Saat kuasa anugerah Allah datang, banyak situasi/keadaan kita harus disesuaikan dan diatur ulang olehNya. Ketika Allah harus mengakhiri satu musim/situasi untuk memulai musim/situasi yang baru atau saat Ia membawa kita melalui masa transisi, Ia harus mengakhiri atau mematikan terlebih dahulu situasi/keadaan yang lama atau yang sebelumnya. Bani Isakhar, salah satu suku dari kedua belas suku Israel, adalah orang-orang yang mempunyai pengertian untuk saat-saat yang baik sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel (I Taw. 16:32a). Mereka mengetahui bagaimana suatu musim atau keadaan dan struktur-struktur tertentu harus berakhir, agar musim, keadaan dan struktur-struktur yang baru yang Allah tetapkan dapat dimulai.
Isakhar ialah anak ke-9 dari Yakub dan anak ke-5 dari Lea. Suku Isakhar secara strategis ditempatkan bersama Yehuda dan Zebulon (Bil. 2:5; 10:14–15). Zebulon, anak ke-10 dari Yakub dan anak ke-6 dari Lea, yang berarti “berdiam, tempat tinggal.” Zebulon adalah suku perang, pengiriman, dan perdagangan. Yehuda adalah anak ke-4 dari Yakub dan Lea. Arti namanya, “Kiranya Ia [Allah] dimuliakan.” Yehuda secara profetik selalu ditetapkan untuk pergi terlebih dahulu sebagai suku peperangan yang akan menaklukkan.
Kini engkau dapat mengerti mengapa ayat terkenal dari 1 Taw. 12:32, “Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yg harus diperbuat orang Israel: 200 orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka." Mereka memegang peranan penting di dalam penentuan akan waktu-waktu Allah. Suku-suku saat itu sedang berada di konflik dan transisi yang luar biasa. Pemerintahan sedang berubah. Mereka sedang bergerak dari pemerintahan kerajaan Saul menuju pemerintahan kerajaan Daud. Daud termasuk suku Yehuda. Isakhar dapat memberi wawasan yang lebih tentang bagaimana membuat perubahan ini. Suku Isakhar memiliki beberapa karakteristik yang jelas dalam DNA mereka.
Satu hal yang ingin saya bahas adalah Kelimpahan! “Ketika Ruben pada musim menuai gandum pergi berjalan-jalan, didapatinyalah di padang buah dudaim, lalu dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata Rahel kepada Lea: “Berilah aku beberapa buah dudaim yang didapat oleh anakmu itu.” Jawab Lea kepadanya: “Apakah belum cukup bagimu mengambil suamiku? Sekarang pula mau mengambil lagi buah dudaim anakku?” Kata Rahel: “Kalau begitu biarlah ia tidur dengan engkau pada malam ini sebagai ganti buah dudaim anakmu itu.” Ketika Yakub pada waktu petang datang dari padang, pergilah Lea mendapatkannya, sambil berkata: “Engkau harus singgah kepadaku malam ini, sebab memang engkau telah kusewa dengan buah dudaim anakku.” Sebab itu tidurlah Yakub dengan Lea pada malam itu. Lalu Allah mendengarkan permohonan Lea. Lea mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang kelima bagi Yakub. Lalu kata Lea: “Allah telah memberi upahku, karena aku telah memberi budakku perempuan kepada suamiku.” Maka ia menamai anak itu Isakhar [yang dipinjamkan].’” (Kej. 30:14–18)
Orang-orang suku Isakhar bekerja bagi banyak orang dan mendapat upah serta amemiliki hidup yang nyaman. Dengan mengerti waktu/tanda-tanda zaman, maka engkau akan mengalami kelimpahan!
Waktu Penentuan Allah: Memasuki Siklus Berkat-berkatNya!
Banyak orang Kristen tidak mengetahui dan mengerti bahwa Allah memiliki waktu/kalendarNya sendiri. Jadwal Allah dengan jelas diungkapkan dalam Alkitab! Kalender/waktu Allah ini diikuti oleh orang Yahudi di Perjanjian Lama, oleh Yesus, oleh para rasul di Perjanjian Baru, dan gereja mula-mula selama ratusan tahun. Namun pada Masa Kegelapan, Gereja beralih dari kalender Allah dan mengambil kalender pagan Romawi. Hasilnya, kita/gereja Tuhan telah kehilangan banyak berkat surgawi yang Allah ingin curahkan bagi kita tepat pada waktuNya.
Kabar Baiknya adalah: Allah sedang memulihkan waktu-waktu yang telah ditentukanNya!
Waktu-waktu yang telah Allah tetapkan bukanlah suatu beban agamawi. Sebagai seorang percaya di dalam Yesus, engkau bebas untuk merayakannya atau tidak (tidak perlu terlalu legalistik). Namun ketika kita memilih untuk menyelaraskan hidup kita dengan waktu-waktu yang telah Allah tetapkan, kita akan memasuki siklus berkatNya! Waktu-waktu Allah terbentuk di sekitar hari raya penuaian. Begitu kita mengerti waktu-waktu ini, kita akan beranjak dari peningkatan kepada peningkatan - Chuck Pierce