A humble heart atau sikap rendah hati bukanlah menjadi orang yang membungkuk-bungkuk di hadapan orang lain terutama orang-orang yang lebih tinggi dalam status, otoritas dari kita.
Sikap yang seperti demikian bukanlah suatu keadaan sikap “rendah hati” yang dimaksudkan olen Tuhan tetapi lebih cenderung kepada suatu “gen” dari “nice person complex” dan bukanlah “a humble heart”.
Tetapi a humble heart atau sikap rendah hati yang dimaksudkan oleh Tuhan adalah menyadari ketidakberdayaan, kelemahan dan keterbatasan kita di luar Kristus. (Yoh. 15:5-7, Gal 5:4) dan menyadari segala pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan kita dan bahwa kita seharusnya mati dan terhukum namun demikian menyadari pula akan pengampunan (mercy) dan belas kasihan Allah (grace) yang juga merupakan kasih karuniaNya (favor) kepada kita. (Rm 3:23, 6:6,10-18)
Dengan menyadari bahwa kita adalah ciptaan yang penuh kelemahan dan ketidaksempurnaan namun demikian kita tidak mau membiarkan perasaan mengasihani diri sendiri menguasai pikiran dan emosi kita juga tidak membiarkan perasaan kita selalu merasa terhukum dan fokus hanya kepada hal-hal yang negatif saja karena mengabaikan apa yang telah Kristus lakukan diatas kayu salib agar kita dapat menerima Roh Kasih Karunia/Roh Kudus dan terjebak dalam tipuan iblis. (Yohanes 16:8, Efesus 1:7)