“Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang” (Lukas 21:25-26).
Yesus mengatakan dua hal yang akan menjadi tanda akan keadaan psikologis di dunia pada akhir zaman. Pertama, Yesus berkata “bangsa-bangsa akan takut dan bingung” (Lukas 21:25). Kata Yunani yang diterjemahkan “bingung” berasal dari akar kata “aporeō” yang mempunyai arti “tidak memiliki jalan keluar, menjadi bingung (secara mental)” - Strong’s Concordance #639. Kristus berkata bahwa generasi di akhir zaman ini akan berada di bawah tekanan psikologis yang membingungkan, bingung secara mentalitas, perasaan bahwa tidak ada jalan keluar dari kondisi atau keadaan mereka yang tanpa pengharapan. Kedua, Kristus menubuatkan, “Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini” (Lukas 21:26). Kristus berkata bahwa generasi di akhir zaman ini akan menjadi begitu ngeri atau ketakutan ketika mereka melihat “segala apa yang menimpa bumi ini” (Lukas 21:26). Seorang filsuf Francis yang terkenal Jean-Paul Sartre (1905-1980) berbicara tentang ketakutan manusia modern dan perasaan “tidak ada jalan keluar” dalam dramanya yang berjudul, “No Exit” (“Tidak Ada Jalan Keluar”). Sesungguhnya Jean-Paul Sartre sendiri adalah seseorang yang mempopulerkan “eksistensialisme,” yakni suatu filsafat “nihilisme”, kepercayaan akan tidak ada keinginan atau tujuan di dalam hidup.
Existensialisme adalah filsafat pesimistik dari ketiadaan pengharapan, yang mengajarkan bahwa setiap orang adalah sendirian dalam alam semesta dan tanpa tujuan, tanpa Allah, tanpa pengharapan, dipenuhi dengan kegelisahan.
Dr. Paul Chappell, dalam bukunya, Understanding the Times, berkata, “Apakah engkau bersusah hati? Apakah engkau merasa gelisah? Apakah berita-berita hari ini membuat kekuatiran di dalam hatimu? Apakah engkau menemukan dirimu sendiri terhubung dengan stabilitas pemerintahan, keuangan, masa depan tenaga kerja, dan masa depanmu? Perspektif manusia tidak menawarkan apapun selain skeptisisme, frustasi, dan kekuatiran” (Paul Chappell, D.D., Understanding the Times, Striving Together Publications, 2010, hal. xix).
Billy Graham berbicara tentang Lukas 21:25 dalam bukunya yang berjudul World Aflame (Doubleday and Company, 1965). Billy Graham berkata, “Belum pernah terjadi dalam waktu-waktu sebelumnya ketika orang-orang menjadi begitu gelisah dan kuatir, begitu mudah terluka dan terserang. Para psikiaterpun sebenarnya begitu sibuk dalam menghadapi kegelisahan mereka sendiri dan pada saat yang bersamaan mereka mencoba untuk menolong orang lain dalam menghadapi kegelisahan dan kekuatiran mereka. Banyak rumah tangga hancur di bawah tekanan yang membinasakan dari kehidupan modern zaman ini. Banyak keluarga-keluarga dikhianati oleh anggota keluarga mereka sendiri. Kita benar-benar ada dalam zaman yang berbahaya dari generasi yang dipenuhi masalah dengan gangguan psikologis.” (ibid., hal 217).
Apakah engkau telah membaca tentang mahasiswa muda di Universitas Texas pada tanggal 29 September 2010, Colton Joshua Tooley, yang baru berulang tahun ke sembilan belas tahun, mahasiswa tingkat dua jurusan matematika di Universitas tersebut. Ia digambarkan sebagai mahasiswa yang “brilian,” dan “terhormat.” Ia juga datang dari keluarga baik-baik. Namun Colton Joshua Tooley, sambil mengenakan topeng ski, “melakukan penembakan brutal pada hari Selasa di kampus Universitas Texas tersebut sebelum kemudian ia lari dan masuk ke dalam sebuah pertustakaan dan menembak dirinya sendiri dengan fatal” (The Associated Press, Wednesday, September 29, 2010). Syukurlah tidak ada orang lain yang terbunuh. Namun bagaimana dengan Colton Tooley sendiri? Apakah engkau tahu bahwa bunuh diri saat ini telah menempati posisi nomer dua sebagai penyebab kematian di antara anak-anak muda antara usia 18 dan 25 tahun? Banyak orang tidak mau melakukan hal nekat itu, tetapi banyak anak muda yang berbicara kepada saya bahwa mereka merasa“tidak ada jalan keluar.” Mereka terus mengalami “kebingungan” secara mentalitas, mereka merasa dan melihat bahwa “tidak ada lagi jalan keluar” dari kondisi mereka yang tanpa pengharapan. Dan emosi utama di kalangan banyak anak muda saat ini adalah perasaan kesepian. Seperti banyak yang lainnya, saya yakin bahwa Colton Joshua Tooley pasti merasa sangat kesepian. Meski di kelilingi oleh ribuan mahasiswa lainnya di perguruan tinggi itu namun dia merasa tetap sendiri dan merasa tak seorang pun yang dia bisa harapkan.
Menurut Dr. Leonard Zunin, seorang psikiater terkemuka, masalah yang terburuk pada umat manusia adalah rasa kesepian. Dan Erich Fromm sorang ahli psikoanalisa berkata, “Kebutuhan manusia yang paling mendalam adalah sesungguhnya adalah kebutuhan untuk mengalahkan rasa keterasingannya dan bagaimana meninggalkan penjara kesepiannya,” untuk lari dari kesepian! Dan tidak ada tempat yang lebih sepi dan membuat mereka terasing bagi anak-anak muda zaman ini selain dari pada sebuah kota-kota besar seperti Los Angeles, atau kampus-kampus/ perguruan tinggi, seperti Pasadena City College, Cal State L.A., atau University of Texas, di mana Colton Joshua Tooley memutuskan untuk bunuh diri beberapa waktu yang lalu. Ia merasa begitu kesepian dan merasa bahwa ia tidak dapat keluar dari rasa kesepian itu, bahkan dengan dikelilingi oleh ribuan mahasiswa lainnya. Bagaimana tentang dirimu? Apakah engkau pernah merasa bahwa tidak ada seorang pun yang sungguh-sungguh peduli denganmu atau tak seorang pun yang dapat benar-benar memahamimu sehingga mereka tidak dapat mengerti tentang apa yang engkau rasakan?
Tanpa harapan, rasa kesepian yang banyak dirasakan oleh anak-anak muda memiliki banyak sumber. Orang tua yang terpisah atau orang tua yang bekerja sepanjang waktu sehingga sulit bagimu untuk bertemu. Orang tua tidak ada untuk mereka ketika engkau merasa sangat membutuhkan mereka. Meski engkau mencoba untuk menjangkau mereka melalui berbagai cara termasuk kecanggihan teknologi komunikasi dengan tak henti-hentinya mengirim email, melakukan ratusan kontak dengan handphone, jejaring sosial melalui internet. Namun semua itu tidaklah cukup. Engkau merasa sedang berbicara dengan sebuah mesin, tidak bertemu muka dengan muka dengan seseorang yang nyata. Tidak heran, walaupun teknologi komunikasi terus berkembang namun tidak dapat membantu anak-anak muda untuk lari dari perasaan yang sangat mengerikan, seperti yang gembala saya, Dr. Timothy Lin sebut dengan “kesepian di masa muda.”
Dan bagaimana dengan gereja-gereja lokal masa kini? Saya yakin Colton Joshua Tooley pernah pergi ke gereja. Orang tuanya memberikan nama tengahnya Joshua, nama tokoh terkenal dalam Alkitab. Namun kelihatannya gereja Colton Joshua Tooley gagal mengobati rasa kesepiannya. Gereja-gereja sekarang sungguh perlu untuk lebih memikirkan dalam menjangkau anak-anak muda. Anak-anak muda, orang-orang yang belum menikah seperti Colton Joshua Tooley membutuhkan gereja yang cukup peduli kepada mereka untuk memiliki persekutuan yang memeluk mereka. Gembala saya, Dr. Timothy Lin, sering berkata, “Buatlah gereja menjadi rumah kedua bagimu. Itu akan membantu mengobati kesepian di masa muda.” Saya sepenuhnya setuju dengannya! Itulah sebabnya mengapa gereja-gereja perlu memiliki sesuatu untuk anak-anak muda bila perlu empat malam dalam seminggu! Dan katakan kami di sini untuk Anda!
Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, ke dalam dunia untuk mati di kayu salib untuk membayar penghukuman atas dosa kita, dan mencurahkan Darah-Nya untuk menyucikan kita dari dosa. Yesus telah bangkit secara jasmani dari antara orang mati demi pembenaran kita, dan untuk memberikan kelahiran baru dan hidup yang kekal kepada kita. Namun Yesus tidak pernah menulis buku. Dan Yesus tidak pernah mendirikan sekolah. Satu-satunya institusi yang Yesus ciptakan di bumi ini adalah gereja lokal. Kristus berkata,
“Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:18).
Ia membangun gereja untukmu, untuk membantumu mengatasi rasa dari tanpa pengharapan dan kesepian nihilistik eksistensial dari dunia yang sia-sia dan kosong ini!
Gereja yang Kristus bangun di Yerusalem adalah model kita. Betapa itu adalah tempat kebahagiaan dan sucakita – di gereja yang Kristus bangun di Yerusalem!
“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” (Kisah Rasul 2:42).
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan” (Kisah Rasul 2:46-47).
Itu adalah contoh gereja yang seharusnya kita miliki! Kita adalah sebuah gereja di mana kita “memecahkan roti,” dengan menikmati makan bersama dalam kebahagiaan di akhir ibadah setiap Minggu pagi dan setiap Minggu malam! Kita adalah gereja di mana Injil Kristus menjadi pusat, di mana kita memberitakan kabar baik tentang kematian penebusan Kristus bagi dosa-dosa kita dan kebangkitan-Nya, untuk memberikan hidup kepada kita! Kita adalah gereja yang memiliki acara “makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati” setiap Minggu pagi dan malam. Jika engkau tetap datang ke gereja seharusnya engkau akan menjadi gemuk dengan makanan rohani dan juga makanan yang enak-enak ! Itulah sebabnya mengapa kita berkata tanpa apologi “Mengapa membiarkan diri kesepian? Datanglah ke gereja! Mengapa membiarkan diri tetap terhilang? Datanglah kepada Yesus Kristus, Anak Allah!”
Namun tetap perlu diingat, bahkan gereja tidak benar-benar dapat membantumu mengatasi kesepian eksistensial dan keputusasaan jika engkau hanya datang sekali saja. Engkau perlu datang ke gereja secara teratur agar Kristus dapat memberimu damai sejahtera yang akan mengusir rasa kesepian dan tanpa pengharapanmu dan memberimu sukacita yang tidak pernah engkau rasakan sebelumnya. - Dr.R.L. Hymers, Jr.