Ini bukan sesuatu yang engkau miliki. Ini haruslah sesuatu yang menguasaimu. Menguasai setiap pikiranmu, setiap reaksimu, menjadi akar atau dasar dari seluruh keputusanmu, ditanam, dipahat dan dilandasi oleh Firman Tuhan. Alkitab bukanlah buku pegangan yang akan memandu engkau untuk debat-debat teologis. Tetapi itu adalah Firman yang hidup dari Tuhan yang hidup agar kita dapat menjalani hidup yang ilahi. Kecuali Firman itu ada di tempat yang dapat dipakai Tuhan melalui kehidupanmudimana Firman itu dapat direfleksikan, maka jika tidak, engkau seperti sedang meminta kepada Tuhan untuk memberimu makan dari sendok atau wadah yang kosong. Seperti engkau sedang meminta pada seseorang untuk membuat mobilmu berjalan atau mengendarainya bagimu, tetapi engkau tidak mau mengisi bensinnya.
Lambang di antara matamu. Benar sekali! Ini berarti Firman Tuhan itu harus begitu terpatri dalam hatimu, sehingga engkau harus menafsirkan, menilai, melihat, meresponi akan segala sesuatu dalam hidup ini melalui cara-cara Firman, dan bukan sebaliknya, menafsirkan Firman berdasarkan segala sesuatu dalam hidup. Nilai-nilai teologimu seharusnya bukanlah berdasarkan pada pengalaman saja kecuali pengalamanmu dievaluasi atas dasar Firman.
Di ambang pintu rumahmu. Benar sekali! Ini berarti kemanapun engkau melihat, engkau harus melihat Firman Tuhan. Engkau dapat menuliskannya pada kartu-kartu kecil dan menempelkannya di dashboard mobilmu. Engkau dapat merekamnya ke dalam kaset rekaman dan mendengarkannya di mobil. Engkau dapat membuat daftar ayat yang dapat dan telah mengubah hidupmu dan menyimpannya dalam tas, dompet, meja kerja ataupun di laci-laci lemari dapurmu.
Jadi kemanapun engkau pergi, engkau dapat melihat Firman Tuhan. Itu bukanlah sesuatu yang untuk mendapatkannya engkau harus pergi ke gereja. Ulangan 30:11-14 menjelaskan
Ulangan 30: 9-14,
9 TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu --
10 apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."
11"Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh.
12 Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
13 Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?
14 Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.
Ketika engkau membutuhkannya, Firman tidak menjadi sesuatu yang baru engkau kejar dan cari di gereja atau di toko-toko buku kristiani atau hanya melalui rekaman-rekaman CD, DVD dsb. atau selalu segera mencari tuntunan dari seorang konselor atau hamba Tuhan. Memang benar Firman Tuhan itu ada di tempat-tempat tersebut tadi, tetapi yang terutama Firman seharusnya sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.
Perhatikan bahwa semua ayat Firman Tuhan di atas menyebutkan supaya menaruh Firman di dalam mulutmu dan di dalam hatimu. Terjemahan yang lebih baik adalah “di ujung lidahmu.” Jadi engkau tidak perlu mencarinya secara membabi buta ketika musuh sedang menyerang. Engkau juga tidak perlu mengejarnya dengan perasaan panik ketika masalah baru muncul, tetapi engkau telah merenungkannya (=bermeditasi) siang dan malam sehingga Firman itu secara otomatis tinggal dan berdiam di dalammu,menguasai pikiranmu dan sebagai akibatnya yang akan senantiasa muncul pertama kali dari pikiranmu sebagai respons atas apapun adalah Firman Allah.
Ini bukanlah sesuatu yang dapat diraih hanya dalam semalam tetapi ini adalah proses seumur hidup. Namun demikian taidak pernah ada kata terlalu terlambat untuk segera memulai. Dan jangan pernah berhenti setelah memulainya. Mazmur 1 menjelaskan perbedaan yang ditimbulkan pada kita:
Mazmur 1:1-41 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
Perbedaan antara orang percaya di dalam Tuhan dan orang fasik hanyalah tentang ketergantungan dari apa yang mereka taruh dalam pikiran mereka. Mereka yang menyebut dirinya anak-anak Tuhan secara konsisten, dengan sadar akan menghabiskan waktu untuk merenungkan Firman Tuhan, dan bukannya menghabiskan waktu untuk hal-hal lainnya yang salah atau tidak berguna atau dengan bergaul dengan orang-orang yang salah. Anak-anak Tuhan akan merenungkan Firman Tuhan, lalu menjadikannya sebagai pengalaman pribadi, menjadikannya sebagai rhema, dengan satu tujuan di pikirannya yakni mentaati Firman.
Waktu akan terus berjalan dan jika kemudian sesuatu terjadi padanya. Dia akan menjadi orang yang berbeda. Ia tetap menjadi stabil, seperti pohon. Dia bahkan berbuah, seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Ia suka menolong. Buah yang dihasilkannya memberi makan orang lain; ranting-rantingnya menjadi tempat berteduh buat sesamanya.
Mengapa? Apakah karena dia pohon yang bekerja keras? Bukan, karena dia tertanam di tepian sungai, di aliran air. Dia tidak pernah berhenti merenungkan Firman Allah.
Apa manfaat dari meditasi atau perenungan Firman Tuhan bagi kehidupanmu?