Bukan hanya “kuasa” itu saja yang telah lenyap tetapi tanah yang pada mulanya dirancang Tuhan untuk menghasikan buah bagi manusia kini menjadi musuh dan lawan bagi manusia. Kesombongan manusia, kebanggaannya yang mengakibatkan timbulnya perlawanan tersebut, padahal dulu tanah tersebut diciptakan untuk menjadi sahabat atau membawa berkat bagi manusia. Sekarang akan timbul perang antara manusia dan tanah dimana mereka berada karena kutuk sudah dilepaskan dan manusia harus memilih akankah dia berperang dengan kekuatannya sendiri atau meminta bantuan Tuhan serta kembali menjadi citra dan gambar yang seharusnya seperti pada rencana Tuhan pada awalnya. Ketika dosa semakin besar, maka konflik itu juga akan semakin luar biasa. Karena itulah Tuhan berurusan dengan Kain dalam Kejadian 4:10-12:
10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.
12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu;
Alam telah berbalik melawan manusia. Setelah manusia jatuh dalam dosa, kekuatan alam semesta yang semula menjadi kawan bagi manusia akhirnya menjadi lawan bagi manusia itu sendiri. Sejak saat itu manusia mulai menghancurkan dirinya dan juga alam semesta ciptaan yang disediakan bagi mereka. Sampai pada suatu ketika, Tuhan harus menghapuskan semua ciptaannya, kecuali satu keluarga untuk mulai kembali dari awal. Tetapi tampaknya tidak ada kemajuan yang berarti.
Di balik semuanya itu Tuhan mempunyai sebuah rencana. Rencana yang luar biasa. Ia sangat ingin manusia dapat menyadari bahwa mereka tidak akan mampu melawan dosa dengan kekuatannya sendiri. Ia ingin supaya manusia mengijinkan kuasa supranatural-Nya memampukan mereka untuk melakukan pemulihan kepada tujuan penciptaan yang semula. Ia ingin supaya manusia dapat kembali masuk ke dalam hadiratNya dan supaya mereka mengijinkan kuasaNya mengalir dalam hidup mereka, sampai citra atau gambar yang sejati itu pulih sepenuhnya. Ketika citra atau gambar Yehovah itu pulih, rencana Tuhan selanjutnya adalah melalui penginjilan untuk memulihkan manusia setahap demi setahap sampai manusia kembali menjadi citra atau gambar Yehovah. Orang-orang yang tidak percaya akan melihat mereka yang sudah dipulihkan, mereka yang tidak percaya akan melihat citra atau gambar Sang Pencipta tersebut dan mereka akan sangat menginginkan pemulihan itu terjadi dalam diri mereka juga.
Kuncinya sekarang adalah bagaimana cara membuat citra atau gambar itu tampak jelas sehingga manusia akan berhenti berusaha dengan kekuatannya sendiri. Mereka harus berhenti meniru atau membantu Tuhan dan membiarkan Tuhan bekerja secara supranatural untuk melakukan apa yang manusia tidak mampu dilakukannya secara manusiawi. Inilah yang disebut “anugerah atau kasih karunia”. Inilah yang menjadi tujuan Tuhan sesungguhnya ketika Ia menciptakan manusia pertama kali. Alam semesta milikNya menjadi tempat manusia kepunyaanNya, dimana kuasaNya akan bekerja melalui citra atau gambar yang taat. Karenanya, sepanjang Perjanjian Lama kita melihat bahwa orang-orang pilihan Tuhan selalu menubuatkan proses pemulihan itu. Tuhan bahkan mengijinkan orang-orang tertentu mengalami proses itu. Ketika Tuhan mengijinkan bangsa Israel mengalir dalam kuasaNya saat mereka mengijinkanNya bekerja melalui mereka yakni untuk semua hal dimana Tuhan melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka lakukan. Sebagai bangsa, mereka merupakan potret yang akan dialami manusia pada generasi mendatang secara pribadi yaitu anugerah.
Perhatikanlah akan penyingkapan pewahyuan selanjutnya :
1. Proses penuaan dan penyusutan/degredasi adalah demonstrasi dari prinsip kelemahan itu sendiri.Manusia lahir tetapi akan mati suatu hari kelak. Dengarkanlah jeritan manusia ketika lahir saat realitas kelemahan ini masuk dalam kehidupan mereka. Saudara-saudari yang terkasih, jika engkau masih muda, bukan berarti engkau dapat meremehkan akibat proses penuaan. Ketika tubuh menua, masuk pula keputusasaan dan perasaan patah semangat. Manusia yang hidup dengan tidak mengandalkan Tuhan sebagai “Sumber Yang Sejati” ketika mulai menua akan menyadari bahwa mereka membutuhkan suatu kekuatan dari luar diri mereka. Dengarlah jeritan mereka meminta anugerah:
Mazmur 71:9
“Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.”
Mazmur 71:18
“juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.”
Mazmur 90:10
“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buruburu, dan kami melayang lenyap.”
2. Perang antar negara dan krisis bangsa-bangsa mendemonstrasikan kebenaran bahwa hanya Tuhan saja yang sanggup bertindak sebagai pelepas.
Ia harus menjadi kekuatan nasional dari suatu bangsa. Ini adalah kebenaran korporat yang bersumber dari kumpulan iman pribadi-pribadi. Bacalah penjelasan Alkitab:
Keluaran 13:3
“Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana.”
Keluaran 13:14
“Dan apabila anakmu akan bertanya kepadamu di kemudian hari: Apakah artinya itu? maka haruslah engkau berkata kepadanya: Dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kita keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan.”
2 Samuel 22:18
“Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah, dari pada orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku.”
2 Samuel 22:33
“Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata;
3. Para pemimpin umat Allah dan Firman Allah menjelaskan prinsip tentang mengubah kelemahan menjadi kekuatan.
Sejak dahulu kala mereka menunjukkan hubungan antara mencari Tuhan secara pribadi dan menemukan kekuatan di baliknya.
Keluaran 15:2
“TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.”
Ulangan 31:6
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
1 Tawarikh 16:11
“Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!”
2 Tawarikh 16:9
“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”
4. Daud bercerita di sepanjang Mazmur bagaimana ia mengalami proses ini secara pribadi.
Ia memulai dengan menjerit kepada Tuhan supaya Ia mengaruniakan kekuatan untuk menjawab setiap permohonan dan doanya.
Mazmur 18:2
“Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!”
Mazmur 18:32
“Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata;
Mazmur 27:1
“TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?”
Mazmur 33:16
“Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.”
Mazmur 73:26
“Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.”
5. Tuhan memakai proses itu untuk mengubah kelemahan menjadi berkat jika hal ini menyebabkan manusia untuk mencari kekuatan-Nya. Ia menunjukkan bahwa sukses sering mengantar orang pada kekalahan, dan kekalahan sering mengantar orang pada Tuhan.
Ulangan 6:10–12
10 Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakniAbraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu--kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan;
11 rumah-rumah, penuh berisi berbagai-bagai barang baik, yang tidak kauisi; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun, yang tidak kautanami--dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang,
12 maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan.
Yesaya 35:3
“Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.”
Yesaya 40:29–31
29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepadayang tiada berdaya.
30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Rupa Anugerah
Lalu datanglah Yesus, Tuhan sendiri dalam rupa manusia datang ke bumi dalam kelembutan dan kelemahan. Tetapi akan tiba harinya, Ia akan kembali dalam kuasa dan kemuliaan. Tetapi pada awalnya, Tuhan harus mendemonstrasikan konsep dasar dari anugerah. Tuhan menjadi “hamba”, supaya manusia dapat menjadi “raja”. Tuhan datang untuk melayani, supaya manusia dapat diselamatkan. Dia yang tidak berdosa datang dalam penundukan penuh pada kehendak BapaNya sehingga Dia dapat mendemonstrasikan bahwa citra dapat dipulihkan yaitu ketika RohNya berdiam dalam diri manusia itu, manusia dapat kembali taat pada sumber citra dan menjadi Pelita Cahaya Tuhan yang bersinar, sampai orang lain, ketika melihat Cahaya itu, akan kembali pada Bapa.
Itulah mengapa Yesus berkata dalam :
Yohanes 5:19
“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.”
Yohanes 5:30
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Yohanes 8:28
“Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri,
Paulus berbicara tentang Sang Juruslamat :
2 Korintus 13:3
“Karena kamu ingin suatu bukti, bahwa Kristus berkata-kata dengan perantaraan aku, dan Ia tidak lemah terhadap kamu, melainkan berkuasa di tengah-tengah kamu.”
2 Korintus 13:4
“Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan, namun Ia hidup karena kuasa Allah. Memang kami adalah lemah di dalam Dia, tetapi kami akan hidup bersama-sama dengan Dia untuk kamu karena kuasa Allah.”
Lalu Paulus membuat analogi berikut ini :
1 Korintus 1:25
“Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.”
1 Korintus 1:27
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
Lalu ia memberi ilustrasi melalui pengalaman pribadinya :
2 Korintus 10:10
“Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti.”