Friday, December 10, 2010

HOLIDAY MADNESS - KEGILAAN AKAN MUSIM LIBURAN

“Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati” (Pengkhotbah 9:3).
Kitab Pengkhotbah adalah catatan tentang berbagai pengalaman yang Raja Salomo miliki selama hidupnya. Ia mencoba mencari segala sesuatu yang dapat memberikan kepuasan bagi jiwanya. Ia berusaha mengejar pengetahuan. Ia berusaha mengejar kesenangan. Ia berusaha untuk menjadi kaya. Ia berusaha hidup saleh. Ia berusaha mencari ketenaran. Ia berusaha mengejar moralitas. Tetapi ia akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa “segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin” (Pengkhotbah 1:14, 2:11, 17). Ia telah mencari segala sesuatu, dan telah mencoba segala sesuatu, dan semua nampaknya hanyalah kesia-siaan dan kosong. Ini membuatnya menyimpulkan, sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Yohanes dalam perjanjian baru, bahwa “dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya” (I Yohanes 2:17).
Bila kita membaca kitab Pengkhotbah 9:3 merupakan ayat yang sangat pesimistis. Ini mempresentasikan pandangan yang sangat negatif tentang umat manusia. Namun Raja Salomo sungguh benar. Ia membuat tiga pernyataan dalam ayat ini yang sungguh benar, dan sejalan dengan keseluruhan pengajaran Alkitab.

I.Pertama, Raja Salomo berkata, “Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan.”
“Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati” (Pengkhotbah 9:3).
Perkataannya membuat jelas dalam ayat lain, ketika ia berkata,
“Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!” (Pengkhotbah 7:20).
“Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan.” Ternyata ini sangat bertentangan dengan apa yang kebanyakan orang sering katakan hari-hari ini, ketika kita sering mendengar orang berkata, “Saya percaya bahwa manusia pada dasarnya baik.” Ternyata pandangan itu tidaklah alkitabiah! Alkitab menunjukkan bahwa hati manusia “penuh dengan kejahatan”! Bacalah surat-surat kabar, berita-berita di internet, lihatlah berita-berita di TV. Kita melihat banyak orang melakukan kejahatan dan sangat sedikit yang baik. Bahkan apa yang kelihatannya “baik” sesungguhnya lahir dari egoisme dan kesombongan diri, dan bahkan seringkali merupakan kejahatan moral yang tersembunyi!
Lagi dan lagi Alkitab menunjukkan kebenaran penuh dari perkataan-perkataan Raja Salomo, “Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan.”
Bacalah seluruh Alkitab. Dari permulaan sampai akhir, maka kita akan tahu tentang nature/sifat dasar manusia yang penuh dosa, dan kerusakan totalnya. Sebelum Air Bah,
“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5).
Dalam khotbahnya yang terkenal “Dosa Asal” , penginjil besar John Wesley (1703-1791), berkata bahwa manusia zaman ini sama dengan mereka yang hidup sebelum zaman Air Bah. John Wesley berkata,
“Ribuan tahun setelah [zaman Air Bah], Tuhan menyatakan melalui Daud, “Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak,” Mazmur 14:3; Roma 3:10. Dan ini juga disampaikan oleh semua kesaksian para Nabi, sehingga Yesaya berkata, “Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu. Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.” Yesaya 1:5-6
Catatan yang sama diberikan juga oleh para Rasul. Dari semua ini kita dapat belajar, yang berhubungan dengan manusia dalam keadaan alaminya bahwa “segala kecenderungan hatinya” adalah “jahat” dan “selalu jahat,” dan “membuahkan kejahatan semata-mata” (John Wesley, M.A., “Original Sin,” The Works of John Wesley, Baker Book House, 1979 reprint, volume VI, hal. 57, 58).
Nabi Yeremia berkata,
“Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yeremia 17:9).
Jadi, kita melihat bahwa Alkitab, dari permulaan hingga akhir, mendukung pernyataan Raja Salomo dalam kitab pengkhotbah tersebut bahwa “Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan.”

II. Kedua, Raja Salomo berkata, “dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup.”
“Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati” (Pengkhotbah 9:3).
Kata Ibrani yang diterjemahkan dengan “kebebalan” disini berasal dari akar kata yang berarti “bodoh” (Strong, #1984). Kata yang digunakan adalah “howlelah” yang berarti “kegilaan” (Strong, #1947) - kegilaan, gelap mata, pengacau, liar – itu adalah gambarannya dan pengertiannya. “Kebebalan atau kegilaan/keliaran/gelap mata ada dalam hati mereka seumur hidup.  Matthew Henry berkata bahwa “manusia sekarang adalah seperti orang-orang gila, dengan semua kesenangan-kesenangan yang mereka anggap sebagai berkat namun seperti orang gila” (Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible, Hendrickson Publishers, 1996 reprint, volume 3, hal. 849; catatan untuk Pengkhotbah 9:3). Kegilaan dari hati manusia tersebut menyebabkannya meluas ke berbagai bentuk penyembahan berhala. Nabi Yeremia berkata, “mereka menjadi gila oleh berhala-berhala mereka!” (Yeremia 50:38) – “dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup” (Pengkhotbah 9:3). Manusia pada zaman ini telah “menjadi gila oleh berhala-berhala mereka” – berhala-berhala pornografi, obat-obatan, homosexual, sex bebas, kawin-cerai, materialisme dan kesenangan-kesenangan atau kepuasan-kepuasan jasmaniah dari berhala besar yang bernama “kenikmatan-kenikmatan duniawi.”
“Musim Liburan” adalah salah satunya. Setiap waktu kegilaan hati manusia masa kini semakin ditunjukkan secara terang-terangan dan kegilaan keinginan hati manusia akan kesenangan musim-musim liburan, semakin meletus seperti letusan gunung berapi - Dr. A. W. Tozer (1897-1963) berkata,
“Semacam suatu kegilaan sedang mencengkeram orang-orang dan suatu usaha gila-gilaan ketika semua orang mulai kesana-kemari mencari tempat-tempat lain selain tempat dimana mereka berada. Tidak seorang pun berhenti untuk mengetahui akan segala hal, walaupun pada kenyataannya mereka tidak sedang dalam penjara namun mereka bergabung dalam penyerbuan khalayak ramai dari satu tempat ke tempat lainnya lalu kembali lagi, dan terus berputar-putar sedemikian rupa mengikuti suatu dorongan hati yang tidak terkendali oleh manusia zaman ini, menguasai hati mereka seperti debu tertiup angin, memutar-mutar dann mengocok-ngocok mereka sehingga terombang-ambing kesana-kemari dan sangat berbahaya…" (A. W. Tozer, D.D., “Midsummer Madness,” in God Tells the Man Who Cares, Christian Publications, 1970 edition, hal. 127).
Apa yang Dr. Tozer katakan tentang “Puncak Kegilaan” tersebut adalah lebih dari empat puluh tahun yang lalu, dan sekarang, kegilaan itu semakin bertambah yakni kegilaan akan “musim liburan”. Liburan ini dan liburan itu ! Orang-orang dengan liarnya melakukan “suatu usaha gila-gilaan” untuk memperoleh “kesenangan” dan “menyerbu tempat-tempat lain selain tempat di mana mereka berada” pada musim-musim liburan atau hari-hari libur.
Bahkan ada yang sampai tidak beribadah ke gereja hanya karena harus “mempersiapkan pakaian” yang akan dipakai pada acara Halloween. Ia sampai harus meninggalkan ibadahnya kepada Tuhan hanya untuk mempersiapkan pakaian yang akan dipakai pada acara Halloween seperti tukang sihir, atau seorang peri, atau seperti Vampir, atau apapun itu! Betapa semua ini adalah suatu "kegilaan" - kegilaan akan musim-musim liburan. “Mereka menjadi gila oleh berhala-berhala mereka!” (Yeremia 50:38) “Kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup” (Pengkhotbah 9:3).
Yang lebih buruk lagi, dalam kegilaan “musim liburan,” orang-orang akan meninggalkan rumah, dan pergi kesana-kemari, sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Tozer sebagai “suatu penyerbuan khalayak ramai”… “untuk pergi dari satu tempat ke tempat lainnya selain dimana mereka berada.” Kini banyak orang bahkan memutuskan untuk tidak mau tinggal di rumah setelah pulang dari kantor atau setelah meninggalkan ibadah di gereja untuk mengejar dan menyembah berhala besar itu yang dinamakan “kesenangan”. Suatu dorongan hati yang tidak dapat ditolak dan tidak dapat dikendalikan menguasai kebanyakan manusia zaman ini seperti "debu tertiup angin” – dan membawa mereka dengan ke tempat-tempat lain selain tempat dimana mereka berada yang pada akhirnya akan melempar mereka ke jurang kesakitan mereka sendiri dari suatu pengejaran gila-gilaan yang telah menjadi idola manusia zaman ini – yang bernama “kesenangan.”
Pada tahun 1940-an orang-orang masih senang untuk tinggal di rumah, pergi beribadah ke gereja pada hari-hari libur seperti Thanksgiving, Natal dan Tahun Baru untuk kemudian tinggal kembali ke rumah mereka. Namun hari ini mereka lebih suka untuk melakukan “kegilaan mengejar kesenangan-kesenangan akan liburan” pada waktu hari-hari libur tersebut. “Kebebalan ada dalam hati mereka” membawa mereka keluar dari rumah bahkan dari ibadah mereka kepada Tuhan menjadi usaha gila-gilaan untuk menyembah berhala besar dari “kesenangan.” “Pikiran “kacau” zaman ini sedang menyerang pikiran manusia modern yang mengutamakan kesenangan sehingga menyebabkan “kegilaan” akan musim-musim liburan.
Saya pernah diserang sebagai tirani “legalistik” bahkan lebih buruk lagi karena saya meminta anak-anak muda di gereja kami untuk tetap berada di gereja pada waktu “musim-musim liburan.” Tetapi Kristus berkata,
“Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi” (Lukas 6:22-23).
Inilah waktunya setiap pengkhotbah untuk memiliki keberanian dan berbicara menentang “kegilaan musim liburan” seperti yang dilakukan oleh Dr. A. W. Tozer diatas. Umat Tuhan membutuhkan suara-suara kenabian seperti suara Dr. Tozer dalam menyelamatkan gereja Tuhan dari kegilaan “tarian kematian” di akhir zaman ini. Orang-orang terus menyerukan dan menyerukan lagi untuk mencari kekayaan, jalan-jalan, dan mencari “kesenangan,” kegiatan-kegiatan dan pesta olah raga, pesta-pesta pora dan kesenangan-kesenangan duniawi seperti zaman sebelum Air Bah! Menghindarlah engkau dari kegilaan akan “musim-musim liburan” dan utamakanlah untuk beribadah kepada Tuhan dan mencari wajahNya bersama dengan umat Tuhan yang lainnya, menyembah Kristus, daripada menyembah berhala besar akhir zaman yang bernama “kesenangan” atau “kenikmatan-kenikmatan duniawi”.
“Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan” (II Korintus 6:17).
Keluarlah anda dari kegilaan “musim liburan” yang tengah melanda manusia zaman ini.
Namun masih ada kalimat terakhir dari ayat tersebut diatas,

III. Ketiga, Raja Salomo berkata, “dan kemudian mereka menuju alam orang mati.”
“Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati” (Pengkhotbah 9:3).
Mati! Itu adalah apa yang terjadi setelah semua kegilaan tadi. Mati, itu adalah realitas sesungguhnya, suatu realitas “dingin” dari kematian tidak akan dapat dihindari dengan lari kepada berhala setan yang bernama “kesenangan.” Tidak, tidak akan ada “kesenangan” di dalam kubur! Alkitab berkata,
“Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas” (Lukas 16:23).
Yesus berkata, “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal” (Matius 25:46).
“Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati” (Pengkhotbah 9:3).
Dr. John Gill berkata,
Setelah semua kegilaan dalam hidup mereka tersebut maka mereka akan mati dan masuk ke dalam kematian, mereka akan turun ke neraka (John Gill, D.D., An Exposition of the Old Testament, The Baptist Standard Bearer, 1989 reprint, volume IV, hal. 607; Komentar untuk Pengkhotbah 9:3).
Hal yang paling penting dalam hidup bukanlah untuk mengejar kesenangan. “Bersenang-senang” sekarang tidak akan membuatmu berarti dalam kekekalan, dan engkau akan mati dalam keadaan belum siap untuk berjumpa dengan Tuhan pada Pengadilan TerakhirNYA. Engkau harus merasakan pertobatan yang sejati. Engkau harus sungguh-sungguh berbalik dari dosa-dosamu kepada Kristus. Engkau harus datang kepada Kristus melalui anugerah dan disucikan dari dosa-dosamu oleh DarahNya yang kekal. Yesus berkata, “Kamu harus dilahirkan kembali” (Yohanes 3:7).
Salomo sudah tua pada waktu ia menulis Kitab Pengkhotbah. Ia sedang berbicara seperti seorang ayah kepada anak-anaknya. Di akhir dari kitab Pengkhotbah Raja Salomo berkata, “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu” (Pengkhotbah 12:1). Masa muda adalah masa untuk berpikir dengan serius tentang kekekalan. Saya berharap anak-anak muda mau mendengarkan ini. Saya tahu bahwa sangat penting bagimu untuk mencari Kristus, dan berpikir tentang kekekalan sejak masa mudamu.
Perhatikanlah kata-kata dalam pujian yang dinyayikan oleh Mr. Griffith sebelum khotbah ini - (“Where Will You Spend Eternity?” by Elisha A. Hoffman, 1839-1929)
Di manakah engkau akan menghabiskan kekekalan?
Pertanyaan ini datang kepada anda dan saya,
Apakah yang akan menjadi jawaban akhirmu?
Di manakah engkau akan menghabiskan kekekalan?
Kekekalan! Kekekalan! Di mana engkau akan menghabiskan Kekekalan?
Berpikir tentang kekekalan akan menyelamatkanmu dari kekacauan zaman ini akan “kegilaan musim liburan” yang tengah membinasakan jiwa-jiwa manusia masa kini. - Dr. R. L. Hymers, Jr.