapi tampaknya tidak ada kemajuan yang berarti.
Di balik semuanya itu Tuhan mempunyai sebuah rencana. Rencana yang luar biasa. Ia sangat ingin manusia dapat menyadari bahwa mereka tidak akan mampu melawan dosa dengan kekuatannya sendiri. Ia ingin supaya manusia mengijinkan kuasa supranatural-Nya memampukan mereka untuk melakukan pemulihan kepada tujuan penciptaan yang semula. Ia ingin supaya manusia dapat kembali masuk ke dalam hadiratNya dan supaya mereka mengijinkan kuasaNya mengalir dalam hidup mereka, sampai citra atau gambar yang sejati itu pulih sepenuhnya. Ketika citra atau gambar Yehovah itu pulih, rencana Tuhan selanjutnya adalah melalui penginjilan untuk memulihkan manusia setahap demi setahap sampai manusia kembali menjadi citra atau gambar Yehovah. Orang-orang yang tidak percaya akan melihat mereka yang sudah dipulihkan, mereka yang tidak percaya akan melihat citra atau gambar Sang Pencipta tersebut dan mereka akan sangat menginginkan pemulihan itu terjadi dalam diri mereka juga.
Kuncinya sekarang adalah bagaimana cara membuat citra atau gambar itu tampak jelas sehingga manusia akan berhenti berusaha dengan kekuatannya sendiri. Mereka harus berhenti meniru atau membantu Tuhan dan membiarkan Tuhan bekerja secara supranatural untuk melakukan apa yang manusia tidak mampu dilakukannya secara manusiawi. Inilah yang disebut “anugerah atau kasih karunia”. Inilah yang menjadi tujuan Tuhan sesungguhnya ketika Ia menciptakan manusia pertama kali. Alam semesta milikNya menjadi tempat manusia kepunyaanNya, dimana kuasaNya akan bekerja melalui citra atau gambar yang taat. Karenanya, sepanjang Perjanjian Lama kita melihat bahwa orang-orang pilihan Tuhan selalu menubuatkan proses pemulihan itu. Tuhan bahkan mengijinkan orang-orang tertentu mengalami proses itu. Ketika Tuhan mengijinkan bangsa Israel mengalir dalam kuasaNya saat mereka mengijinkanNya bekerja melalui mereka yakni untuk semua hal dimana Tuhan melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka lakukan. Sebagai bangsa, mereka merupakan potret yang akan dialami manusia pada generasi mendatang secara pribadi yaitu anugerah.
Perhatikanlah akan penyingkapan pewahyuan selanjutnya :
1. Proses penuaan dan penyusutan/degredasi adalah demonstrasi dari prinsip kelemahan itu sendiri.Manusia lahir tetapi akan mati suatu hari kelak. Dengarkanlah jeritan manusia ketika lahir saat realitas kelemahan ini masuk dalam kehidupan mereka. Saudara-saudari yang terkasih, jika engkau masih muda, bukan berarti engkau dapat meremehkan akibat proses penuaan. Ketika tubuh menua, masuk pula keputusasaan dan perasaan patah semangat. Manusia yang hidup dengan tidak mengandalkan Tuhan sebagai “Sumber Yang Sejati” ketika mulai menua akan menyadari bahwa mereka membutuhkan suatu kekuatan dari luar diri mereka. Dengarlah jeritan mereka meminta anugerah: