Baca : Kejadian 11:31, 12:1 - Ibrani 11:8 - Matius 18:3
“Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga” (Matius 8:11).
Firman Tuhan Yesus Kristus tersebut membuat jelas dalam ayat ini bahwa Abraham, Ishak dan Yakub adalah orang-orang yang telah bertobat. Adalah sangat penting untuk memperhatikan apa yang Kristus katakan bahwa banyak orang akan datang “dari Timur dan Barat” dan duduk makan bersama-sama dengan mereka “di dalam Kerajaan Sorga.” Ini adalah nubuatan mula-mula untuk orang-orang non Yahudi “dari Timur dan Barat” akan bertobat dan masuk ke dalam kerajaan sorga. Kristus membuat pernyataan ini langsung setelah orang non Yahudi (bangsa-bangsa - Gentiles), seorang perwira Romawi, menyatakan imannya di dalam Dia.
Namun saat ini saya tidak akan memfokuskan kepada perwira ini, tetapi saya akan memfokuskan pada kedua patriakh [bapa leluhur Israel] yang Yesus katakan akan ada dalam kerajaan sorga. Dengan tegas Yesus berkata bahwa Abraham dan Yakub akan ada di sana. Itu membuat jelas bahwa Abraham dan Yakub keduanya adalah orang-orang yang telah bertobat.
Namun demikian pikirkanlah latar belakang mereka. Abraham berasal dari keluarga penyembah berhala. Kita mengetahui hal itu dari Kejadian 12:1. Ayah Abraham tidak melakukan apapun untuk mendukung iman anaknya. Ayahnya adalah seorang penyembah berhala, dan justru semua yang dilakukan oleh ayah Abraham adalah untuk merintangi dan mencegah Abraham untuk mentaati Allah (Kejadian 11:31). Jadi, patriakh Isreal yang pertama, yaitu Abraham adalah gambaran dari seorang anak muda yang bertobat dari antara keluarga non Kristen.
Ada banyak dari saudara kita yang telah mengalami persis seperti apa yang dialami oleh Abraham. Orang tua mereka bukanlah orang-orang Kristen, namun mereka datang kepada Kristus – bahkan walaupun keluarga mereka berusaha untuk menghalang-halanginya. Mereka akan duduk bersama dengan Abraham dalam kerajaan sorga karena mereka mentaati Tuhan ketika Ia berkata kepada mereka,
“Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu” (Kejadian 12:1).
Kita mungkin mengenal dan mengetahui beberapa dari mereka yang seperti itu. Bahkan beberapa dari mereka memiliki orang tua yang atheis (dalam pengertian sesungguhnya), ada juga dari Unitarian (dalam pengertian sesungguhnya), beberapa adalah penganut agama Yahudi (dalam pengertian sesungguhnya), beberapa dari Roma Katolik, dan beberapa dari Budha dll. Seperti Abraham, mereka terlebih dahulu harus meninggalkan orang tua mereka yang menentang Yesus. Sama seperti Abraham, oleh iman mereka,
“taat, ketika ia [mereka] dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia [mereka] berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia [mereka] tujui” (Ibrani 11:8).
Ya, mereka akan duduk bersama dengan Abraham, di dalam Kerajaan Sorga.
Namun sekarang saya ingin memfokuskan perhatikan Anda pada orang yang terakhir disebut Tuhan dalam ayat kita ini, yaitu patriakh Yakub. Ia berasal dari latar belakang yang berbeda dari kakeknya, yaitu Abraham. Abraham adalah orang yang pertama dalam keluarganya yang bertobat. Abraham sama seperti seseorang yang datang sendirian, keluar dari dunia, dan masuk ke dalam gereja, dan beroleh keselamatan. Namun tidak demikian halnya dengan Yakub. Ia adalah generasi ketiga dari keluarga yang telah bertobat ini. Kakeknya dan ayahnya keduanya adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Anda perhatikan, Yakub adalah gambaran dari seorang muda yang ada di dalam gereja. Sama seperti Yakub, banyak anak muda yang hidup dan pertobatannya muncul dari dalam gereja.
Sekarang hal ini seharusnya menjadi perhatian anda.
Saya tidak akan membahas kisah Yakub secara rinci karena semua tertulis dalam alkitab. Sama seperti ketika saya menjelaskan tentang Abraham dengan mengallegorikan dia dengan para petobat dari luar gereja, tidak usah diragukan kita mengetahui secara harafiah kasus Yakub mungkin agak berbeda dengan kasus anda. Jadi kita tidak akan merincinya secara detail. Penjelasan diatas sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Yakub berasal dari keluarga yang sama dengan apa yang sekarang ini kita sebut “keluarga Kristen.” Namun, ketika anda membaca kisah hidupnya dalam Kitab Kejadian, anda akan melihat bahwa ia telah bertobat, sama seperti Abraham. Karena dia duduk bersama kakeknya, yaitu Abraham dan ayahnya, yaitu Ishak, dalam kerajaan sorga. Yakub telah bertobat sama seperti mereka. Siapapun anda, dan bagaimanapun keluarga “Kristen” anda, anda juga harus mengalami sendiri keselamatan yang hanya oleh anugerah, dan hanya melalui Kristus, karena:
Saya tidak akan membahas kisah Yakub secara rinci karena semua tertulis dalam alkitab. Sama seperti ketika saya menjelaskan tentang Abraham dengan mengallegorikan dia dengan para petobat dari luar gereja, tidak usah diragukan kita mengetahui secara harafiah kasus Yakub mungkin agak berbeda dengan kasus anda. Jadi kita tidak akan merincinya secara detail. Penjelasan diatas sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Yakub berasal dari keluarga yang sama dengan apa yang sekarang ini kita sebut “keluarga Kristen.” Namun, ketika anda membaca kisah hidupnya dalam Kitab Kejadian, anda akan melihat bahwa ia telah bertobat, sama seperti Abraham. Karena dia duduk bersama kakeknya, yaitu Abraham dan ayahnya, yaitu Ishak, dalam kerajaan sorga. Yakub telah bertobat sama seperti mereka. Siapapun anda, dan bagaimanapun keluarga “Kristen” anda, anda juga harus mengalami sendiri keselamatan yang hanya oleh anugerah, dan hanya melalui Kristus, karena:
“Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat. kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:3).
Jika anda tidak bertobat, anda tidak akan
“duduk makan bersama-sama dengan Abraham… dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga” (Matius 8:11).
Jadi Abraham adalah gambaran dari orang yang diselamatkan dari keluarga non-Kristen. Sedangkan Yakub adalah gambaran dari orang yang bertobat dari antara keluarga Kristen. Sekarang mari kita perhatikan tiga hal berhubungan dengan Yakub. Saya berharap pemikiran-pemikiran ini dapat renungan yang akan membawa anda kepada suatu pewahyuan baru dari Roh Kudus. Saya berharap itu semua tinggal dalam pikiran anda dan bekerja di dalam hati anda.
I. Pertama, Keluarga Yakub bukanlah keluarga yang sempurna
Pernyataan ini mungkin membuat beberapa dari anda yang berasal dari keluarga non-Kristen kaget. Anda mungkin berpikir bahwa keluarga para diaken atau para pemimpin gereja maupun anggota gereja adalah keluarga sudah sempurna. Namun orang-orang yang lahir dalam keluarga Kristen ini tahu betul tentang itu. Mereka tahu bahwa kehidupan keluarga mereka, mungkin saja baik, namun belum dapat dikatakan sempurna.
Saya pernah mendengar seorang hamba Tuhan muda yang baik menyampaikan khotbahnya minggu lalu. Ia adalah pengkhotbah Baptis generasi ketiga. Kakeknya adalah seorang pengkhotbah. Ayahnya adalah seorang pengkhotbah. Ia sendiri sekarang adalah seorang pengkhotbah. Tampaknya kehidupan keluarganya sudah sempurna ? Ia menceritakannya dalam khotbahnya bahwa keluarganya tidaklah sempurna. Sebagai anak seorang misionaris, ia sudah berpindah-pindah ke sekolah yang berbeda sebanyak dua belas kali sebelum akhirnya ia baru dapat tamat SMU. Ia selalu menjadi “murid baru.” Ia juga menyinggung ketidaksempurnaan yang lain dalam keluarganya.
Saya juga membaca khotbah dari orang yang telah dijuluki sebagai “prince of preachers”, yaitu C.H. Spurgeon. Khotbah itu berjudul, “Household Sin and Sorrow.” Itu adalah tentang dosa dan kekurangan keluarga “Kristen” di mana Yakub dilahirkan dan bertumbuh. Spurgeon berkata bahwa Ishak, ayah Yakub kurang percaya kepada Allah. Ia berkata bahwa Ribka, ibu Yakub “harus menciptakan suatu rencana.” Ada banyak ketegangan dalam rumah tangga mereka, rumah di mana di dalamnya Yakub bertumbuh. Bacalah Kejadian pasal dua puluh tujuh. Rumah tangga itu penuh dengan ketegangan. Orang tua mereka jauh dari sempurna.
Ketika saya membaca komentar Spurgeon mau tidak mau saya harus berpikir tentang masa kanak-kanak pengkhotbah ini sendiri. Ayahnya dan kakeknya adalah pengkhotbah. Kita tahu bahwa orang tua Spurgeon mengirim dia untuk tinggal bersama dengan kakeknya. Tidaklah jelas mengapa mereka melakukan itu. Kita tahu bahwa ayahnya tidak sungguh yakin akan baptisannya. Kita tahu bahwa, dalam kehidupan berikutnya, saudara Spurgeon sendiri (yang juga adalah seorang gembala dan asisten Spurgeon), bekerjasama dengan orang-orang yang mencela pengkhotbah besar itu. Oleh sebab itu, kita dapat menyimpulkan bahwa Spurgeon memahami sesuatu dari pengalamannya sendiri berhubungan dengan khotbahnya yang berjudul “Household Sin and Sorrow” (Dosa dan Dukacita Rumah Tangga). Namun Spurgeon telah bertobat. Apapun masalah yang terjadi dalam rumah tangganya pada masa mudanya, semua itu tidak menghalanginya untuk datang kepada Kristus.
Keluarga Yakub tidaklah sempurna. Apakah keluarga Kristen anda sempurna? Jika tidak, anda sama dengan Yakub. Ya, keluarga Yakub bukanlah model keluarga Kristen ideal. Banyak orang Kristen mengalami hal itu. Spurgeon mengalami banyak kesedihan oleh karena penyakitnya terlebih ketika kedua anak laki-lakinya sedang bertumbuh. Ia mengalami depresi yang luar biasa berhubungan dengan kesehatannya. Istrinya menjadi cacat sejak melahirkan putra kembarnya itu. Spurgeon harus mengalami banyak dukacita dalam rumah tangganya. Namun kedua puteranya itu bertobat. Dan keduanya menjadi pengkhotbah Baptis.
Berbagai kesulitan yang dialami oleh Yakub dalam keluarganya ketika ia masih kecil tidak menghalanginya untuk bertobat. Ini adalah perlajaran agung dari Kitab Suci bagi anda yang ada di sini malam ini yang lahir dari keluarga Kristen, namun belum bertobat.
II. Kedua, Yakub menjadi sadar bahwa ia perlu Tuhan.
Ketika saya berkata bahwa kita tidak akan membahas kehidupan Yakub secara detail, karena kita sudah mengetahui dari apa yang tertulis di alkitab bahwa Yakub adalah orang yang sedang bertumbuh dewasa ketika akhirnya ia menjadi sadar akan kebutuhannya akan Allah. Pada suatu malam ia terbangun dan gemetar. Ia berkata,
“Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya” (Kejadian 28:16).
Itu mengingatkan saya akan pengalaman salah satu hambaNya, Dr. Cagan. Ia dulunya adalah seorang atheis. Kemudian pada suata malam, ketika ia sendirian di kamar motel, Cagan berkata, “Saya tidak dapat tidur. Saya telah menolak segala sesuatu yang telah saya dengar tentang Allah – namun apakah saya itu benar?... Saya berseru, ‘Tuhan, ampuni saya.’ Itu adalah pertama kalinya saya pernah berdoa dalam hidup saya… tetapi saya belum menjadi orang Kristen saat itu juga.” Di sana, di dalam kesendirian saya di dalam kamar motel yang gelap itu, Allah menjadi nyata bagi Cagan untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Namun ia belum menjadi orang Kristen. Setelah dua tahun lamanya ia mengalami pergumulan itu di dalam hatinya, akhirnya kesombongannya dihancurkan dan ia datang kepada Yesus
Saya telah memikirkan tentang pertobatan Dr. Cagan berulang kali, ketika saya membaca dan menuliskan kembali kisahnya dalam buku, From Darwin to Design. Setiap kali saya membacanya kembali kesaksian Dr. Cagan saya teringat akan Yakub.
“Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga.” (Kejadian 28:16-17).
Namun, Yakub, sama dengan Dr. Cagan tidak langsung bertobat pada malam itu juga. Namun paling tidak ia sudah terbangun atau sadar! Paling tidak ia telah merasa ngeri dan takut akan Allah! Apakah masih seperti itukah keadaan anda? Dapatkah anda berkata, “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya”?
Ketika seorang muda dibangunkan atau diinsafkan, seperti Dr. Cagan dan Yakub, Allah menjadi objek yang mengendalikan hidupnya. Mungkin ada orang yang lebih tertekan sebelum ia mengambil keputusan untuk bertobat dan ada yang lebih sulit untuk melakukannya dari pada yang dialami oleh Yakub dan Dr. Cagan. Namun ketika anda dibangunkan atau diinsafkan, anda mulai menyadari realitas kebesaran dan kesucian Allah. Anda mulai sadar akan kondisi anda yang telah rusak dan penuh dosa. Anda mulai mengetahui bahwa hati anda
“begitu licik, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu” (Yeremia 17:9).
Anda mulai bertanya kepada diri anda sendiri,
“Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?” (Ayub 25:4).
Pikiran-pikiran seperti ini mulai mengisi pikiran Yakub, dan terus mewabah dalam dirinya sampai ia merendahkan diri dan bertobat.
III. Ketiga, Yakub akhirnya bertobat.
Pada poin ini, kita diberitahu bahwa,
“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing” (Kejadian 32:24).
Ini berbeda Ini berbeda dengan malam pertama, ketika Allah menjadi begitu nyata baginya. Selanjutnya, beberapa waktu kemudian, Yakub bergumul dengan pre-inkarnasi Kristus. Ia “bergulat” dengan Kristus sepanjang malam. Lagi, kisah tentang Dr. Cagan menghampiri pikiran saya. Cagan berkata,
Suatu Jum’at malam di UCLA, saya sedang berjalan sendirian melalui gedung pertemuan mahasiswa ketika mata saya tertuju kepada tanda pengumuman tentang akan diadakannya kebaktian kebangunan rohani. Itu menarik perhatian saya, sehingga saya mendekatinya… saya telah banyak kali menghadiri kebaktian kebangunan rohani dan saya tahu bahwa saya perlu percaya Yesus. Akhirnya suatu Jum’at malam itu saya berpikir, “Saya harus percaya kepada Yesus malam ini atau saya akan kembali ke dalam cara hidup saya yang lama.” Kemudian saya mulai berpikir, “Tidak, saya tidak mau kembali kepada kehidupan saya yang penuh dosa. Saya mau percaya Yesus malam ini juga.” Dan seperti itulah yang terjadi.
Momen ini memimpin dia ke apa yang ia sebut dengan “two years of mental agony” (dua tahun hidup dalam tekanan batin). Ia berkata,
Saya menggumulkan [firman-Nya] selama berbulan-bulan setelah Tuhan menjadi begitu nyata bagi saya. Saya hanya dapat menjelaskan periode ini dalam hidup saya sebagai dua tahun hidup dalam tekanan batin. Saya telah ditarik ke satu jalan dan kemudian sepanjang waktu itu saya mengalami kebingungan dan tekanan batin yang amat mendalam.
Betapa miripnya pengalaman Dr. Cagan ini dengan pengalaman Yakub – sampai suatu malam yang fatal ketika pemberontakan hatinya bergumul dan bergulat dengan Kristus, dan Dr. Cagan “disalibkan bersama Yesus Kristus dalam tindakan iman yang sederhana di dalam Dia.” Dan itu persis seperti apa yang terjadi pada Yakub. Dan Allah berkata kepadanya,
“Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub [penipu], tetapi Israel [kesayangan Tuhan]” (Kejadian 32:28).
Perubahan namanya, dari Yakub menjadi Israel, menggambarkan pertobatannya di dalam Kristus Yesus. Cagan telah datang kepada Kristus dalam tindakan iman yang sederhana. Yakub telah melakukan hal yang sama. Ini adalah apa yang Alkitab sebut dengan “pertobatan.”
Sekarang, saya ingin menyimpulkan ini dengan tiga pemikiran sederhana. Saya akan mengulanginya kembali. Itu semua merupakan pemikiran yang penting bagi banyak orang terutama anak-anak muda yang bertumbuh di gereja dan yang belum mengalami pertobatan. Pertama, jika keluarga Kristen anda tidaklah sempurna, ingatlah bahwa keluarga Yakub juga tidak sempurna. Namun ingat bahwa kekurangan orang tua anda tidak harus menghalangi anda untuk melihat realitas Allah. Kedua, Yakub menjadi sadar dan memerlukan Tuhan dan itu membuatnya bergumul dalam tekanan batin yang mendalam untuk waktu yang lama – ia menyadari di dalam hatinya bahwa ia adalah orang berdosa yang belum diselamatkan. Ketiga, Yakub bergulat dengan Kristus sendirian di suatu malam, dan akhirnya ia percaya kepada Dia. Ia datang kepada Kristus dalam tindakan iman yang sederhana. Namanya, hidupnya dan masa depannya diubah untuk selama-lamanya oleh Anak Allah.
Pada pukul 3:30 pagi sampai malam, ketika saya merenungkan tentang hal ini. Pikiran saya dipenuhi dengan kebangunan dan pertobatan Yakub. Saya juga berpikir tentang kebutuhan anda akan Kristus. Pikiran saya dipenuhi dengan kata-kata Spurgeon. Dan saya sepertinya harus menyimpulkannya dengan mengutip komentar seorang pengkhotbah terkenal yang bernama W. Robertson Nicoll tentang Spurgeon. Ketika Spurgeon meninggal, Nicoll memberikan penjelasan berikut ini, yang menjadi inspirasi tema khotbah saya malam ini. W. Robertson Nicoll berkata,
"Mr. Spurgeon selalu menjelaskan keselamatan sebagai sesuatu yang ajaib dan supernatural – menang melalui peperangan dan pergumulan yang mendalam dan pakaian yang digulung dalam darah. Darah Kristus itu harus menjadi salah satu kekuatan dalam alam semesta ini bagi kita adalah sesuatu yang melampaui akal [melampaui pikiran fana kita]. Kemenangan keselamatan agung ini adalah pasti…dan itu secara mutlak bergantung pada Tuhan, kepada anugerahNya. Itu tidak bergantung pada manusia, atau kehendak daging. Para pendengar Mr. Spurgeon kebanyakan salah menanggapinya, namun Allah tidak memilih seseorang berdasarkan kebaikan dan pertimbangan manusia. Pilihan mereka adalah oleh karena anugerah. Dan ketika Ia memilih mereka, Ia akan memelihara mereka." (W. Robertson Nicoll, jacket cover, The Metropolitan Tabernacle Pulpit, volume 40, Pilgrim Publications, 1975 reprint).
Dan itu adalah inti dari semua ini. Keselamatan adalah hal yang ajaib dan supernatural – “menang melalui peperangan dan pergumulan yang mendalam dan pakaian yang digulung dalam darah.” Apakah anda menginginkan itu? Apakah anda memikirkan Kristus? Maka saya berdoa dengan segenap hati saya agar anda menemukan Dia yang sangat mengasihi anda. Ketika anda datang kepada Kristus dan menyerahkan hidup anda kepadaNya, maka anda akan menjadi salah satu dari orang-orang ini
“Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga” (Matius 8:11).
I. Pertama, Keluarga Yakub bukanlahkeluarga yang sempurna, lihat Kejadian 27
II. Kedua, Yakub menjadi sadar bahwa ia perlu Tuhan, Kejadian 28:16,17 - Yeremia 17:9 - Ayub 25:4
III. Ketiga, Yakub akhirnya bertobat, Kejadian 32:24, 28.
Dr. R. L. Hymers, Jr.