Allah telah memberi mandat dan otoritas bagi Gereja untuk menjangkau dunia dengan kuasa dan kasihNya. Untuk dapat melakukan hal ini, engkau harus relevan/tidak tertinggal/menjadi eksklusif dalam “menjangkau generasi yang saat ini.”
Saya ingin membagikan suatu perkataan profetik dari Allah kepadamu. Agar tetap engkau tetap relevan, ada dua hal rohani penting yang kita bahas. Hal ini tentang “melihat melampaui”, bagaimana engkau melihat dan hal-hal apa yang engkau akan gunakan untuk dapat mengabarkan Injil. Ini akan menyentuh nilai-nilai utama kita sebagai Orang Percaya. Satu hal yang saya perhatikan yang sedang Roh Kudus lakukan dalam GerejaNya saat-saat ini adalah “menyusun dan mengatur ulang pandangan kita, bagaimana kita melihat/memandang.” Para pemimpin haruslah menyadari bahwa untuk Gereja dapat terus bertumbuh dan menjadi sehat, pandangan kita tidak boleh hanya ke dalam, namun juga harus keluar.
Ubahlah Pandanganmu
Suatu gereja yang kuat dan sehat akan berfokus pada jemaatnya. Ia akan mendisiplinkan, mengajar, menyembuhkan, memulihkan, dan memperlengkapi umat Allah untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya. Ada suatu tujuan di dalam pikiran. Tujuan membangun gereja yang kokoh bukan hanya sekedar memenuhi kursi-kursi dengan jemaat setiap minggu. Tujuan melayani Tubuh Kristus ialah agar Gereja dapat pergi dan menjangkau dunia. Jika kita kehilangan pandangan kita keluar, maka Gereja akan tidak relevan atau eksklusif terhadap dunia sekitar kita.
Allah sedang mengatur ulang pandangan kita. Gereja-gereja sedang berubah.
Dan semuanya dimulai dari cara melihat/pandangan – pandangan jemaat dan pandangan para pemimpin. Tujuan seharusnya tidak hanya sekedar memenuhi bangunan demi memiliki jemaat yang banyak. Tujuan seharusnya ialah: Berdampak kepada orang banyak sebanyak mungkin di dalam komunitas gereja, agar kita dapat menjadi Gereja yang berdamapk di luar dinding gereja dan mengubah lingkungan kita, komunitas kita, dan dunia dimana kita hidup.
Kita dipanggil oleh Allah agar kita dapat diutus olehNya. Tapi tak seorang pun akan diutus hingga kita membuka mata kita untuk melihat banyaknya kesempatan yang ada di depan kita.
Kita akan tetap relevan saat pandangan kita mengarah keluar. Kita harus memeriksa dan bertanya pada diri kita beberapa hal. Apakah kita melihat orang baru yang diundang oleh teman setiap minggu dalam kebaktian gereja kita? Apakah ada orang-orang yang diselamatkan setiap minggu di gereja kita? Apakah kita telah mengajar dan mendisiplinkan orang-orang percaya yang baru dengan tepat? Namun lebih dari apa yang kita lihat di gereja pada hari Minggu, apakah orang-orang digerakkan untuk menginjil dan membagi iman mereka dalam hidup mereka sehari-hari?
Mudah rasanya untuk memperhatikan diri sendiri hingga titik dimana perkataan, pikiran dan waktu kita terkonsumsi hanya oleh hal-hal yang terjadi dalam hidup kita pribadi. Melayani tidaklah selalu menyenangkan ataupun terasa nyaman. Berbagi pesan tentang isi hati Allah atau menjangkau dan menyentuh hidup seseorang dengan kasih Allah takkan selalu terjadi hanya pada saat segala sesuatu sedang berjalan dengan baik. Akan ada saat-saat dimana engkau sedang merasa ditinggalkan sendirian, saat-saat dimana engkau merasa tidak ingin berbicara dengan siapapun, namun seringkali di saat-saat seperti itulah Allah akan memakaimu secara luar biasa untuk memajukan KerajaanNya dalam hidup orang lain. Untuk menjadi relevan/tidak tertinggal/menjadi eksklusif, kita harus tetap bersikap tidak mementingkan diri sendiri. Semakin kita asyik dengan diri kita sendiri, maka kita akan semakin menjadi kurang relevan dan efektif.
Apa yang Yesus alami pada Matius 14:10-16, ketika Yohanes Pembaptis, sepupuNya, dipenggal kepalanya. Ia pergi ke tempat sunyi untuk sendirian. Namun orang banyak tetap mengikutiNya. Mereka membutuhkan kesembuhan dan makanan. Yesus dapat saja tetap berfokus pada kepedihan dan kebutuhanNya sendiri. Tapi sebaliknya, Ia berfokus pada kebutuhan orang banyak dan mereka yang dikirim Bapa kepadaNya untuk dijangkau. Demikilanlah Yesus sangat relevan saat itu dan tidak menjadi eksklusif karena kesedihannya. Tidak hanya Ia menyembuhkan orang sakit, namun Ia juga memberi makan semua orang yang kelaparan.
Teruslah Tertanam – Itulah Generasi Ilahi
Hal lainnya untuk menjadi relevan, kita takkan pernah bisa menjauh dari kuasa Allah. Saat ini banyak gereja yang menyingkirkan kuasa Allah dalam pertemuan-pertemuan agar tidak menyakiti perasaan siapapun. Tetapi sesungguhnya, tanpa kuasa Allah orang-orang takkan pernah dapat diubahkan atau dibawa ke tempat dimana Allah sesungguhnya telah menetapkan mereka. Namun demikian ada kegerakan-kegerakan yang luar biasa yang kini sedang terjadi dalam gereja, yang dipenuhi dengan pengajaran dan khotbah Firman Allah yang penuh kuasa, dan dengan kemerdekaan dan kuasa Roh Kudus. Dengan demikian tidak saja orang banyak belajar Firman Allah, namun mereka juga bertemu dan mengalami Allah dalam cara-cara yang ajaib.
Fakta yang menyedihkan adalah untuk orang-orang di dalam gereja yang telah menjauh dari mengijinkan kuasa Roh Kudus untuk bergerak hanya karena takut kehilangan jemaat. Apakah kita telah menjadi begitu dimurnikan dan sangat bermartabat sehingga kita menutup pintu bagi Roh Kudus? Hasilnya, banyak hal yang terlihat baik pada permukaan dalam pertemuan-pertemuan, namun sesungguhnya jemaat hanya duduk-duduk pada pertemuan gereja minggu demi minggu dengan belenggu yang sama yang mereka miliki selama bertahun-tahun karena tak ada pengurapan dan kuasa untuk menghancurkan kuk mereka.
Jika gereja ingin tetap relevan bagi suatu generasi ilahi, kita harus kembali merangkul semua hal yang ingin Roh Kudus lakukan bagi umat Allah di akhir zaman ini. Kita harus memberi ruang bagi Roh Kudus untuk bergerak dan melayani kebutuhan-kebutuhan terdalam dalam kehidupan orang banyak. Generasi ini akan memiliki pola pikir yang sangat ilahi/supranatural. Perhatikan semua film-film Holywood yang sedang menjadi tren saat ini.
Jika kita tidak memenuhi kebutuhan akan hal ini dengan melangkah memasuki arus kuasa ilahi Allah secara supranatural. kita akan kehilangan suatu generasi. Generasi yang lebih muda dalam generasi ini sungguh lapar akan hal-hal yang ilahi yang nyata. Mereka ingin mengalami kuasa Allah dalam kehidupan mereka. Hal ini hanya dapat terjadi saat kita memutuskan untuk tetap relevan/tidak tertinggal/menjadi eksklusif, tidak hanya dalam penampilan luar dan gaya kita saja, namun juga dalam cara pandang terhadap dunia, dengan melihat keluar namun tetap terhubung dengan Sumber.
Saat Allah bebas bergerak di dalam kehadiran dan kuasaNya, kita akan tetap relevan di dalam menjangkau generasi ini bagi Kristus. - Matt Sorger