Alkitab menjelaskan bahwa penyakit tubuh dapat disebabkan oleh setan seperti tertulis dalam Matius 9 :
32 Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan.
33 Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: “Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.”
34 Tetapi orang Farisi berkata:”Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
Matius 12 : 22 - Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat.
Jadi tampak jelas bahwa penyakit secara fisik dan mental dapat terjadi karena pengaruh setan.
Dalam Markus 5 dikatakan bahwa:
1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.
2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat daripekuburan menemui Dia.
3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai.
4 Karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.
5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.
6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembahNya,
7 dan dengan keras ia berteriak: ”Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”
8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!”
Engkau mungkin telah mengetahui kelanjutan dari kisah ini. Hal ini mungkin mempengaruhi harga daging babi di Gerasa pada tahun-tahun itu. Tetapi kebenaran sejati dari peristiwa ini seringkali kita lupakan, yakni jika seseorang sakit atau menderita secara mental, hal ini tidak berarti setan sedang memegang kemenangan rohani dan mesti diadakan pengusiran setan supaya ia dapat disembuhkan. Atau penyakit ini juga tidak secara otomatis merupakan akibat dari dosa tertentu. Kita harus mengingat apa yang dikatakan dalam Yohanes 11:1-4,
1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.
2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.
3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.”
4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: ”Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.
Hal ini berarti di tengah peperangan rohani yang sepertinya sedang berusaha memporak-porandakan hidupmu, Allah sedang bertanya kepada setan suatu ketika dan berkata, “Apakah engkau mengenal hamba-Ku (….nama saudara). Hanya sedikit manusia yang seperti dia di bumi. Aku mengasihi (…. nama saudara). Ia adalah orang yang sangat Kukasihi.” Dan pada saat itu setan akan bereaksi, “Oh... si (….nama saudara), ya aku mengenal dia. Ia mengasihi-Mu karena Engkau begitu memberkatinya. Aku tahu, jika Engkau membiarkanku mengambil pekerjaannya dan jika Engkau membiarkanku menaruh beban secara emosional atau penyakit, maka ia akan berhenti melakukan hal-hal yang rohani. Dan engkau dapat mendengar jawaban Allah, “Engkau dapat menjamah tubuh (….nama saudara), tetapi engkau tidak dapat merenggut yang lainnya. Dan engkau tidak dapat mengambil hidupnya, itu bagian-Ku. Jadi sepertinya setan diberi kebebasan untuk menyerangmu sampai engkau menjadi lemah dan menanggung rasa malu.
Tetapi saudara yang terkasih, ini dilakukan Allah karena Ia begitu mengasihimu dan karena Allah percaya pada integritas hatimu, serta karena Ia memiliki rencana yang begitu kaya untuk hidupmu supaya hidupmu berbuah lebat, bahwa Ia terpaksa membuat engkau menderita daripada engkau akan kehilangan yang terbaik daripadaNya. Jadi sekali lagi, setan mengira ia sedang mempermainkan Allah, padahal sesungguhnya Allahlah yang sedang memanfaatkan setan. Setan membawa hal-hal yang mendukakan dalam hidupmu, supaya engkau berhenti untuk percaya kepada Allah dan meninggalkan-Nya. Tetapi Allah mengetahui, engkau akan bereaksi dengan benar, engkau akan bersujud kepadaNya dan menangis memohon anugerah, dan ketika engkau sedang melakukan hal itu, suatu tingkat kekuatan rohani baru sedang berada di hadapanmu, suatu kuasa yang tidak dapat engkau alami jikalau tubuhmu dan pikiranmu baik-baik saja.
Paulus mengerti bahwa rahasia ini hanya dapat dimengerti oleh sebagian orang. Itu sebabnya ia berkata dalam 2 Korintus 12:
7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyataan-pernyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu undur dari padaku.
9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan, dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Paulus diberi “duri dalam daging”, suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang membatasi dirinya dan mungkin memalukannya. Bahkan ia katakan seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku. Itu adalah utusan setan untuk mengecoh dan mengganggunya karena kemenangan-kemenangan rohani yang telah ia alami. Jadi tampaknya Allah telah berkata pada setan, “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Paulus? Tidak ada yang seperti dia di bumi.”
Dan setan dengan gembira bereaksi menjamah tubuh Paulus. Sekarang dengarkanlah reaksi Paulus: “Aku telah tiga kali meminta pada Allah supaya Ia mengambilnya, tetapi Ia tidak melakukannya”. Ia berkata,” Tidak, Paulus, ini baik bagimu. Semakin sedikit engkau bergantung pada dirimu, maka engkau akan semakin bergantung pada-KU.” “Sekarang” jawab Paulus, “Setiap kali penyakit itu datang mengganggu, aku berhenti dan memuji Allah, karena semakin aku lemah, maka semakin besarlah kuasa-Nya atasku.
“Aku senang dan rela dalam kelemahan”, kata Paulus. Ini adalah pesan dari Allah bahwa setiap kali ia tidak dapat melakukan sesuatu ketika sedang sakit, maka Allah bebas untuk melakukan mujizat. Dan setiap batasan yang diakibatkan oleh penyakit itu atas diri Paulus, memiliki potensi menjadi suatu kemenangan rohani. Karena ketika kegiatannya dibatasi, waktunya bersama Allah semakin dalam. Jadi Paulus semakin berkurang dan Allah semakinbertambah. Semakin Allah bertambah, semakin Ia dimuliakan. Karenanya Paulus bersukacita dalam kelemahannya karena Kuasa Kristus ada padanya melalui kelemahan itu.
Jadi apa yang dilakukan setan sepanjang hari? Salah satunya adalah bertarung dengan malaikat-malaikat Allah memperebutkan bangsa-bangsa dan engkau. Hal lain yang mereka lakukan adalah berusaha membuat Allah mengijinkan mereka menjamah tubuhmu atau menggunakan penyakit untuk menjatuhkanmu secara rohani. Penyakit ini mungkin lebih serius dari flu. Bahkan dapat berupa penyakit jantung atau kanker. Para malaikat yang jatuh ini berargumentasi dengan Allah bahwa dengan menjamahmu, mereka akan menghancurkan imanmu. Allah mengetahui pada saat yang tepat penyakit itu atau trauma secara emosi itu akan berujung pada kemuliaan-Nya.
Ia mungkin menyembuhkanmu. Tetapi mungkin juga tidak. Apapun yang Ia lakukan, ketika engkau menderita, Ia akan menguatkanmu, membangunmu, dan merangkulmu dalam pelukan-Nya, dan melalui setiap penyakit yang engkau derita, Ia sedang mempersiapkanmu untuk memakaimu, untuk menjadi alat-Nya, untuk memuliakan Nama-Nya.
Tetapi yang dilakukan iblis sepanjang hari, mereka akan berusaha membuat kehidupan rohanimu menjadi tidak produktif. Dan Allah membiarkannya karena Ia ingin membuat hatimu tertuju ke surga. Bukankah Ia baik? Ia melakukan-Nya karena Ia begitu mengasihi kita. Allah adalah Roh, dan tujuan-Nya adalah membentuk kita menjadi manusia rohani. Dan apakah yang dilakukan Allah sepanjang hari? Ia mengasihi kita. Bahkan ketika kita mengeluh mengenai hal-hal yang Ia ijinkan terjadi untuk kebaikan kita, Ia tetap mengasihi kita. Dan ketika kita meraung pada-Nya sambil mengeluh bahwa Ia tidak mengasihi kita, apa yang Ia lakukan? Ia mengasihi kita… itulah yang dilakukan Allah setiap saat… setiap hari. Dan bukankah kita bersukacita karenanya?
Jadi apa yang dilakukan setan setiap hari?
Sebuah pertanyaan yang patut direnungkan
Mereka tidak bermalas-malasan
Bahkan jika engkau sedang merenung
Mereka memiliki tujuan
Mereka terfokus
Mereka ingin engkau memalingkan muka dari Allah
Mereka mengincar jiwamu
Memburumu, menggodamu, mencobaimu,
Untuk menghancurkan hubunganmu dengan Allah
Dan mencuri, merampok apa yang disediakan Allah bagimu
Melalui salib Kristus di Kalvari
Untuk menghancurkan hubunganmu dengan Allah
Dan mencuri, merampok apa yang disediakan Allah bagimu
Melalui salib Kristus di Kalvari
Mengingatkanmu akan kelemahan-kelemahanmu
Membuat engkau berpikir Tuhan tak pernah memperhatikanmu
Dan tak pernah menebus engkau menjadi manusia baru
Mereka berperang melawan malaikat kudus
Memperebutkan engkau dan bangsa-bangsa
Mengincar Israel dalam keadaan damai maupun perang
Mereka suka memakai penyakit dan kelemahan tubuh
Sebagai senjata pamungkas
Mereka ingin melemahkanmu
Supaya hatimu berpaling
Rahasianya sederhana
Ketika perang sedang berkecamuk
Berdiamlah dan ingatlah
Apa yang sedang dilakukan Allah bagimu
Musuh mungkin berusaha untuk menghancurkanmu
Tetapi satu hal tetap adalah
Apa yang dilakukan Allah sepanjang hari
Adalah menjagamu dan mengasihimu
Menuju garis akhirmu
Dengan kemenangan dan kemuliaanNya
Menuju garis akhirmu
Dengan kemenangan dan kemuliaanNya
Untuk Dipelajari dan Aplikasi
1. Simaklah kembali langkah setan menuju kehancuran. Bagaimana seseorang dapat begitu tertipu bahwa jalan yang mereka kira menuju kebesaran ternyata menuju kehancuran? Berikan ilustrasi yang berhubungan dengan saat ini yang serupa dengan itu ! Bagaimana prinsip tersebut akan mempengaruhi engkau secara pribadi?
2. Menurutmu apakah perang yang terjadi sekarang di dunia adalah representasi dari perang antar para malaikat di alam roh? Pilihlah satu konflik yang engkau kenal dan carilah apa yang sedang diperebutkan para malaikat! Menurutmu apa yang terjadi di alam roh saat terjadi Perang Dunia II?
3. Setan senang menyerang tubuh atau memakai kelemahan pada tubuh sebagai dasar peperangan. Mengapa dan apakah artinya tubuh jasmani kita bagi Allah? Berikan dua alasan mengapa tubuh kita penting dipakai menjadi lahan pertempuran?
4. Bacalah kembali kitab Ayub pasal satu dan dua. Siapakah yang memulai percakapan terlebih dahulu? Siapakah yang menyebut Ayub pertama kalinya? Apa penilaian Allah tentang karakter Ayub? Apakah penyakitnya merupakan sungguh merupakan suatu hukuman? Mengapa Allah melakukan hal itu? Bagaimana reaksi setan?
5. Pertama Allah mengijinkan setan mengambil ternak Ayub kemudian anak-anaknya lalu seluruh kekayaannya. Bagaimana reaksi Ayub? Hapalkanlah Ayub 1:20-22. Bagaimanakah kita mengetahui bahwa ini adalah reaksi yang sempurna? Apa empat kebenaran yang Ayub proklamasikan dalam ayat-ayat tersebut?
6. Setelah segala sesuatu diambil, Allah mendorong setan untuk menyerang tubuh Ayub. Ini adalah ujian yang terakhir dan tersulit untuk Ayub. Apakah batasan yang diberikan Allah pada setan? Apa artinya hal ini bagi kita?
7. Apa penyebab penyakit Ayub? Apakah engkau pernah mengenal seseorang yang memiliki penyakit yang mengerikan? Apa dan bagaimana reaksimu?
8. Penyakit fisik maupun mental yang tercatat dalam Alkitab dipakai iblis dalam peperangan rohani. Apa artinya semua itu menurut pendapatmu? Bagaimana cara setan menipu kita tentang penyakit dan aktivitas setan?
9. Ketika Allah mengijinkan setan menjamah tubuhmu, apakah artinya itu? Apakah ini merupakan suatu kesalahan atau suatu kehormatan untukmu? Apa tujuan Allah? Apa tujuan setan? Dan apa peranmu?
10. Ayub menjadi contoh bagi kita bagaimana proses terjadinya dari semua itu. Paulus menjadi contoh bagaimana kita mesti meresponi dengan benar. Hapalkanlah II Korintus 12:7-10. Tuliskan kembali secara personal dan deklarasikan pada Allah jika engkau sedang diserang penyakit. - Russel Kelfer