Thursday, February 3, 2011

Kekuatan dan Kebesaran Zaman Ini versus Anugerah Dalam Kelemahan untuk Gereja Tuhan - Bag. 3

2 Korintus 12:9
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
2 Korintus 12:10
“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Dan menarik kesimpulan ini :
Efesus 6:10
“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.”

Sambil melihat ke belakang, penulis surat Ibrani membuat pengamatan ini tentang para pahlawan iman yang tertulis dalam kitab Ibrani 11 :
Ibrani 11:34
“(Mereka) memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan,

Saudara yang kekasih, Alkitab adalah satu buku yang utuh. Pesan-pesannya tidak pernah berubah. Manusia telah masuk dan mencampuri rencana Tuhan. Tuhan membuat rencana alternatif dalam hatiNya bahkan sebelum dasar dunia diletakkan dan itulah yang disebut “anugerah”. Anugerah membutuhkan satu hal supaya dapat bekerja yaitu supaya manusia menjadi sebuah citra yang mencerminkan kehendak penciptaNya. Jadi, ketika manusia mengijinkan Tuhan menjadi sumber, maka kuasa ini akan mengalir dan membuat manusia sukses, bersukacita dan mengalami damai sejahtera dalam kehidupannya. Tetapi ketika manusia menyimpang dari perannya sebagai penerima atau sebuah citra dari Sang Pencipta maka Tuhan akan membiarkan dia menjadi tuhan bagi dirinya sendiri sampai ia menjumpai kebuntuan dalam masalah mereka, lalu mereka memohon kepada Tuhan untuk menguatkannya kembali dalam penyerahan total. Setiap kali manusia memohon maka kasih Tuhan akan kembali mengambil alih dan manusia itu akan dipulihkan kembali.
Anugerah Tuhan ini didemonstrasikan pada bangsa Israel sebagai suatu bangsa, dan secara pribadi pada setiap orang yang dipakai Tuhan pada lembar-lembar sejarah untuk menunjukkan kemurahanNya. Tapi pada suatu titik, Tuhan mengetahui bahwa manusia harus melihat citra itu secara langsung dan Ia harus membayar harganya supaya citra itu dapat tinggal dalam diri umatNya dan tidak pernah lagi meninggalkan mereka.
Karenanya Tuhan turun ke dunia. Selama 33 tahun, Ia selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan BapaNya. Apa yang dikatakan Bapa, Ia katakan. Apa yang dilakukan Bapa, Ia lakukan. Ia tidak pernah lebih dari citra BapaNya, penuh kemurahan dan kebenaran. Kebenaran tidak pernah berubah. Anugerah tidak pernah gagal. Lalu Ia mengalahkan maut dan kembali kepada Bapa-Nya, sekarang duduk di sebelah kananNya supaya kapanpun manusia gagal menjadi citra yang seharusnya, Ia menjadi perantara bagi kita. Bapa mengampuni kita, lalu kita dapat kembali menjadi agen anugerah kembali.
Kuncinya selalu “kelemahan”. Jadi selama manusia berpikir ia mampu maka ia tidak akan dapat menerima Roh Anugerah atau Roh Kasih Karunia itu. Jika kita memiliki satu ons kesombongan rohani maka kita akan menghambat aliran RohNya dan menolak untuk memberi Dia kesempatan untuk memberikan anugerah yang lebih besar lagi. Seperti yang dikatakan Paulus, proses hidup kekristenan kita termasuk menikmati apa yang disebut kelemahan, perasaan malu, tekanan, penganiayaan, dan keadaan kritis. Jika dipikirkan memang benar-benar sekumpulan hal yang aneh tetapi untuk dirayakan. Lihatlah arti dari kelima kata-kata ini :
1. Kelemahan = astheneia [as – then’ – I – ah]
Kata ini terjemahan bebasnya adalah “kelemahan secara fisik yang disebabkan penyakit atau cacat tubuh”. Kita rela menghabiskan banyak uang, waktu, bahkan menaikkan doa-doa khusus supaya hal-hal ini tidak menimpa kita. Intinya kesehatanlah yang membuat kegiatan sehari-hari menjadi sulit dilakukan. Tetapi Rasul Paulus berkata, “Itu bagus karena ketika aku lemah maka Ia akan kuat di dalamku.”
2. Perasaan malu = hubris [hoo’ – bris]
Kata ini berarti kejadian negatif yang menimpa kita yang disebabkan oleh kekerasan dan penghinaan. Ini adalah sukacita ketika kita dicaci maki, disalah mengerti, dan menjadi obyek kekerasan yang salah alamat. Tetapi ini adalah hal yang aneh untuk disyukuri. Mengapa hal-hal ini berguna buat kita? Karena seperti penyakit sfisik, keadaan ini membawa kita pada keadaan tidak memiliki apa-apa. Tidak ada lagi yang dapat engkau lakukan dalam realita fisik dan hanya respons ilahi yang dapat menanggapinya dengan benar. Seperti yang dikatakan Yesus:
1 Petrus 2 : 21–24
21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh.
3. Tekanan = anagke [an – ang – kay’]
1. Kondisi yang dipengaruhi oleh situasi, hukum yang semena-mena, atau keadaan yang ada di luar kontrol manusia.
2. Kekacauan, keputusasaan, kesulitan. Ini adalah gambaran keadaan yang di luar kendali manusia.
Paulus kapalnya terdampar. Hidupnya di ujung tanduk. Paulus bersukacita. Kondisi sulit, memberinya kesempatan untuk mengalami anugerah.
4. Penganiayaan = diogmos [dee – ogue – mos’]
Perlakuan yang tidak adil yang mesti engkau alami ketika engkauu berdiri di atas imanmu dan dunia memakainya untuk melawanmu.
Contoh penganiayaan adalah ketika Paulus dipenjarakan. Ia bersukacita di dalamnya. Ia berkata yang hilang diselamatkan, dan saudara-saudara seiman dikuatkan. Ia menyebutnya “anugerah”.
5. Keadaan kritis = stenochoria [sten – okh – o – ree’ – ah]
Jalan yang sempit. Situasi yang sangat sulit. Ini adalah kata yang dipakai untuk melukiskan kondisi hidup yang terkepung oleh masalah dan kesulitan. Ini adalah akibat terakhir dari keempat situasi di atas. Tanpa jalan keluar.
Contohnya Yesus di atas Kalvari. Kecuali Tuhan mempunyai maksud yang lebih tinggi, segalanya akan berakhir di sana. Yesus mati. Tetapi kejadian itu tidak berhenti di sana. Dari TahtaNya di tempat yang Maha Tinggi, Tuhan ingin menyingkapkan sebuah potret anugerah secara langsung.
Tuhan menjadi lemah demi kepentingan kita. KelemahanNya membawaNya pada salib, supaya kita mendapatkan mahkota.
Sekarang, saudaraku yang terkasih, pandanglah hidup Paulus. Bukan hanya duri tetapi hidupnya. Dia menggambarkan kehidupan kekristenan yang berserah penuh dalam kasih karunia dengan cara ini :
2 Korintus 11: 24-27
24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun,bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi;
bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian.
Ketika engkau meminta anugerahNya mengalir dalam hidupmu, apakah engkau sungguh-sungguh bermaksud begitu dan siap melakukannya bersama Tuhan? Apakah engkau bersedia jika Tuhan melukis pada kanvas hidupmu sebuah potret dimana engkau benar-benar menjadi sangat lemah, sehingga Dia dapat menunjukkan kekuatanNya kepadamu? Ataukah engkau akan menghalangi dan membatasi pekerjaan Tuhan? Ini adalah hakmu, engkaulah yang harus membuat pilihan. Engkau memang dapat melukiskan pada kanvas kehidupanmu sebagaimana yang engkau suka. Tetapi yang menjadi masalah adalah ketika engkau membatasi Allah maka itu artinya engkau sedang membatasi anugerah dan kasih karunia Tuhan mengalir dalam hidupmu. Kelemahanlah itulah kuncinya dan Tuhan punya bermacam cara untuk ke sana.
Anugerah Tuhan atau Kasih KaruniaNya, hanya ada satu syarat untuk mendapatkannya yaitu “kelemahan”. Jadi kita berada dalam suatu siklus, saat kita memulai perjalanan kita untuk mencari anugerahNya agar mengalir dalam diri kita supaya kita dapat menjadi saksi bagi orang lain dan jangan pernah lupa meminta “anugerah Tuhan” berarti meminta Dia untuk membuat kita menjadi “lemah”. Meminta Tuhan untuk membuat kita lemah berarti memintaNya mengangkat segala sesuatu yang kita banggakan.
Dalam beberapa waktu terakhir, Tuhan telah mengijinkan anugerah itu mengalir dalam hidup saya ketika hal-hal yang membuat saya lemah itu datang sehingga saya menjadi sangat tergantung hanya kepada Tuhan. Dan respons pertama saya adalah meminta Tuhan mengangkat masalah saya tersebut dan mengembalikan kekuatan saya. Tetapi Ia berkata dengan lembut melalui Firman-Nya: “AnakKu, anugerahKu cukup bagimu. Bagaimana engkau dapat mengajar orang lain tentang kasih karunia atau anugerah dalam kelemahan jika engkau meminta kelepasan setiap saat Aku membuatmu lemah? Diamlah. Biarkanlah Aku yang menjadi kekuatanmu.” Dan betapa setianya Ia!
Saudaraku yang terkasih, apakah saat ini engkau berada dalam situasi seperti yang itu yakni dalam “kelemahan” ? Apakah kesulitan hidup mengepung engkau dan menghabiskan kekuatanmu? Apakah engkau merasa begitu lelah dan kehilangan semangat untuk menang? Para kekasih Tuhan, Firman Tuhan mengatakan, “bahkan orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung. Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN (yang membiarkan kuasa Allah bekerja) mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.”
Bagaimana mungkin? Itulah yang disebut anugerah. Inilah hal supranatural yang ingin dilakukanNya dalam hidupmu yaitu segala sesuatu yang tidak mampu engkau lakukan secara manusiawi. Dan engkau dua pilihan atas itu yakni apakah engkau akan menyesali kelemahanmu dan memohon kelepasan, atau dapat menyerahkan diri sepenuhnya pada Seniman Surgawi yang akan melukis sesuatu yang baru dalam hidupmu yakni citra diriNya sendiri yang lebih jelas di sana. Apakah yang akan engkau minta kepadaNya? Kelepasan dari badai? Atau Anugerah untuk melalui badai? Engkaulah yang memutuskan. Pilihannya adalah milikmu.
Dan satu lagi. Ada kemungkinan Tuhan akan memberikan apa yang engkau minta, apapun itu.

Sekarang coba pelajarilah lebih dalam akan hal berikut :
1. Pakailah kata-kata kunci dalam 2 Korintus 12:10 pada uraian diatas yakni tentang kelemahan, perasaan malu dsb. dan carilah referensi lainnya dari kata-kata kunci tersebut dalam Alkitab memakai konkordansi. Kesimpulan apakah yang engkah temukan? Sekarang ubahlah kata-kata kunci tersebut dalam istilah-istilah yang umum dipakai sekarang! Contoh: kelemahan = penyakit. Dan carilah tokoh-tokoh lain dalam Alkitab yang mengalami masalah yang sama. Bagaimana reaksi mereka?
2. Bagaimana kutuk atas tanah yang merupakan akibat dosa Adam jika dihubungkan dengan tekanan dalam pekerjaanmu sekarang? Apakah Tuhan memakai pekerjaanmu untuk membuat engkau menjadi lemah, sehingga Ia dapat memberikan anugerah ekstra kepadamu? Bagaimana respons yang engkau berikan? Selidikilah kata-kata kunci berikut ini dalam Mazmur: kekuatan, kuasa, lemah, dan kelemahan. Bagaimana bunyi ayat-ayat itu dan pemikiran apa yang nampak didalamnya?
4. Tuliskan kembali kata-kata kunci pada uraian diatas yakni kelemahan, perasaan malu dsb. lalu praktekkan dalam kehidupanmu. Apa saja yang dipakai Tuhan dalam kehidupanmu untuk membuat engkau bergantung kepadaNya? Dan bagaimana respons darimu? Apakah pengetahuan bahwa lebih berguna meminta anugerah untuk melalui masalah supaya karaktermu menjadi lebih serupa dengan Kristus daripada memohon untuk melepaskan diri dari masalah, akan menciptakan reaksi yang berbeda darimu? Mungkinkah untuk mengetahui hal tersebut? Dapatkah engkau mengutip ayat dalam Alkitab untuk membuktikan jawabanmu?
5. Bagaimana caranya engkau mendoakan orang-orang yang engkau kasihi yang menjadi lemah karena terpengaruh situasi dan kondisi? Apakah engkau berdoa supaya Tuhan mengaruniakan anugerah kepada mereka? Ataukah engkau berdoa supaya Tuhan memecahkan masalah mereka yang tampak di permukaan? Bagaimana cara Yesus berdoa di Taman Getsemani? Bagaimana pola doa itu mengubah kita? Bagaimanakah pelajaran ini membantumu dalam berdoa?
Hafalkanlah Yesaya 40:29
Kepada siapakah Allah memberi kekuatan? Apa artinya hal ini bagimu? Apakah menantikan Tuhan sama artinya dengan menunggu Dia untuk bertindak sesuai kehendakNya dalam kelemahanmu? Apakah arti “berlari dan tidak menjadi lesu”?
Hafalkanlah 2 Korintus 12:9
Bagaimanakah kuasa Tuhan menjadi sempurna? Apakah engkau “bermegah” dalam kelemahanmu ataukah engkau tertekan karenanya? Mintalah kepada Tuhan untuk merubah hatimu ketika engkau merenungkan pewahyuan ini - Russell Kelfer