Tuesday, October 11, 2011

Tujuh Indikasi Utama Bahwa Suatu Kutuk Sedang Bekerja Dalam Hidupmu atau Keluargamu

Melalui pengamatan dan pengalaman pribadi, saya mendaftar ada tujuh indikator KUNCI yang menjadi permasalahan utama atau dapat menunjukkan bahwa suatu kutuk sedang berlangsung atau sedang bekerja dalam kehidupan seseorang atau keluarga. Ketika saya mempelajarinya lebih lanjut dengan membandingkannya dengan tulisan Musa dalam kitab Ulangan 28, saya sungguh terkejut melihat kesamaan-kesamaan yang terjadi.
Indikasi-indikasi kutuk tersebut adalah :
1.    Kehancuran mental atau emosi: depresi, stress, frustasi, kebingungan, kemarahan yang berlebihan, paranoia, kesedihan yang mendalam dan tak terobati, tak dapat dihibur
2.    Penyakit kronis (terutama bila menyangkut penyakit keturunan)
3.    Kemandulan, tendensi keguguran atau penyakit kewanitaan lainnya
4.    Kegagalan dalam perkawinan, masalah-masalah dalam pernikahan
5.    Kesulitan keuangan yang terus menerus
6.    Tendensi mengalami bencana, malapetaka, kecelakaan, kesialan yang terus menerus dan berulang-ulang
7.    Sejarah bunuh diri dan kematian yang tak wajar (keinginan untuk bunuh diri yang seringkali datang)

1.KEHANCURAN MENTAL DAN EMOSI: depresi, stress, frustasi, kebingungan, kemarahan yang berlebihan, paranoia, kesedihan yang mendalam dan tak terobati, tak dapat dihibur
Kata-kata yang setara dengan hal tersebut diatas dalam Ulangan 28 adalah “kegilaan, kebutaan mental, kehilangan akal sehat sehingga engkau meraba-raba pada waktu tengah hari, seperti seorang buta meraba-raba di dalam gelap.”  Bagian yang dipengaruhi dalam hal ini
adalah hati, jiwa, atau pikiran. Dengan kata lain, bagian paling dalam dari seorang manusia telah diserang oleh kekuatan jahat. Seorang yang mengalami hal semacam ini tidak lagi mempunyai kontrol penuh atas pikiran dan emosi serta reaksinya. Ia seperti dikejar-kejar oleh pikiran-pikiran yang menghancurkan terus menerus atau emosi-emosi negatif yang sulit dikendalikannya, seakan terus menerornya atau mengejeknya: engkau sungguh tak mempunyai harapan lagi…tak ada yang akan menolongmu…habislah riwayatmu kali ini…lebih baik engkau mati saja…ibumu juga telah meninggal dan tidak sembuh dan tak lama lagi engkau juga akan menyusulnya, engkau sungguh tidak berguna, engkau pecundang dsb. dsb.
Namun yang sungguh menyedihkan adalah melihat begitu banyak orang yang mengaku dirinya orang Kristen atau orang percaya kepada Yesus, yang seharusnya telah mengerti bagaimana memiliki kemerdekaan di dalam Kristus, namun harus juga mengalami pergumulan yang mendalam seperti itu, tidak berbeda dengan mereka yang belum percaya kepada Kristus. Mereka ikut mengalami DUA KATA KUNCI dari penyakit mental yang dialami oleh orang-orang dunia atau orang-orang tidak percaya kepada Kristus yakni KEBINGUNGAN DAN DEPRESI. Kedua akar kata tersebut sesungguhnya mempunyai bentuk keterlibatan dengan penyembahan kuasa gelap. Dalam hal ini seringkali sebelumnya disertai dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kuasa jahat, seperti menonton pornografi, perzinahan, okultisme, obat-obatan, penyembahan berhala duniawi dsb.
2. PENYAKIT KRONIS
Istilah yang setara dengan ini, yang tertulis dalam Ulangan 28 adalah “penyakit sampar, batuk kering, demam, sakit radang, kekeringan, borok, kudis, kebutaan.” Namun demikian timbulnya penyakit-penyakit tersebut diatas tidak selalu berarti akibat dari suatu kutuk yang sedang bekerja. Ada faktor-faktor lain yang juga dapat menyebabkan kita sakit secara fisik seperti kelelahan, makanan yang tidak sehat dsb. Namun ada beberapa kata kunci yang dapat memberikan ciri-ciri dari akibat suatu kutuk yakni penyakit sampar yang tak tersembuhkan, yang luar biasa, yang menakutkan, yang benar-benar mencemaskan. Keadaan demikian seharusnya dapat menjadi suatu tanda atau peringatan dari awalnya bahwa suatu kutuk dan kekuatan jahat sedang bekerja dalam atmosfir kita.Ada suatu istilah kata lain yang dapat menunjukkan bahwa suatu kekuatan jahat sedang bekerja yaitu malignant. Definisi dari kata tersebut ialah adanya suatu keinginan untuk selalu mencelakai orang lain. Keadaan demikian jelas merujuk kepada seseorang, bukan kepada suatu kondisi atau situasi yang menunjukkan adanya suatu kemampuan jahat sedang bekerja. Penggunaan istilah dari kata tersebut tidak hanya sekedar berhubungan dengan hal-hal yang bersifat fisik belaka.
Ciri lainnya adalah jenis penyakit “keturunan”. Keadaan penyakit tersebut menunjuk kepada suatu kondisi penyakit yang terus menerus terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ini merupakan suatu indikasi yang sangat umum akan adanya suatu kutuk yang sedang bekerja. Karena itu apabila kita diminta berdoa untuk seseorang yang mempunyai masalah kesehatan turunan, gejala seperti kemungkinan adalah akibat dari kutuk.
Namun demikian seperti sebelumnya sudah saya katakan tidak semua penyakit merupakan akibat dari kutuk. Memang kebanyakan dari penyakit disebabkan akibat dari suatu kutuk yang sedang bekerja, tetapi kita sungguh perlu bergantung kepada Roh Kudus sebelum mengatakan sesuatu untuk memberikan diagnosa yang benar.
3. KEMANDULAN, TENDENSI KEGUGURAN DAN PENYAKIT KEWANITAAN LAINNYA
Kata kunci yang berhubungan dengan hal tersebut dari kitab Ulangan 28 adalah “terkutuklah buah kandunganmu”. Saya telah melayani ratusan wanita yang mempunyai masalah penyakit yang dapat digolongkan kepada “penyakit kewanitaan”. Termasuk didalamnya adalah ketidakmampuan untuk mengandung, tendensi mengalami keguguran terus menerus, ketidak-teraturan dan kesakitan menstruasi, frigiditas, kista, tumor dan penyakit lain yang berhubungan dengan organ dan proses reproduksi wanita. Seringkali kutuk semacam ini bekerja pada hampir semua wanita dalam suatu keluarga dan mempunyai masalah yang sama.
4. KEGAGALAN PERKAWINAN DAN PERPECAHAN KELUARGA
Pengaruh kutuk yang berhubungan dengan hal ini telah dikatakan dalam Ulangan 28:41 “Engkau akan mendapat anak lelaki atau anak perempuan, tetapi mereka bukan bagi dirimu, sebab mereka menjadi tawanan.” Seringkali orang tua pada generasi sekarang mengalami kutuk ini. Mereka melihat anak-anak mereka menjadi tawanan obat-obatan, seks bebas, musik setan dan setiap bentuk penyembahan berhala dunia lainnya. Dalam Maleakhi 4:5-6 menunjukkan suatu gambaran suram tentang keadaan dunia sebelum berakhir.
Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
Maleakhi menggambarkan suatu kekuatan jahat akan bekerja di akhir zaman, yang akan memisahkan orang tua dengan anaknya dan menimbulkan perpecahan dalam keluarga. Maleakhi mengingatkan bahwa tanpa campur tangan dari Tuhan, kutuk tersebut akan bekerja menyebar ke seluruh permukaan bumi, membawa kehancuran bagi banyak keluarga.
Maleakhi telah menunjuk dengan tepat akan permasalahan sosial yang sedang terjadi pada generasi dimana kita hidup sekaran ini dengan menyaksikan dan melihat proses kerja kutuk yang telah menimbulkan banyak penderitaan dalam rumah tangga-rumah tangga modern: keretakan dalam perkawinan, perpecahan keluarga, tingkat perceraian yang terus meningkat, remaja dan anak-anak muda dalam keluarga yang semakin memberontak dan tidak ingin di bawah kendali dan otoritas orang tua mereka dsb. Apa yang digambarkan Maleakhi itu kini terjadi dalam hubungan antara suami-istri, orang tua dan anak, saudara dengan saudara, dan dalam semua bentuk hubungan yang seharusnya dipersatukan dalam ikatan kasih dan kekeluargaan. Tujuannya adalah membawa kehancuran dalam suatu hubungan yang seharusnya manis dan harmonis. Akan tetapi bagi mereka yang mau menerima nasihat dan tuntunan dari Tuhan, masalah ini bukanlah tidak mempunyai solusi. Namun demikian pertama-tama kita haruslah menghadapi fakta bahwa suatu kutuk atau kekuatan jahat sedang bekerja pada zaman ini yang ditujukan terutama pada generasi muda dan keluarga mereka. Kemudian kita harus mengambil langkah-langkah yang dituntun atau ditunjukkan oleh Firman Tuhan untuk menghancurkan kutuk yang sedang bekerja tersebut dan melepaskan cengkeramannya. Saya telah melihat dalam pelayanan saya bagaimana keluarga-keluarga dilepaskan, diubahkan dan dipulihkan dengan luar biasa jika kita mau mengikuti nasihat dan tuntunan dari Tuhan.
5. KESULITAN KEUANGAN YANG TERUS MENERUS
Dua hal yang berhubungan dengan hal tersebut diatas dari Ulangan 28 adalah :”Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu” atau “perjalananmu tidak akan beruntung” atau engkau tidak akan berhasil dalam segala hal yang engkau lakukan.” Proses kerja kutuk yang berhubungan dengan hal ini digambarkan dalam ayat 47 dan 48:
Karena engkau tidak mau menjadi hamba kepada Tuhan Allahmu dengan sukacita dan gembira hati walaupun kelimpahan segala-galanya, maka dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya.”
"Kamu sudah diberkati TUHAN Allahmu dalam banyak hal, tetapi tidak mau mengabdi kepada-Nya dengan hati yang ikhlas dan gembira. Karena itu kamu harus mengabdi kepada musuh-musuh yang dikirim TUHAN untuk melawan kamu. Kamu akan kelaparan, kehausan dan telanjang serta berkekurangan dalam segala hal. *TUHAN akan atau musuh-musuhmu akan.* menindas kamu dengan kejam sampai kamu binasa." (dalam terjemahan sehari-hari)
Disini Musa memberikan penjelasan tentang kehendak Tuhan atas umatNya yang tidak mau taat “melayani Tuhan dengan sukacita dan gembira hati meskipun telah diberkati dengan segala hal” atau dengan kata lain tidak dengan sepenuhnya melayani Tuhan dengan hati penuh sukacita oleh karena Dia. Dalam ayat 48 selanjutnya menjelaskan kutuk yang akan mengenai umat Tuhan akibat dari ketidak-taatan: “melayani musuh yang akan disuruh Tuhan melawan engkau dengan menanggung lapar dan haus, dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya.” Perhatikan apa yang dimaksud dalam ayat tersebut dengan lapar, haus, telanjang dan kekurangan segalanya. Sekarang masukkan semua elemen itu ke dalam suatu situasi yang engkau ketahui atau alami, dan semuanya dapat dirangkum menjadi satu kata yaitu: “kemiskinan”. Jadi jelas hidup dalam “kemiskinan” adalah menandakan adanya suatu kutuk atau kekuatan jahat yang sedang bekerja dalam atmosfir hidupmu atau keluargamu, komunitasmu, pelayananmu, kotamu atau bangsamu.
Bila kita membaca kedua ayat tersebut diatas, ayat 47 dan 48, merujuk kepada satu pengertian bahwa kelimpahan adalah suatu berkat dan kemiskinan adalah suatu kutuk (engkau harus mempunyai pengertian lebih lanjut dan lebih luas untuk hal itu, sebelum engkau menentangnya dan Roh Kudus akan menyingkapkannya bagimu  jika engkau mau memintanya).
Namun demikian memang tidaklah alkitabiah jika kita hanya menginterpretasikan kemiskinan dan kelimpahan hanya dengan standar materi saja atau hal-hal yang berhubungan dengan materi secara fisik. Dalam Yohanes 6:38, Yesus mewahyukan motivasi kehidupanNya di dunia: “Karena Aku telah turun dari surga, tidak untuk melakukan kehendakKu, tetapi kehendak Dia yang mengutus Aku.” Motivasi seorang murid haruslah sama dengan gurunya, motivasi seorang anak haruslah sama dengan bapanya. Motivasi Yesus ialah melakukan kehendak Bapa.
Dari sudut pandang inilah kita akan mendefinisikan arti dari kemiskinan dan kelimpahan. Kemiskinan adalah memiliki kurang dari yang engkau perlukan untuk melakukan kehendak Bapa di dalam kehidupanmu. Semakin besar kesenjangan antara apa yang engkau butuhkan dengan yang apa yang ada padamu atau yang engkau miliki, semakin besar engkau hidup dalam kemiskinan itu. Sebaliknya, kelimpahan adalah memiliki semua yang engkau perlukan atau butuhkan untuk melakukan kehendak Bapa bahkan berkelebihan untuk diberikan kepada orang lain. Kelimpahan dari Tuhan bukan diberikan kepada kita untuk memanjakan keinginan-keinginan daging kita, tetapi agar kita dapat melakukan “setiap perbuatan baik” yang Tuhan ingin lakukan melalui kita yakni untuk berbagi dengan orang lain akan berkat-berkat yang telah kita terima agar melalui “perbuatan baik” kita itu mereka bersukacita dan memuji Bapa kita di surga. Dengan demikian sebenarnya “tidak ada standar yang absolut” untuk menerjemahkan arti dari “kemiskinan dan kelimpahan” dalam kehidupan kekristenan. Standar “kemiskinan dan kelimpahan” bagi orang kristen sangat jelas ditentukan oleh  seberapa dalam “hubungan mereka dengan Tuhan untuk melakukan kehendak Bapa dalam hidupnya.”
Lebih lanjut kesimpulan tentang kemiskinan dan kelimpahan dapat dijelaskan dalam dua cara. Yang pertama, kita harus tahu bahwa iman yang kita perlukan untuk menerima kelimpahan dari Tuhan itu pasti diuji. Ada masa-masa dimana kita harus dapat puas dan mengucap syukur dengan kecukupan dari kebutuhan dasar saja. Tetapi masa-masa itu sesungguhnya hanyalah sementara saja. Apabila motivasi hati dan pikiran kita telah dimurnikan dan iman kita kepada Tuhan tetap teguh, maka Tuhan akan melepaskan kelimpahanNya dalam ukuran dimana Ia bisa mempercayai kita untuk menggunakannya untuk “melakukan kehendakNya” dalam “setiap perbuatan baik”.
Kedua, kita harus tahu bahwa ada suatu tingkat kekayaan yang lebih tinggi dari hanya sekedar kekayaan “materi”. Ketika Musa meninggalkan kekayaan dan kemegahan Mesir lalu berdiam di tempat terpencil di padang gurun, kitab Ibrani menuliskan bahwa Musa berkata ia“menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada semua harta Mesir.” (Ibrani 11:26). Musa tidak pergi ke padang gurun karena ingin miskin atau untuk menjadi miskin. Tetapi ia hanya mengganti kekayaan materi dengan suatu kekayaan yang mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari itu. Jadi apabila tidak ada hasil langsung berupa suatu “komitmen” kepada Kristus dan kerajaanNya, maka kelimpahan materipun bisa diindikasikan sebagai suatu tanda adanya kutuk yang terselubung, baik yang menyangkut individu maupun korporat atau kelompak sosial yang lebih besar.
Pengeluaran biaya yang jauh lebih besar dari pendapatan yang seringkali terjadi diluar rencana atau kontrol kita, juga menunjukkan indikasi suatu kutuk “kemiskinan” yang sedang bekerja dalam atmosfir kehidupanmu dengan selalu menarik “keluar” penghasilanmu karena “bakul dan adonanmu” atau penghasilanmu berada dalam kutuk.
6.TENDENSI MENGALAMI BENCANA, MALAPETAKA, KECELAKAAN, KESIALAN YANG TERUS MENERUS DAN BERULANG-ULANG
Kalimat diatas menjelaskan tentang seseorang atau suatu keluarga, suatu kelompok masyarakat atau komunitas yang lebih besar, yang mempunyai tendensi mengalami bencana, kemalangan, malapetaka, kecelakaan dan kesialan secara tidak alami, terus menerus dan berulang-ulang. Ulangan 28 menjelaskan tentang ini dalam kalimat “perjalananmu tidak akan beruntung, tetapi engkau selalu diperas dan dirampasi, dengan tidak ada seorang yang datang menolong.”
Ada orang-orang yang sesungguhnya sangat terampil dalam mengemudi, tetapi mereka mengalami banyak kecelakaan yang tak terhitung jumlahnya. Dalam banyak kasus, memang ini disebabkan oleh kesalahan pengemudi lain, tetapi mengapa hal itu harus terjadi pada “mereka” dari antara sekian banyak orang di jalan? Apakah itu suatu kebetulan atau memang menunjukkan adanya kutuk yang mengikuti kehidupan mereka?
Ada juga banyak orang yang sebenarnya juga sangat terampil dalam profesi dan bidang pekerjaan mereka masing-masing, namun yang mereka dapatkan justru kesialan dan bencana yang diluar kendali mereka. Indikasi dari kutuk biasanya sesuatu terjadi mendatangkan kesusahan, bencana, malapetaka diluar kendali kita.
Suatu pertanyaan yang seringkali timbul pada mereka itu semua adalah: “Mengapa ini selalu terjadi padaku? Kesalahan apa yang telah kulakukan hingga menyebabkan aku atau keluargaku  menjadi seperti ini?”
Contoh-contoh dari kesialan, malapetaka atau bencana yang menunjukkan adanya kutuk: tumit kaki patah secara tiba-tiba ketika melangkah baik-baik di pinggir jalan, gigi patah hanya karena menggigit buah yang empuk, jari kejepit dan menyebabkan cidera ketika sedang menutup pintu mobil, jatuh dari tangga berguling-guling tanpa sebab dan mengakibatkan banyak cidera setelah itu, sedang memakan ikan, tiba-tiba tertelan duri dan tersedak, mata kemasukan serangga dan mengakibatkan infeksi yang aneh setelahnya, wajah terkenal lemparan batu dari mobil yang sedang lewat, kekeliruan medis yang terjadi di meja operasi atau kesalahan diagnosa dalam pengobatan sehingga menyebabkan kematian, kesalahan yang tidak jelas yang ditudingkan dan mengakibatkan kerugian yang besar atau pemutusan hubungan kerja dan masih banyak lagi.
Semua itu jelas menunjukkan adanya suatu kekuatan jahat yang tak kelihatan sedang menyerang orang-orang tersebut. Pada saat-saat yang kritis atau berbahaya, kekuatan jahat itu justru malah menginjak-injak mereka dan semakin membawa kehancuran yang total dengan membuat mereka tersandung dengan hasil pemikiran mereka sendiri karena tidak adanya hikmat yang benar, yang seharusnya membuat mereka mengambil keputusan yang benar disaat-saat kritis tersebut tetapi malahan memaksa mereka melakukan atau mengambil tindakan gegabah dari keputusan mereka. Pada akhirnya, mereka hanya dapat mengatakan, “Aku tidak tahu mengapa aku melakukan hal itu atau mengambil keputusan seperti itu.” Pernyataan itu merupakan suatu indikasi yang jelas bahwa tindakannya atau keputusan yang diambil olehnya tidak berada di bawah penguasaan diri mereka sendiri, tetapi dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak dapat dicegahnya. Masalah semacam ini tidaklah sepenuhnya subyektif tetapi bisa juga ditentukan dengan analisa statistik. Beberapa perusahaan asuransi biasanya memakai analisa statistik semacam ini untuk melihat siapa saja yang mempunyai resiko tinggi untuk asuransi sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, lalu mereka akan menetapkan premi asuransi sesuai dengan analisa itu.
7.SEJARAH BUNUH DIRI DAN KEMATIAN YANG TAK WAJAR (KEINGINAN UNTUK BUNUH DIRI YANG SERINGKALI DATANG)
Ada banyak referensi tentang hal tersebut diatas di dalam Ulangan 28. Kutuk kematian yang seperti itu tidak hanya terjadi pada individu secara perorangan tatapi juga pada komunitas yang lebih besar seperti satu keluarga atau satu suku (biasanya melalui pengaruh adat dan kepercayaan). Kejadian itu biasanya akan berlangsung terus menerus dari satu generasi ke genarasi berikutnya. Dalam berbagai kebudayaan suatu bangsa, banyak kisah yang menunjukkan adanya suatu kekuatan yang bekerja dalam sejarah manusia yang mengejar anggota-anggota keluarga atau keluarga besar hingga seluruhnya hancur dan musnah. Cerita Yunani kuno memberi status seorang dewi dengan nama Nemesis. Pada kebudayaan lainnya, mungkin dalam peradaban yang lebih modern, nama itu akan lain dan mungkin berubah bentuk sesuai dengan keadaan zaman saat itu, tetapi kekuatan jahat dibelakang semuanya tetap sama sejak zaman purbakala.  Dibalik dari semua kisah-kisah itu, baik yang merupakan cerita kuno maupun dalam peradaban modern, penyembahan berhala memang ada dan merupakan suatu realita.
Seringkali orang-orang yang dipengaruhi oleh kekuatan jahat dan gelap itu akan mempunyai firasat yang kuat. Mereka dapat merasakan sesuatu yang jahat berada di depan mereka, tetapi mereka tidak tahu bagaimana harus menghindarinya. Salah satu cirinya adalah seringkali timbul pertanyaan seperti ini dalam diri mereka atau pikiran mereka, “Hal itu telah terjadi pada ayah saya atau ibu saya, dan rasanya saya akan mendapat giliran berikutnya.” Tanda lainnya adalah mereka akan menetapkan sendiri waktu kematian mereka seperti, “saya tahu, saya tidak akan melewati umur empat puluh lima.” Atau “semua pria dalam keluarga saya selalu mati dalam usia muda.” Semua itu secara tidak langsung menunjukkan bahwa mereka juga akan mengalami nasib yang sama. Kutuk yang bekerja dalam atmosfir kehidupan mereka telah membuat mereka memiliki “kepercayaan yang negatif” untuk memilih kematian dan menolak kehidupan  - Joel Harahap (inspirated by Blessings or Curses - Derek Prince)