“Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana. Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setiaNya kepadanya dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.” – Kejadian 39:20b-23
Mungkin kita bertanya kepada diri kita sendiri, kehidupan penjara seperti apa yang mungkin dialami oleh Yusuf dan rekan-rekannya di penjara. Mungkin kita dapat memikirkan kondisi yang kejam, dengan sedikit makanan dan minuman, kondisi hidup yang sulit dan penderitaan fisik, emosi, mental dan spiritual bagi sebagian besar tahanan. Namun demikian Alkitab memberitahu kita bahwa Yusuf tetaplah seorang pria dimana perkenanan dan kebaikan Allah nyata atasnya, dan ia mendapat tanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di dalam penjara. Mari pikirkan sejenak, hal-hal apa saja yang mungkin terjadi:
• Persiapan makanan (jika seseorang cukup beruntung untuk mendapat makanan)
• Bersih-bersih
• Membersihkan toilet
• Mengurus luka-luka para tahanan
• Mengurus para tahanan yang sakit
• Berhadapan dengan serbuan tikus, kutu, serangga dan hewan pengerat lainnya
• Menjagai para tahanan yang lemah
• Mempertahankan tatanan/ keamanan/ kedamaian
• Menjauh dari korupsi dan menguatkan orang-orang benar
• Berhadapan dengan kematian
• Melayani mereka yang patah hati dan yang kesepian
Prioritas Orang Banyak
Saat kita mengamati daftar potensial tugas yang dapat dilakukan oleh seorang tahanan, mudah untuk melihat bagaimana Allah mengajar Yusuf membuat prioritas orang sebelum membuat rencana. Saya yakin bahwa Yusuf belajar bagaimana menjadi seorang bapa di masa ia ditahan. Di tempat dimana Allah mengijinkan pembatasan terjadi dan “destiny” yang sedang dibangun tertunda, maka seperti Yusuf yang sedang merangkul kebenaran yang tak ternilai harganya dan kedalaman dari belas kasihan, kerendahan hati, hikmat dan hati Bapa, bertekun dalam memperoleh status sebagai anakNya mengabaikan apapun keadaan yang sedang ia alami.
Belajar bagaimana berfungsi sebagai seorang bapa adalah bagian yang penting dalam “pelatihan Yusuf untuk bertakhta” sebelum ia dilepaskan menuju penggenapan jubah apostolik di Mesir – Allah memilih sel tahanan sebagai tempat pencobaan yang sempurna bagi kasihNya untuk dibentuk di dalam diri hambaNya, Yusuf.Lebih jauh lagi, Yusuf belajar memiliki hati seorang hamba di dalam penjara. Ini adalah hal yang penting bagi seseorang yang suatu hari nanti akan dipercayakan kuasa dan pengaruh yang begitu besar untuk dibangun menjadi seorang pemimpin yang berhati hamba. Allah memilih untuk mengurung Yusuf di sebuah penjara untuk mengajarkan padanya pelajaran ini dan mengaruniakan kepadanya hak istimewa untuk menunjukkan belas kasihan yang besar bagi para tahanan lainnya.
Sementara kita memperhatikan perkembangan karakter Yusuf di tahap dimana imannya berjalan sebagai seorang penjaga apostolik bagi bangsanya, hal itu juga akan membantu kita untuk mengingatkan pada diri kita beberapa karakter dan sifat dari seorang penjaga ilahi.
Karakter dan Sifat Seorang Penjaga
• Intim bersama Allah di dalam hubungan covenant yang kudus: “Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku” (Kidung Agung 6:3) - “Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta” (Kidung Agung 2:4) - “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu…” (Kidung Agung 8:6).
• Suka menyembah
• Suka berdoa
• Mengasihi Allah dengan segenap hati (Mrk. 12:30-31, 33-34)
• Menyerahkan segala kepunyaannya, dari kelebihan ataupun kekurangannya (Mark 12:43-44)
• Berhasrat untuk menjadi seperti Kristus di dalam pemuridan yang aktif
• Menunjukkan buah-buah Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran…
•Menjalankan iman di dalam karunia-karunia Roh, seperti hikmat, mampu untuk membedakan yang baik dan yang buruk, bernubuat… (Daniel diberi wawasan dan pengertian untuk memahami penglihatannya di dalam Daniel 9:22)
• Dipenuhi Roh
• Penuh dengan belas kasihan dan rahmat
• Terbiasa membaca Alkitab
• Waspada/ Berjaga-jaga
• Selaras dengan tujuan Allah
• Dapat diandalkan, rendah hati, memiliki penyerahan diri dan bagian dari Tubuh Kristus lokal
• Taat kepada Allah secara radikal: “Tetapi Mikha menjawab: “Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan’” (1 Raja-Raja 22:14).
• Hamba yang bertanggung jawab/ bijaksana
• Memahami lingkup pengaruh yang ditugaskan kepada diri sendiri
• Mengerti panggilan yang ada pada diri seseorang
• Aktif di dalam iman untuk meresponi panggilan dalam diri
Setiap penjaga akan mengalami pemurnian karakter di dalam perjalanan mereka menuju tujuan akhir iman dan “destiny” mereka. Kiranya setiap darimu mengenal dan mengecap kebaikan dan perkenanan Allah saat engkau berjalan bersamaNya menuju penggenapan “destiny”-mu dan kiraNya Tuhan kita mengaruniakan kepadamu impian, penglihatan dan lawatan agar engkau terus dikuatkan, khususnya jika engkau saat ini merasa sedang seperti Yusuf yang berada di dalam penjara!
Waktu pengujianmu pasti akan berlalu, dan Tuhan, oleh anugerahNya, akan menempatkanmu di tempat-tempat yang telah Ia tetapkan sebelumnya, agar setiap lingkup pengaruh tersebut dipenuhi dengan kemuliaanNya – Catherine Brown