Generasi muda sekarang ini adalah generasi yang terhilang. Tidak ada generasi manapun di dalam sejarah yang dengan hebatnya dilanda oleh wabah seks, obat bius, minuman keras, keserakahan, pembunuhan dan bunuh diri, depresi dalam usia yang semakin muda seperti sekarang ini. Pertanyaan saya: siapakah yang harus dipersalahkan?
Setiap orang tahu bahwa sesuatu yang mengerikan sedang terjadi pada angkatan generasi muda jaman ini. Kejahatan dan kekerasan telah menjadi suatu hal yang biasa, sehingga banyak gedung sekolah dan universitas-universitas yang dilengkapi dengan alat pendeteksi senjata. Murid laki-laki kelas satu SLTP bisa mendapatkan senjata api dengan mudahnya dan membantai teman sekelas mereka tanpa rasa penyesalan sama sekali.
Sistem pendidikan itu sendiri telah tercemar dan mengalami banyak penyimpangan. Guru-guru memperkenalkan ateisme, teori evolusi, gaya hidup homoseksual, pergaulan bebas, dan sikap anti agama yang militan kepada murid-muridnya. Seorang guru tidak diperbolehkan menaruh Alkitab di atas mejanya, tetapi dia diijinkan untuk menggelar buku-buku yang topiknya berkisar dari paham komunis sampai ke pornografi.Sejak sistem hukum di Amerika menolak kehadiran Allah di sekolah-sekolah, setan telah mengambil alih sekolah-sekolah itu, demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya. Tetapi saya yakin bahwa bukanlah sistem sekolah yang tercemar yang mencelakakan anak-anak kita.
Seluruh lapisan masyarakat kita sedang mengalami kemerosotan moral (II Timotius 3:1-5). Program-program kebudayaan dan pameran-pameran seni telah menjadi kotor dan vulgar; sehingga ketidaksenonohan menjadi hal yang sangat biasa. Bahkan pemimpin-pemimpin yang terpandang di kalangan pemerintahan dan dunia bisnis menggunakan kata-kata yang keji dengan bebas. Mereka menghujat Kristus dan menyumpahi nama Allah dengan seenaknya, menjadikannya kata-kata seruan dan gurauan tanpa rasa hormat dan gentar sama sekali terhadap Allah yang hidup.
Kemerosotan moral generasi ini telah menjadi sedemikian gentingnya sehingga bahkan kaum ateis yang liberal pun mengakui bahwa fondasi-fondasi moral kita sudah dalam keadaan terancam. Tetapi bukanlah masyarakat kita yang bejat yang mencelakakan anak-anak kita.
Seluruh media massa sekarang ini tampaknya telah dikontrol oleh iblis. Hampir semua saluran TV milik iblis, dengan setan sendiri yang menjadi eksekutif utamanya. Video-video musik sekarang ini tidak lain merupakan pornografi yang menjijikkan dengan lirik-lirik lagu yang keji dan tak bermoral, demikian pula film-film berbau kekerasan, kelicikan, sihir dan mantera-mantera yang tersembunyi pada anak-anak usia sangat dini, yang semuanya mengajarkan dan menyampaikan pesan yang menentang Firman Tuhan dan hal itu sangat mendukakan hatiNya.
Tentu engkau akan berpikir, betapa dalamnya kerusakan dan pengaruh iblis atas orang-orang yang menyebarkan segala kebobrokan dan penyimpangan moral tersebut kepada seluruh generasi jaman ini. Orang-orang tersebut pastilah sebelumnya telah merusak hidup mereka sendiri dan merekapun juga bermaksud untuk merusak generasi yang akan datang dan orang lain. Akan tetapi, isi musik dan film-film yang kejipun tidaklah sepenuhnya bertanggung-jawab atas celakanya generasi muda.
Dalam dunia periklanan, seks melariskan segala sesuatu yang dipasarkan. Tiada tindakan mesum yang dianggap dosa lagi. Segala sesuatu dihalalkan, dan dengan berlalunya waktu, dunia semakin tenggelam dalam kesesatan. Dan semuanya ini dipromosikan oleh media yang dengan diam-diam dibantu oleh kuasa kegelapan. Akan tetapi, sejelek-jeleknya moralitas perusahaan-perusahaan periklanan saat ini, mereka tidak dapat dipersalahkan sebagai penyebab utama dari rusaknya generasi muda kita.
Kita mungkin bertanya-tanya tentang dampak dari gereja yang mati secara rohani dan berkompromi dengan dosa, yaitu dengan membawa kekotoran duniawi ke dalam rumah Allah. Sekarang ini, ada banyak gereja-gereja yang hanya menjalankan ibadah rutinitas agamawi tanpa kehadiran kuasa Roh Kudus dalam setiap pertemuan umat Tuhan. Gereja-gereja mereka telah menjadi kerangka-kerangka gedung yang kosong, secara lahiriah mereka menjalankan ibadah tetapi tidak ada kuasa di sana. Dan kebaktian-kebaktian mereka telah menjadi sangat hambar sehingga anak-anak muda berbondong-bondong meninggalkan kebaktian. Pemuda-pemudi dibiarkan berpikir bahwa kekristenan tidak ada relevansinya sama sekali dengan hidup mereka dan tanggung jawabnya terhadap pengadilan surgawi suatu hari kelak.
Banyak pemimpin puji-pujian yang telah mengganti lagu-lagu rohani dengan musik rock ala MTV yang menyebut Yesus dengan sepintas lalu saja. Dan bukannya mempersembahkan ibadah yang suci, gereja-gereja sekarang malah mempertunjukkan konser-konser musik punk-rock, yang berpenampilan mengkompromikan segalanya dengan cara-cara duniawi, mencemari rumah Allah tanpa mengerti arti kekudusan dan menghormati Allah dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Tetapi, bagaimanapun keringnya dan duniawinya gereja yang berkompromi dengan dosa, gereja semacam ini bukanlah faktor utama yang menyebabkan celakanya anak-anak kita.
Banyak orang tua termasuk orang Kristen yang menyalahkan hal-hal tersebut di atas sebagai penyebab terhilangnya generasi muda kita. Ketika anak-anak mereka tersesat dan berpaling pada obat bius atau minuman keras atau menjadi pemberontak, orang tua tersebut marah terhadap sekolah-sekolah, pemerintah, media massa, gereja, dan teman sebaya anak-anak mereka. Banyak di antara mereka yang akhirnya memindahkan anak-anaknya dari sekolah-sekolah negeri ke sekolah-sekolah Kristen. Tetapi, sering kali pemberontakan anak-anak tersebut malah makin menjadi.
Bahkan para orang tua yang belum percaya pada Tuhan Yesus pun bertindak seperti itu. Mereka tidak acuh akan agama tetapi mereka mengirim anak-anak mereka ke Sekolah Minggu, dengan harapan bahwa Sekolah Minggu akan menanamkan ajaran-ajaran yang positif di dalam hati anak-anak mereka. Mereka berharap bahwa hanya dalam satu jam setiap minggu, guru-guru Sekolah Minggu akan mampu mengubah dan menyulap anak-anak mereka dari pemberontak menjadi malaikat. Tetapi jika hal ini tidak terjadi, para orang tua ini segera akan menyalahkan gereja karena kekacauan yang ditimbulkan oleh anak-anak tersebut di dalam rumah tangga mereka.
Siapakah yang Harus Dipersalahkan atas Kesesatan Anak-anak Kita?
Faktor-faktor yang saya sebutkan di atas memang memegang peranan dalam hal rusaknya generasi muda kita. Tetapi bukan hanya sekolah, kebudayaan, media, musik yang keji, atau gereja yang agamawi yang menjadi penyebabnya. Sesungguhnya, tanggung-jawab atas generasi muda ini terutama terletak pada orang tua. Keluarga merupakan tempat di mana benih-benih pemberontakan dan kekejian ditaburkan.
Saya harus bertanya kepada para orang tua: di manakah anak-anakmu ketika engkau berpergian ke sana kemari untuk mengejar berkat, sedang apakah mereka dan bersama siapakah mereka dalam waktu maksimal setiap harinya? Apakah engkau telah memberikan perhatian yang cukup kepada mereka ? Engkau mungkin dapat bersaksi bahwa Allah telah mengubahkanmu menjadi seorang yang sangat rohani dan telah membangkitkan semangat pelayananmu tetapi jika rumah tanggamu kacau suasananya dan kelakuan anak-anakmu memberontak, maka engkau lebih buruk dari orang yang tidak mengenal Allah (I Timotius 5 : 4b, 8 ).
Jika engkau meyakini telah mengalami jamahan kuasa Allah dalam hidupmu, apakah hal itu justru telah membuatmu lebih terbeban untuk memperhatikan keluargamu? Jika engkau tidak mengalami hal ini, bagaimana mungkin engkau dapat duduk di rumah Tuhan dan menikmati kehadiran-Nya hanya untuk kepentingan diri sendiri lalu pulang ke rumah tanpa peduli akan kegelapan yang sedang menimpa keluargamu ?
Saya tidak sedang meremehkan kebaktian-kebaktian kebangunan rohani atau manifestasi-manifestasi ilahi. Saya sendiri telah mengalami kebangkitan-kebangkitan rohani yang murni dan jamahan serta dorongan kuasa Roh Kudus. Sebagai seorang penginjil, saya tahu bahwa Roh Kudus menyatakan diri-Nya di dalam diri kita untuk menghancurkan kesombongan kita, menyingkapkan ketidakacuhan jiwa kita, dan memperbaharui roh kita. Saya juga tidak sedang menyalahkan orang tua atas semua pemberontakan anak-anak muda namun orang tua memegang peranan penting dalam meletakkan dasar-dasar kebenaran Tuhan dalam setiap hidup anak-anak mereka dan menemaninya selama mereka masih ada dalam otoritasmu sebagai orang tua, untuk menjaganya dari segala jebakan dan pengaruh jahat iblis yang sedang disebarkan dengan dahsyatnya pada hari-hari akhir ini kepada generasi kita yang akan datang.
Sekarang ijinkanlah saya untuk memberikan suatu definisi dari kebangunan rohani yang sejati: kebangunan rohani yang sejati terjadi ketika tembok-tembok dan pintu-pintu gerbang yang menjaga rumah Allah dipulihkan. Dan tembok-tembok itu termasuk pintu-pintu rumah tangga orang Kristen. Baiklah akan saya jelaskan.
Kitab Nabi Nehemia Memberikan Gambaran yang Jelas tentang Apa yang Terjadi pada Gereja di Masa Kehancuran dan Apostasi
Ketika Nehemia dan 43.000 orang Yahudi yang cinta tanah air pulang ke Yerusalem, mereka mendapati kota mereka dalam keadaan hancur total. Tembok-temboknya roboh dan pintu-pintu gerbangnya sudah tidak ada lagi, sehingga penduduk Yerusalem tidak mempunyai perlindungan terhadap musuh mereka. Dan dengan beruntun musuh-musuh, yaitu Sanbalat, bangsa Amon, penjahat-penjahat, dan pencuri-pencuri, menjarah kota itu dengan semaunya.
Musuh-musuh ini telah diberi kekuasaan penuh sebagai akibat dari kemurtadan bangsa Israel dan ketidaktaatan mereka terhadap Firman Allah. Nehemia menulis, "... karena dosa-dosa kami. Mereka [musuh-musuh kami] itu memerintah sekehendak hati atas diri kami dan ternak kami, sehingga kami dalam kesesakan besar" (Nehemia 9:37).
Dalam hal ini, Yerusalem merupakan tipe dari gereja Yesus Kristus di masa kini. Seperti halnya dengan bangsa Israel, banyak orang Kristen yang sepenuhnya berada dalam belenggu dosa. Dan dosa yang ada di dalam rumah Allah telah mengakibatkan kesesakan dan ikatan-ikatan perhambaan, menyebarkan racun ke seluruh tubuh Kristus.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Hal ini terjadi karena tembok-tembok kebenaran sudah dirobohkan. Tembok-tembok ini adalah kubu-kubu perlindungan yang didirikan ketika orang-orang percaya berpegang teguh pada Firman Allah. Dosa kita dan sikap berkompromi dengan dosa menyebabkan gerbang-gerbang perlindungan tersebut roboh, sehingga banyak orang Kristen menjadi mudah diserang dan tidak mempunyai pertahanan terhadap kuasa setan.
Tetapi Nehemia melambangkan rencana restorasi dari Allah. Nehemia mengerti bahwa agar kebangunan rohani yang sejati dapat terjadi, harus ada tembok kebenaran yang aman dan melindungi serta mengelilingi umat Allah.
Jadi, apakah Nehemia melangkah masuk ke dalam kota yang tak bertembok ini dan menghendaki adanya kebangunan rohani yang penuh dengan manifestasi-manifestasi yang ajaib? Tidak. Satu-satunya manifestasi yang terjadi setelah kedatangan Nehemia adalah adanya kaum pria dan wanita dengan cangkul dan sekop di tangan mereka. Mereka bekerja keras membangun kembali tembok-tembok kota dan memperbaiki pintu-pintu gerbangnya. Dan Nehemialah yang memimpin pekerjaan ini.
Pekerjaan pemugaran ini dimulai pada saat Nehemia merasa terbeban atas keprihatinan Tuhan akan kehancuran di dalam bait-Nya. Ketika Nehemia melihat kesengsaraan dan aib yang diderita oleh umat Allah ini, dia jatuh berlutut dan menangis, "Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar" (Nehemia 1:3).
Apakah tindakan Nehemia yang berikutnya? Siang dan malam dia berpuasa dan berdoa, mengakui dosa-dosa bangsa Israel. "Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit" (ayat 4).
Inilah awal dari kebangunan rohani yang sejati ketika sekelompok Nehemia-Nehemia yang saleh merasa terbeban atas kedukaan hati Allah akan gereja yang terjerat dosa. Sekelompok orang saleh ini berpuasa dan berdoa, memohon Allah untuk mulai membangun kembali tembok-tembok dan pintu-pintu gerbang yang akan melindungi umat-Nya dari setiap musuh.
Segera Sesudah Tembok-tembok Yerusalem Dibangun Kembali dan Pintu-pintu Gerbangnya Dipasang, Penjaga-penjaga dan Peronda-Peronda Ditunjuk Untuk Menjaga Setiap Rumah
Tembok-tembok dan pintu-pintu gerbang tidak ada gunanya jika tidak dilengkapi dengan penjaga-penjaga yang mengerti dengan baik apa saja yang boleh dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam kota. Demikianlah kata Nehemia, "Setelah tembok selesai dibangun, aku memasang pintu-pintu. Lalu diangkatlah penunggu-penunggu pintu gerbang, para penyanyi dan orang-orang Lewi" (Nehemia 7:1).
Perhatikanlah bahwa penjaga-penjaga pintu gerbang ini tidak terbatas pada imam-imam. Mereka terdiri dari orang-orang awam, pemain musik, portir, orang-orang dari kalangan apa saja. Dan mereka diberi instruksi, "Pintu-pintu gerbang Yerusalem jangan dibuka sampai matahari panas terik. Dan pintu-pintunya harus ditutup dan dipalangi, sementara orang masih bertugas di tempatnya" (ayat 3).
Allah mengatakan kepada umat-Nya, "Rumah-Ku akan menjadi tempat yang terang, dan kegelapan tidak boleh masuk ke dalamnya. Biarlah siapa saja dan apa saja yang masuk ke situ menjadi suatu buku yang terbuka, tunduk kepada terang Firman-Ku."
Baru-baru ini saya mendengar kisah yang tragis mengenai seorang pendeta dari gereja yang sangat besar. Pendeta ini terkenal di daerahnya. Ia kemudian diketahui berbuat zinah dan menyalahgunakan keuangan gereja. Beberapa pendeta yang saleh di daerah itu merasa prihatin dan mendekati tua-tua sidang dari gereja yang besar tersebut. Mereka menyarankan agar pendeta tersebut dicutikan selama enam bulan. Kemudian mereka menawarkan untuk berkumpul bersama memberi dukungan, disiplin, pelayanan, dan pemulihan kepada pendeta tersebut, yang kesemuanya ini berdasarkan Alkitab.
Tetapi tua-tua sidang itu menolak tawaran para pendeta tersebut. Mereka malah memutuskan untuk tetap mempekerjakan pendeta itu, tanpa mendisiplinkannya sama sekali. Mereka berkata, "Kami tetap ingin mendengarkan khotbah-khotbah pendeta kami. Dia adalah seorang pembicara yang hebat. Di samping itu, pada dasarnya ia adalah orang yang baik, benar-benar merupakan kawan kami di gereja. Kalian pasti tahu, tiap-tiap orang mempunyai kelemahan."
Seorang wanita anggota jemaat gereja tersebut setuju dengan pendapat itu, "Saya tidak peduli dengan apa yang telah diperbuat oleh pendeta kami. Khotbahnya adalah satu-satunya cara bagi saya untuk membawa suami saya yang belum selamat untuk datang ke gereja bersama saya. Saya setuju agar ia tetap melayani di sini."
Orang-orang ini diberi wewenang yang jelas oleh Allah untuk bertindak sebagai penjaga-penjaga pintu gerbang. Tetapi mereka menolak untuk menutup pintu-pintu gerbang mereka dari kuasa kegelapan. Alangkah menyedihkan bahwa mereka telah membiarkan diri mereka disuap oleh hubungan antar manusia.
Pesan saya kepada setiap umat Tuhan : jangan sekali-kali membiarkan diri kita dibutakan dari Firman Allah oleh karena suatu persahabatan dengan siapa saja. Kita telah diangkat oleh Allah sebagai penjaga di pintu-pintu gerbang rumah-Nya. Dan jika seseorang mengabarkan Injil yang tidak sesuai dengan Kitab Suci, adalah tugas kita untuk dengan penuh kasih memberitahu orang yang bersangkutan tersebut bahwa ia salah.
Sebagai penjaga-penjaga pintu gerbang, kita harus menjaga pintu-pintu rumah Allah dengan rendah hati melalui puasa, doa, dan keprihatinan yang penuh kasih yang dinyatakan melalui rasa takut akan Allah.
Nehemia berkata, "Tempatkanlah Penjaga-penjaga dari Antara Penduduk Yerusalem, Masing-Masing pada Tempat-tempat Penjagaan dan di Depan Rumahnya" (Nehemia 7:3)
Menurut Nehemia, penjaga-penjaga diangkat tidak hanya untuk menjaga gerbang-gerbang kota suci ini, tetapi juga untuk menjaga setiap rumah tangga. Singkatnya, kepala-kepala keluarga yaitu para orang tua bertanggung-jawab atas segala sesuatu yang masuk ke dalam rumah mereka.
Pesan Allah di sini adalah sangat jelas: para ayah dan ibu, engkau diberi wewenang untuk menjaga keluargamu dari setiap kuasa kegelapan yang berusaha memasuki kehidupan keluargamu. Ini berarti bahwa engkau bertanggung-jawab atas setiap bacaan, permainan, setiap tayangan media, internet, setiap teman yang dikenal dalam kehidupan anakmu. Intinya engkau bertanggung-jawab atas segala sesuatu yang membawa pengaruh di dalam keluargamu.
Saya sungguh-sungguh percaya bahwa hari-hari ini para orang tua perlu memiliki kebijaksanaan dan kemampuan untuk membedakan, lebih dari zaman mana pun dalam sejarah. Setan mempunyai banyak cara yang jahat dan tipu muslihat yang halus dan rumit yang dipergunakannya untuk menyerang umat Allah. Dan hanya melalui para orang tua yang mengerti untuk mengambil alih otoritas atas hidup anak-anak mereka di dalam Kristus dan melepaskan perlindungan melalui doa yang tekun setiap hari dan pengertian akan Firman Allah yang benar, maka kita sebagai penjaga-penjaga keluarga akan memiliki kuasa untuk melawan setan yang mencoba untuk memasuki kehidupan keluarga kita.
Sebelum saya lanjutkan, saya ingin membesarkan hati para orang tua tunggal: Allah tahu segala kesukaranmu untuk berperan sekaligus sebagai ayah dan ibu bagi anak-anakmu. Tetapi wewenang yang diberikan-Nya tetaplah sama: engkau adalah penjaga yang ditetapkan untuk menjaga rumah tanggamu. Engkau tidak dapat menunggu datangnya seorang teman hidup yang lain yang akan melakukan tugas-tugas itu bagi keluargamu. Tuhan berjanji akan mengaruniakan segala rahmat dan kekuatan yang diperlukan jika engkau menegakkan Firman-Nya dalam rumah tanggamu.
Ketika dua anak laki-laki di Colorado yang membunuh teman-teman sekelas mereka lalu membunuh diri mereka sendiri, saya bertanya-tanya: di manakah orang tua mereka? Kedua anak itu membuat bom-bom pipa di dalam garasi rumah mereka. Dan kamar tidur mereka penuh dengan barang-barang yang menunjukkan apa yang akan mereka lakukan: materi-materi mengenai kebencian, catatan berisi kata-kata ancaman, mantel-mantel dan topi-topi berwarna hitam. Tidakkah ayah mereka sewaktu-waktu datang mengecek mereka? Apakah ibu mereka tidak pernah masuk ke kamar mereka untuk membersihkannya, dan melihat barang-barang yang berbau kejahatan itu? Rupanya, tidak ada penjaga di pintu rumah tangga mereka.
Hari-hari ini, setiap kali saya melihat remaja-remaja yang lidahnya bertindik, mengenakan lambang-lambang setan, dan dengan dandanan rambut yang bentuknya seperti duri, saya mengenali bahwa ini hanyalah gejala-gejalanya. Anak-anak tersebut seolah-olah menjerit, "Ayah, ibu, kalian telah mengabaikan saya. Kalian terlalu sibuk bahkan kalian tidak menyadari kalau saya hidup dan ada di sini."
Suatu hari nanti kita semua akan berdiri di hadapan takhta penghakiman Allah dan memberikan pertanggung-jawaban kepada Tuhan tentang bagaimana kita membesarkan anak-anak kita. Dan pada saat itu, tidak ada seorang pun yang dapat berdalih atau menyalahkan orang lain. Maka dari itu, kita harus memeriksa diri kita sendiri saat ini dan bertanya: apakah kita telah membesarkan anak-anak kita dalam kesadaran dan takut akan Tuhan? Apakah kita telah memberi contoh kepada mereka tentang hidup yang penuh kasih dan hormat akan Allah?
Saya masih ingat ketika saya sedang bermain di luar rumah sewaktu saya masih kecil dan mendengar ibu saya mendoakan saya dari lantai tiga rumah kami. Ibu saya merupakan contoh yang tetap jelas dalam ingatan saya. Di kemudian hari, ketika Gwen dan saya membesarkan anak-anak kami, kami juga melakukan hal yang sama, yaitu mendoakan anak-anak kami menurut Kitab Mazmur, "Tuhan, jadikanlah putra-putra kami seperti pohon-pohon oak di sisi air kehidupan. Dan jadikanlah putri-putri kami seperti batu-batu pahatan yang halus di istana-Mu. Jauhkanlah mereka semua dari segala tipu muslihat yang jahat."
Setiap orang tua Kristen mempunyai harapan yang besar atas anaknya. Hal ini selalu saya lihat di dalam jemaat kami, ketika para orang tua datang menyerahkan anak-anaknya kepada Tuhan. Para pendeta di gereja kami berdoa memohon kasih dan perlindungan Allah bagi anak-anak kecil ini. Kemudian kami mengurapi mereka dengan minyak dan meminta Roh Kudus untuk menaruh tembok api perlindungan di sekeliling mereka.
Tetapi kadang-kadang saya bertanya-tanya: dari antara anak-anak yang berharga ini berapakah yang akhirnya akan jatuh ke dalam cengkeraman iblis, terlibat obat bius dan tindakan kriminal sebab ayah dan ibu mereka bersikap ceroboh mengenai kehidupan rohani dalam rumah tangga mereka? Apakah anak-anak itu akan berakhir dalam kehancuran sebab orang tua mereka terkungkung oleh masalah-masalah mereka sendiri dan tidak pernah memperhatikan atau mendisiplinkan mereka dengan sepatutnya?
Barangkali engkau adalah orang tua yang pedih hatinya sebab anak laki-laki atau perempuan mu yang telah dewasa tidak lagi mengiring Tuhan. Atau barangkali hatimu sedang remuk karena anakmu yang bungsu kecanduan obat bius atau minuman keras. Engkau telah melihat anak yang tadinya lemah lembut berubah menjadi pahit, keras, dan tersesat.
Saya tidak sedang menyalahkan siapapun. Tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengubah masa lalunya. Tetapi saya mempunyai satu pertanyaan. Ketika engkau mengenang masa-masa membesarkan anak-anakmu, tanyalahlah kepada dirimu : apakah engkau telah sungguh-sungguh menjaga rumah tanggamu ? Apakah engkau membungkus anak-anakmu dalam doa setiap hari? Ataukah engkau sudah menjadi terlalu sibuk untuk mengejar segala keperluan dan menangani berbagai persoalanmu sendiri? Apakah engkau mengijinkan anak-anakmu untuk mengintimidasimu ?
Sekarang semuanya itu telah masa lalu. Tetapi masih ada sesuatu yang dapat engkau lakukan: panggilan sebagai seorang peronda yang berdoa dengan tekun demi keselamatan anak-anakmu tadi, masih tetap ada padamu. Ini adalah kebenaran, engkau dapat mengganti apa yang mungkin telah hilang di masa lalu dengan doa-doamu pada saat ini. Engkau dapat mencari hadirat Allah, dan meminta perlindungan untuk orang-orang yang engkau kasihi melalui doa, dan meminta agar Roh Kudus menyadarkan segala kesalahan mereka saat ini dan membawa mereka datang ke kayu salib Kristus.
Namun, saya harus memberitahukanmu, jika anak-anakmu telah murtad atau masih belum selamat, janganlah mengkhotbahi mereka. Cukup doakan saja mereka. Engkau tidak dapat mengajak seseorang datang ke Kerajaan Allah dengan cara mengusik orang itu. Banyak pecandu obat bius yang memberitahu saya, "Telinga saya masih berdenging gara-gara mendengar teriakan ibu saya. Saya dapat mendengarnya dari ujung jalan."
Sesungguhnya, membentak-bentak, memarahi dan mengomel sangatlah tidak efektif, sebab semua kuasa ada pada Roh Kudus. Maka dari itu, dapatkanlah wibawa melalui rasa hormatmu sendiri kepada Allah dan FirmanNya. Biarlah siapapun ketika berjalan memasuki ambang pintu rumahmu atau berbicara denganmu, mereka dengan sendirinya mereka akan merasakan otoritas Allah ada dalam rumahmu dan pribadimu pada saat itu juga. Dan sampai anak-anakmu bertumbuh dewasa, engkau adalah wali yang berwenang dan berhak untuk mengeluarkan peraturan-peraturan atas hidup mereka dalam kasih Kristus.
Kitab Suci dengan jelas mengatakan bahwa jika engkau membesarkan anak-anakmu dalam naungan kuasa Firman Allah, mereka tidak akan beranjak dari didikan itu di kemudian hari. Mungkin mereka akan menyimpang darinya untuk beberapa waktu, bahkan sampai bertahun-tahun tetapi pada akhirnya, kuasa Firman Allah akan membawa mereka kembali kepada kebenaran.
Alkitab Menawarkan Kata-kata Pengharapan bagi Semua Orang Tua yang Berduka Oleh Karena Anak yang Murtad
Inilah janji perjanjian Allah yang harus dihafalkan oleh setiap orang tua. Ini berlaku baik untuk anak-anak yang telah terhilang maupun untuk anak-anak yang masih berada dalam tanggung jawabmu saat ini,
"Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hambaKu, dan hai Israel, yang telah Kupilih! Beginilah firman Tuhan yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hambaKu Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!
"Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah [kepada orang, terjemahan Alkitab bahasa Inggris versi King James, penerjemah] yang haus, dan hujan lebat [banjir, terjemahan Alkitab bahasa Inggris versi King James, penerjemah] ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai" (Yesaya 44:1-4).
Janji yang diperuntukkan bagi bangsa Israel ini juga ditujukan bagi kita saat ini. Kata-kata penghiburan ini diberikan bagi semua orang yang terpilih (lihat ayat 1) yang berarti, semua orang yang berada di dalam Kristus.
Tuhan mulai dengan berfirman kepada kita di dalam ayat 1-2, "Akulah Tuhan yang menciptakanmu, dan Aku mengerti kepedihan hatimu. Aku akan menolongmu sekarang. Janganlah kamu takut." Kata Yesyurun dalam ayat ini berarti orang yang benar. Dengan kata lain, Allah memberikan janji-janji ini bagi umat-Nya yang benar, janji-janji perjanjian yang mulia dan mengikat. Janji-janji ini adalah:
Allah akan memberikan air untuk memuaskan dahaga kita: "Aku akan mencurahkan air kepada mereka yang haus, dan banjir ke atas tempat yang kering" (ayat 3). Apakah Tuhan telah memberikan firman-Nya yang memuaskan dahagamu ? Apakah Ia telah melawat engkau di tengah kehidupan rohanimu yang sedang kering dan membanjirimu dengan Roh-Nya? Apakah engkau sedang minum air Firman-Nya yang murni?
Jika demikian, maka engkau siap untuk menagih janji perjanjian-Nya yang lain:
"Aku akan mencurahkan RohKu ke atas keturunanmu, dan berkatKu ke atas anak cucumu. Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai" (ayat 3-4).
Seperti mungkin engkau ketahui, pohon gandarusa tumbuh dengan cepatnya dan juga cepat berkembang biak. Sering kita lihat mereka tumbuh di tepi sungai atau di tempat yang berair. Allah mengatakan di sini, "Oleh karena kamu adalah umat pilihan-Ku, Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas anak-anakmu. Aku akan membuat mereka tumbuh tinggi dan kuat di dalam Tuhan."
Sementara engkau membaca berulang kali ayat-ayat ini, saya ingin mendorongmu untuk menyebut nama anakmu yang terhilang. Tagihlah janji Allah kepadamu dengan berdoa seperti ini, "Tuhan, Engkau berkata bahwa Engkau akan mencurahkan Roh-Mu ke atas anakku. Sekarang, Tuhan, berkatilah (sebutkan nama anakmu), anakku. Curahkanlah Roh-Mu ke atas anakku. Buatlah mereka haus akan air kehidupan-Mu."
Akhirnya, Allah berkata bahwa anak-anakmu akan bersaksi, "Aku kepunyaan Tuhan" (ayat 5). Sungguh suatu janji yang luar biasa.
Tetapi janji-janji ini bukanlah bagi orang yang cuma berkata, "Saya milik Kristus." Janji-janji ini hanyalah bagi orang tua yang lapar dan haus, yaitu mereka yang menyantap firman Allah setiap hari, berdoa dengan teratur, dan meminta Roh Kudus untuk mencurahkan kuasa dan hadirat-Nya kepada mereka.
Jika semuanya itu menggambarkan dirimu, mintalah janji-janji Allah ini. Akuilah bahwa janji-janji ini adalah milikmu, dan dalam doa-doamu, mintalah Tuhan untuk menepatinya. Kemudian mintalah selalu perlindungan bagi keluargamu dalam doa dan saksikanlah bagaimana musuh-musuh melarikan diri dari dalam kehidupanmu dan keluargamu.