Apa yang dilakukan setan setiap hari? Ini adalah pertanyaan yang kita ajukan ketika kita mempelajari misteri ciptaan Tuhan yang disebut “malaikat”.
Mereka memang misterius. Tetapi misteri di Alkitab, adalah rahasia yang menanti untuk disingkapkan. Tugas kita adalah meneliti dan mempelajari lembar-lembar Alkitab untuk menemukan siapa makhluk-makhluk ajaib ini, dari mana asal mereka, dan mengapa sebagian dari mereka ditakdirkan untuk menjadi utusan Allah, sedangkan sisanya menjadi musuh-Nya, serta apa saja yang mereka lakukan di dunia ini setiap hari.
Dalam dua pelajaran terdahulu, kita mengetahui bahwa ada malaikat yang lebih indah dan lebih berkuasa dari malaikat yang lain. Malaikat ini diijinkan oleh Penciptanya untuk menerima sebagian kehormatan. Ia adalah “kerub yang diurapi untuk melingkupi”. Ia berada di “Gunung Allah yang kudus”, menurut Yehezkiel dan merupakan makhluk istimewa.
Tetapi ia lalu mulai meninggikan dirinya. Bukannya merasa terhormat karena ia dapat melayani sebagai hamba Allah yang Maha Tinggi. Ia mulai memandang dirinya bukan lagi sebagai hamba, tetapi allah.
Jadi ia mulai memfokuskan perhatiannya pada dirinya dan bukan pada Allah. Hal ini menyebabkan kejatuhannya sampai ia dibuang ke neraka. Seperti yang dikatakan Firman Allah “Ia yang merendahkan dirinya, akan ditinggikan.” Dan ia yang meninggikan diri akan direndahkan. Karena itu malaikat yang egois dan sombong ini mulai berpikir di hatinya…”Aku akan…” Kehendaknya menjadi lebih dominan dari pada kehendak Allah. Pada saat itu berakhirlah reputasinya. Ia tidak dapat lagi menjadi pelayan dari Allah yang Maha Tinggi.
Ia mulai dengan “Aku hendak naik ke langit”. Ia memutuskan bahwa panggilannya bukan menjadi pelayan. Ini membuat ia mengambil langkah kedua “Aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah". Ini menunjukkan bahwa ia tidak melihat dirinya sebagai yang diperkenan Allah di antara para malaikat, tetapi sebagai malaikat yang lebih baik dari pada yang lain, hanya karena Allah berkenan menganugrahkan kasih karunia kepadanya. Tetapi malaikat tidak mengerti tentang kasih karunia. Dan setan memakai hal ini sebagai platform untuk menaiki tangga kehancuran. Ia berkata, ”Aku hendak duduk diatas bukit pertemuan." Berdasarkan pada kepercayaan dirinya yang baru, ia ingin menikmati kekuasaan Allah, lalu berkata dalam rohnya "Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan" menunjukkan bahwa ia menganggap dirinya setara dengan Allah. Lalu ia melangkah ke tahap selanjutnya "Aku hendak menyamai Yang Maha tinggi". Akhirnya ia berpikir bahwa ia adalah Allah. Pada saat ini, Allah menghukum dia untuk menghabiskan kekekalan di dalam neraka, bersama dengan mereka yang turut bergabung dengan dia dalam pemberontakan di surga. Mereka yang memberontak lupa bahwa satu-satunya sukacita hanya dimiliki oleh para pelayan Allah.
Karenanya dimulailah perang dalam sejarah yang berlangsung sebelum waktu dijadikan dan akan terus berlangsung sampai waktu tidak ada lagi. Perang ini tidak akan berakhir sampai Allah yang pengasih menghentikan waktu sehingga mereka yang percaya pada-Nya, baik manusia atau malaikat, tidak akan pernah merasakan sakit, kematian, atau penderitaan lagi.
Mereka akan duduk di dekat kaki-Nya dan menyembah-Nya selama-lamanya. Hal ini juga berarti bahwa mereka yang mengatakan “tidak”, baik manusia maupun malaikat, akan menghabiskan kekekalan dalam neraka, terpisah dari Allah, dan dalam penderitaan yang amat sangat.
Perang ini dimulai ketika satu malaikat yang diurapi berkata, “Aku hendak”, dan perang ini tidak akan berakhir sampai Yesus Raja mengakhiri semua pemberontakan ini dalam api neraka yang menyala-nyala. Bukan karena Ia mentakdirkan hal itu, tapi karena pilihan mereka sendiri.
Kita semua adalah peserta dalam perang tersebut. Setiap peristiwa dalam kehidupan kita berpengaruh besar dalam perang itu. Peluru beterbangan, bom-bom berjatuhan di jalan yang kita lewati, bahan peledak itu bertujuan untuk menghancurkan kehidupan kita. Kita sering lupa bahwa kita tidak berjuang melawan darah dan daging, bahwa perang surgawi sedang terjadi di depan pintu kita dan bahwa setiap pilihan yang kita buat membawa akibat dalam peperangan sehari-hari yang sedang terjadi.
Karenanya kita harus memahami apa yang dilakukan setan sehari-hari. Mengamati apa yang dilakukan malaikat yang jatuh itu untuk menghabiskan waktunya.
Dalam pelajaran sekarang ini, kita akan mengambil beberapa kesimpulan yang berdasar pada prinsip dan janji-janji Allah, yaitu:
1. Setan memiliki kuasa, tetapi ia tidak dapat menghalangi manusia untuk datang kepada Kristus.
Jadi Allahlah yang menarik manusia dan jika manusia itu memilih untuk berkata “ya”, maka mereka akan dibenarkan. Dan yang dibenarkan Allah juga dikuduskan. Yesus berkata, “Bapa, telah tiba saatnya: permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan pada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan pada-Nya.”
Anehnya setan tidak mengerti hal ini, karena ia tidak mengerti anugerah. Ia juga tidak mengerti bahwa ia tidak bisa mencuri keselamatan kita. Walaupun ia harus meminta ijin dari Allah untuk menyentuh kita, ia masih berpikir bahwa ia dapat mengakali Allah yaitu melalui pencobaan untuk menghancurkan kita. Sebenarnya Allah mengijinkan pencobaan itu datang untuk memurnikan kita. Setan mencobai untuk menghancurkan kita sedangkan Allah mengijinkan pencobaan untuk kebaikan kita.
Jadi, begitu setan mengetahui bahwa kita ada di tangan Allah, setan mulai merancang skenario untuk menghancurkan hubungan kita dengan Allah. Sekali lagi karena ia tidak mengerti tentang kasih karunia, ia mengira ia dapat merenggut hak kita sebagai anak-anak Allah. Tetapi Allah tidak tinggal diam. Ia berjanji “Kita tidak akan binasa dan tidak ada yang dapat merebut kita dari tangan Bapa." Allah menjamin hal ini. Dan setan tidak mengerti kebenaran ini. Karenanya setan berusaha keras untuk membuat kita melakukan seperti apa yang telah ia lakukan dengan berkata dalam hati,” aku hendak….”, - pada saat Allah ingin kita berkata…“Jadilah kehendakMu.”
Setan telah mempertaruhkan segala sesuatu untuk hal ini. Tetapi Allah juga tidak tinggal diam untuk membela mereka yang dimiliki-Nya. Jadi taruhannya tinggi, suatu perang yang kejam dan kitalah yang menjadi hadiahnya. Bagi Allah kita bernilai sama dengan setiap tetesan darah Anak-Nya yang tunggal. Itu Dia lakukan untuk membebaskan kita. Ia begitu memperhatikan kita, sehingga kita dijaga oleh kuasa Allah menuju keselamatan. Bahkan pada saat ini, Anak-Nya yang kekasih duduk di surga, dan bersyafaat untuk kita. Di sisi lain, bagi setan segala sesuatu harus ia lakukan untuk menodai reputasi Allah atau anak-anak Allah, kepunyaanNya. Jadi ia “berjalan berkeliling mencari mereka yang dapat ditelannya." Lihatlah arti kata devour, atau ditelan dalam kamus. Artinya adalah “ditelan”, “dimakan dengan lahap” atau “menghancurkan dengan cara dikonsumsi.” Setan ingin memakanmu.
Untuk mencapai tujuannya, setan akan mencelakakan engkau, mencobai engkau, menipu engkau, membelokkan jalanmu dan menganiaya engkau. Ia akan mendatangimu sebagai dirinya dan berusaha membuat engkau percaya bahwa dosa itu menyenangkan dan bahwa Allah sedang berusaha menghalangi kesenanganmu. Atau ia akan datang kepadamu dengan menyamar sebagai malaikat terang, berusaha untuk menipumu supaya engkau berpikir bahwa engkau dapat membenarkan diri dihadapan Allah karena perbuatan baikmu dan bukannya karena iman kepada Kristus Yesus. Ia adalah bapa segala dusta. Tidak ada kebenaran di dalamnya dan ia akan berusaha dengan segala cara agar engkau menjadi lengah dan tersandung.
Setan ingin menghalangi engkau untuk memperoleh yang terbaik dari Allah. Ia ingin mencegah engkau berdoa, ia ingin mencegah engkau membaca Alkitab dan menghalangi engkau dari persekutuan dengan saudara seiman. Jika ia tidak bisa melakukan hal itu, maka ia akan berusaha membuat engkau menjadi orang yang religius tetapi yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Allah. Ia tidak peduli dengan apapun yang akan engkau lakukan, selama hal itu tidak membuat engkau lebih intim dengan Allah. Segala aktivitas religius-mu tidak membuat setan takut, bahkan ia akan mengubah aktivitas religius-mu menjadi kosong tanpa kedalaman hubungan dengan Allah.
Setan juga akan membantu membangun gereja, selama gereja-gereja itu tidak mengubah kehidupan. Ia akan menipu kita dengan membuat kita berpikir bahwa kita telah menjadi lebih rohani setelah melakukan semua aktivitas rohani. Ia akan melakukan segala sesuatu agar kita lebih mengandalkan pekerjaan kita dan bukan pekerjaan Allah. Setan tidak bisa mengerti tentang anugerah. Itulah yang dilakukan oleh setan dan rekan-rekannya sepanjang hari, mereka terus menganiaya kita dan mereka menikmatinya. Tetapi ada pula aspek-aspek lain dari kegiatan mereka. Marilah kita melihat apa yang dilakukan setan sepanjang hari.
2. Setan berusaha menghalangi pekerjaan malaikat Allah.
Jika kita membaca kitab Daniel pasal 10,11 dan 12, maka kita akan melihat perang antara malaikat Allah dan setan dalam sejarah. Setan memiliki iblis yang ditugaskan atas bangsa-bangsa, begitu pula dengan Allah. Perang yang terjadi antara bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan ini bukan hanya mencakup masalah militer. Dua kelompok roh yang sedang berperang kapanpun bangsa-bangsa berjuang untuk mentaati kehendak Allah. (Daniel 10 :11-21, 11:1, Wahyu 12). Setan telah menugaskan pasukan-pasukan elitnya di daerah-daerah kunci dan negara-negara yang strategis, untuk menciptakan kekacauan dimana sedang terjadi pertumbuhan kerajaan Allah, dan di setiap tempat yang akan atau mungkin mempengaruhi Israel.
Ingat, setan memiliki dua tujuan:
1. Menghalangi Firman Allah supaya tidak merubah hidup.
2. Mengalahkan Israel supaya Allah dipermalukan atau menghalangi niatNya untuk melakukan tujuan utamaNya yakni membangun kerajaanNya di Israel.
Untuk mencapai hal ini, setan akan menciptakan chaos/kekacauan, kebingungan dan konflik. Ia akan berusaha mengangkat pemimpin-pemimpin yang menentang Allah. Dia akan berusaha untuk menempatkan di pucuk-pucuk pimpinan para pemimpin yang diktator. Ia sangat senang mendukung kerajaan-kerajaan Islam, muslim atau komunis, tempat-tempat dimana kekristenan tidak dapat berkembang. Dan ia sangat senang menciptakan skenario untuk menganiaya orang-orang Yahudi.
Sementara itu malaikat Allah ditugaskan kepada bangsa-bangsa untuk tujuan yang berlawanan, yaitu untuk memasukkan nilai-nilai kekristenan pada pucuk-pucuk kepemimpinan, untuk membuat Injil tersebar dengan leluasa, dan mendukung Israel. Pada hari-hari terakhir ini, peperangan akan semakin meningkat. Allah akan mengangkat tangan-Nya dari para pemegang kekuasaan, melepaskan malaikat-Nya untuk berjaga-jaga, serta membiarkan setan untuk mengumpulkan kekuatannya untuk peperangan yang terakhir ini. Akhir dari segalanya.
Tetapi para kekasih Tuhan, perang itu akan berlangsung sangat singkat dan berakhir dengan kemenangan di pihak malaikat Allah. Karena jika waktunya tiba, Allah sendiri yang akan berperang, dan malaikat pelayan yang dulu indah itu tidak ada tandingannya dengan Dia yang menciptakan dunia dengan Firman-Nya. Perang ini akan berakhir dalam sekejap mata.
Para pasukan setan ditugaskan untuk memblokade pekerjaan malaikat Allah setiap saat. Dalam kehidupan pribadi kita, pola yang sama juga terjadi. Apa yang terjadi di antara bangsa-bangsa merupakan pola dari apa yang terjadi dalam kehidupan orang-orang kudus setiap hari. (Matius 18:10, 2 Korintus 10:4-6, Efesus 2:2, Efesus 6:10-18, Ibrani 1:14). Kita akan melihat ayat-ayat ini nanti. Jadi singkatnya, yang dilakukan iblis adalah berusaha menghalangi pekerjaan malaikat Allah. Kita akan melihat tugas-tugas dan organisasi mereka seterusnya nanti agar engkau melihat secara mendetail betapa pentingnya perang yang sedang terjadi itu.
3. Setan adalah penyebab penyakit baik secara mental maupun fisik untuk menghalangi terjadinya rencana Allah.
Setan berpikir bahwa ia dapat menguasai tubuh manusia. Ia percaya bahwa ia dapat kapan saja menciptakan penyakit secara fisik atau mental, setan berusaha menghambat rencana Allah melalui berbagai penyakit sebagai awal dari kepahitan. Ayub adalah contoh terbaik dari apa yang coba dilakukan setan dan Paulus adalah contoh terbaik dari apa yang ada di pikiran Allah. Jika kita mempelajari kedua tokoh ini bersama-sama, engkau akan kagum dengan kreatifitas rencana Allah. Rencana setan nomor satu dalam kehidupan Ayub adalah mengambil (dengan seijin Allah) segala sesuatu di dunia yang membuat Ayub merasa senang dan nyaman. Pukulan iblis terakhir terhadap Ayub adalah penyakit yang tidak tersembuhkan, yang sangat menguras tenaganya dan memalukan, sangat panjang tetapi tidak mematikan. Kita membaca dalam Ayub 1:
7 Dan bertanyalah TUHAN kepada iblis: “Dari manakah engkau? Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ”Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.”
8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada iblis: ”Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tidak ada seorangpun diatas bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
9 Lalu jawab iblis kepada TUHAN:”Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
10 Bukankah Engkau yang membuat pagar di sekeliling dia dan rumahnya dan segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Engkau berkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
11 Tetapi ulurkanlah tangan-MU dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”
12 Maka firman TUHAN kepada iblis: ”Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah iblis dari hadapan TUHAN.
Perhatikan beberapa hal ini untuk dipelajari :
1.Allah mendatangi iblis terlebih dahulu. Ia memiliki permata manusia, dan Dia ingin memoles permata itu agar menjadi sempurna.
2.Setan diijinkan Allah untuk tujuan ini.
3.Allah yang menyebut nama Ayub pertama kali, dan menyatakan bahwa ia adalah target yang baik.
4.Setan menuduh bahwa Ayub begitu setia kepada Allah adalah karena hidupnya menyenangkan. Ia diberkati, keluarganya diberkati, pekerjaannya diberkati, dan ia dalam keadaan sehat.
5.Setan menantang Allah (ini sudah diperkirakan Allah dan ini yang diinginkan Allah) untuk mengambil apa saja yang membuat ia merasa nyaman, untuk melihat seberapa setianya Ayub.
6.Inilah yang diinginkan Allah. Ia memberi ijin pada iblis untuk mengambil segala yang dipunyai Ayub, tetapi ia tidak boleh menyentuh tubuh Ayub. Ada sesuatu yang istimewa tentang penyakit tubuh yang ingin disimpan Allah.
Jadi setan menyerang Ayub dengan artileri kelas berat. Ia mengambil kekayaan Ayub, anak-anaknya, pembantunya dan ternaknya. Ayub tidak memiliki apa-apa kecuali istrinya dan kesehatannya. Pada saat itu kita melihat reaksi yang indah dari Ayub yang kemudian diuji :
20 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
21 katanya:”Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Di bawah ini adalah reaksi yang sempurna dalam pencobaan :
1.Merendahkan diri di hadapan Allah.
2.Menyembah.
3.Mengakui bahwa kita tidak mempunyai hak atas segala sesuatu. Semuanya adalah anugerah. Allah mempunyai hak untuk memberi dan Allah juga mempunyai hak untuk mengambil.
4.Apakah Ia sedang memberi atau mengambil, bagiNyalah pujian dan penyembahan.
Kita mengetahui bahwa ini adalah reaksi yang sempurna, karena Alkitab mencatat bahwa “dalam kesemuanya Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.,
Setelah lulus dari tes yang mungkin engkau dan saya gagal jika melaluinya, Ayub sekarang terbuka untuk ujian selanjutnya, ujian di atas segala ujian. Setan menginginkan tubuhnya. Kita membaca dalam Ayub 2
1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan diantara mereka datang juga iblis untuk menghadap TUHAN.
2 Maka bertanyalah TUHAN kepada iblis: ”Dari mana engkau?” Lalu jawab iblis kepada TUHAN:” Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.”
3 Firman TUHAN kepada iblis: Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi segala kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.
4 Lalu jawab iblis kepada TUHAN: “Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.”
6 Maka firman TUHAN kepada iblis: ”Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.”
7 Kemudian iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
9 Maka berkatalah istrinya kepadanya: ”Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!”
Betapa dalamnya tujuan Allah dalam penderitaan dan bagaimana si penipu itu tertipu. Lihatlah pokok-pokok ini:
1. Allah menyebut Ayub kembali. Allahlah yang mengambil inisiatif. Ia memiliki rencana.
2. Alasan Allah untuk mengijinkan ujian yang begitu berat adalah menguji tingkat integritas Ayub. Karena “tidak ada seorangpun di bumi yang seperti dia,” maka Allah mengijinkan iblis memasuki area yang paling sulit, yaitu tubuh Ayub.
3. Allah memberi kebebasan pada iblis untuk menyerang tubuh Ayub, tetapi tidak untuk mengambil nyawanya. Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil hidup seseorang tanpa ijin dari Allah. Allahlah sumber kehidupan dan tidak ada yang dapat mengambil hidup itu tanpa seijin-Nya.
4. Setan tidak membuang waktu ketika menyerang tubuh Ayub. Ia merenggut kesehatan Ayub secara langsung dan memberikannya penyakit yang paling memalukan (pada zaman itu) dan yang paling menyakitkan yang mungkin pernah dialami seseorang. Tubuh Ayub dari atas kepala sampai ujung kaki ditutupi oleh barah yang busuk. Ia mesti duduk di abu dan menggaruk barah itu dengan beling. Pada zaman itu, Ia tidak memiliki antibiotik atau antihistamin. Ia juga tidak memiliki obat pembunuh rasa sakit. Yang dimiliki Ayub hanyalah rasa sakit, istrinya, dan Allah. Dan seperti yang ditunjukkan dalam ayat ke-9, istrinya tidak membuat kondisi Ayub menjadi lebih mudah. Ia mendorong Ayub untuk mengutuki Allah lalu mati. Sebelum kita bersikap terlalu keras kepada istri Ayub, ingatlah bahwa ia baru saja kehilangan semua kekayaannya, semua ternaknya, semua anaknya dan ia juga tidak memiliki kematangan rohani seperti yang dimiliki suaminya.
Tapi proses itu tidak berakhir dengan penyakit saja, karena masalahnya baru saja dimulai. Ketika setan diijinkan Allah menyentuh tubuh Ayub, maka dimulailah proses pengalaman yang memalukan dan menyakitkan, yang membuat Ayub mulai mempertanyakan alasan di balik semua penderitaannya dan mulai membenarkan diri di hadapan Allah. Saatnya tiba ketika Allah berbicara kepadanya dan berkata, “Cukuplah Ayub, sekarang pandanglah Aku sebentar supaya pandanganmu kembali. Aku mengijinkan semua ini untuk membawa engkau dalam suatu hubungan yang jarang dialami oleh manusia.” Hanya pada saat itulah Ayub mengerti alasan Allah.
Jadi setan dan kawan-kawan sekerjanya dapat menyebabkan penyakit secara fisik dan mental. Ini adalah fakta yang tertulis dalam Alkitab. Tetapi hanya jika Allah mengijinkan hal tersebut. Setan mesti memiliki ijin Ilahi sebelum menyentuh tubuhmu. Dan jika Allah mengijinkannya, maka pasti ada alasan dibaliknya, yaitu karena Ia menghargai integritas dirimu sehingga Ia ingin membawa engkau dalam tingkat keintiman yang lebih dalam lagi bersama-Nya (bersambung) - Russel Kelfer