Shalom,
Krisis keuangan dunia yang membawa dampak penurunan daya beli masyarakat dan menurunnya angka produk domestik bruto di negara-negara di muka bumi pada tahun 2009 ini sebetulnya sudah terlihat dari tahun 2007 pada saat subprime mortgage di Amerika diterjang badai himpitan kegagalan pengembalian kredit yang beruntun.
Memasuki tahun 2008 membuat sektor keuangan, bank, jasa dan manufaktur mengalami kebangkrutan bukan saja di Amerika serikat tapi membawa imbas keseluruh dunia di mana sekitar 50 juta angkatan kerja kehilangan pekerjaan..
Awal oktober 2008 bursa saham New York terjun bebas dengan penurunan sebesar 777 point dengan total kerugian sebesar 1.4 triliun US Dollar. Di belahan bumi yang lain bursa saham Jakarta anjlok sehingga para investor mengalami kerugian antara Rp 300 milyar sampai Rp 500 milyar per hari membuat para petinggi bursa saham Indonesia menghentikan perdagangan.
Sampai awal February 2009 sudah 27 Bank di Amerika ditutup oleh authoritas Federal deposit insurance corp., perusahaan asuransi besar American International Group[AIG], General Motor dan perusahaan automotif lainnya sudah diambil alih dan sedang menunggu di ambil alih oleh pemerintah Amerika Serikat karena apabila tidak dilakukan, kerugian dan dampak sosial akan sangat luar biasa.
India baru memutuskan hubungan kerja 1,5 juta karyawan karena penurunan export hal yang sama dengan Indonesia.
Menurut Bank Dunia ada 800 juta penduduk bumi memiliki pendapatan 1 USD per hari, dan 2 milyar penduduk bumi memiliki pendapatan kurang dari 2 USD per hari.
Di Mesir masyarakat melakukan protes di jalan-jalan karena harga gandum yang melonjak. Juga dialami masyarakat Bangladesh, Haiti, Korea Utara, Mozambique, Ethopia.
Melihat data-data di atas hari-hari ini Tuhan sedang melakukan penghakiman terhadap sistem keuangan dunia yang puncaknya akan terjadi sebagaimana di tulis dalam Wahyu 18 : 21 bahwa Babel tidak akan bangkit lagi. Kenapa sektor keuangan mengalami penghakiman yang membuat para ahli keuangan dan pakar ekonomi tidak bisa mencari jalan keluar secara cepat sebagaimana saat mereka menerapkan sistem keuangan yang semuanya ingin menghasilkan laba secara cepat. Karena di hari-hari terakhir ini Tuhan Yesus sudah mengingatkan kepada dunia dalam Wahyu 18 : 3 bahwa bangsa-bangsa , pemimpin pemerintahan, pedagang telah minum anggur hawa nafsu cabulnya dalam menjalankan sistem keuangan dunia juga meraih kekayaan dengan keserakahan dan konspirasi. Hal ini bisa terlihat dengan jelas dalam sistem Kredit Pemilikan Rumah di Amerika yaitu Sub Prime Mortgage sejenis KPR yang tidak layak secara normatif tapi di rekayasa dengan suatu sistem yang kelihatan canggih dan aman tapi rentan karena melanggar prinsip azas ketaatan dan kepatutan perbankan melibatkan Bankir, Perusahaan Sekuritas Wall Street, Perusahaan Rating, Perusahaan Asuransi, mereka mengubah KPR tidak layak menjadi BOND atau surat berharga yang di jual ke Investor, Hedge Fund Manager, Perusahaan Asuransi dan Yayasan Dana Pensiun yang kemudian tidak bisa menarik kembali dana yang jatuh tempo akibatnya menghasilkan efek berantai maka terjadi krisis Global sekarang ini.
Nabi Yeremia 2600 tahun dalam kitab Yeremia 25 :15 yang lalu telah bernubuat tentang hari-hari ini di sekitar Israel, Mesir, Filistin, Gaza, Edom, Moab, Amon, Tirus, Sidon dan bangsa Utara artinya bangsa bangsa di dunia sedang meminum anggur kehangatan amarah Tuhan karena sistem keuangan dunia sudah tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan melainkan ketamakan dan amoral bahkan di ayat 27 di tuliskan bangsa-bangsa akan rebah dan tidak bangun lagi, bisa di lihat dari rencana stimulus ekonomi yang diajukan presiden George Bush tahun 2008 sebesar 700 milyar USD ditolak oleh kongress sehingga bursa saham New York jatuh dan diikuti oleh kejatuhan nilai saham di bursa saham regional sebaliknya paket stimulus yang lebih besar yaitu sejumlah 825 milyar USD di tahun 2009 ini yang diajukan oleh presiden terpilih Barack Obama di setujui oleh wakil rakyat Amerika juga di ikuti oleh negara-negara lain. Artinya dunia sedang menggali lubang hutang yang lebih besar sebagai fondasi ekonomi dunia ke depan dengan dibayangi oleh nilai mata uang yang menurun dan saat fondasi tersebut sudah tidak bisa menahan sistem yang ada, maka Firman Tuhan yang mengatakan Babel tidak akan bangkit sungguh merupakan suatu kebenaran yang mutlak. Bagi orang percaya yang merupakan bagian dari Gereja Tuhan selama masih ada di bumi dalam melakukan interaksi dengan market place tetap akan berpegang kepada Wahyu 18 ayat 4 yaitu pergilah kamu, hai umatKu, dimana kita harus keluar dari pola pikir sehari-hari yang di pengaruhi sistem dunia dan mau hidup diatas sistem dunia bukan didalam sistem dunia dengan menjadikan Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik yang membawa domba-dombaNya ke padang rumput yang hijau dan ke air yang tenang secara supernatural.
Barukh Adonai ha-mevorakh le-olam va-ed
Joel Z Harahap