Tuesday, May 17, 2011

Berjaga-jagalah! – Apa Yang Terjadi Jika Engkau Tidak Siap Menyambut KedatanganNya? - Bag.II

Panggilan yang kedua di dalam perumpamaan ini. Kita tidak saja didapati sedang berkerja, melainkan juga sedang berjaga-jaga. Dan inilah yang dimaksudkan oleh Tuhan kita. Kerja melibatkan suatu aktivitas. Berjaga-jaga melibatkan suatu sikap. Suatu sikap sangat mempengaruhi suatu aktivitas. Yang sebenarnya Yesus sampaikan adalah, “yang Aku inginkan agar engkau lakukan adalah agar setiap pagi engkau bangun dan berlari ke jendela dan menatap ke langit seraya berkata, "Ini mungkin hari kedatangan Tuhanku yang kedua kali. Karena bila hal itu benar, maka kehidupan saya hari ini akan dimotivasi oleh proses persiapan bagi kedatangan-Nya."
Hal ini pasti berpengaruh terhadap apa yang kita pikirkan sepanjang hari itu, apa yang kita putuskan untuk kita kerjakan untuk mengisi waktu, urgensi kita dalam menyikapi hal-hal yang rohani, dan tentu saja intensitas kita dalam hal untuk mengabarkan Injil. Kita sedang berdiri di bagian depan kapal, menatap ke kejauhan, berharap setiap saat bahwa kita akan melihat di garis cakrawala barisan malaikat, dan mendengar bunyi sangkakala itu.
Sikap apapun yang kurang dari antisipasi seperti itu berarti telah menolak tantangan Allah untuk "berjaga-jaga". Berjaga-jaga bukanlah suatu sikap mentalitas santai dan berkata, " Oh saya sudah memperhatikannya begitu sering, dan saya juga ragu kalau hari ini adalah saatnya." Jika "berjaga-jaga" adalah mottomu, engkau akan menetapkan bahwa engkau tidak akan menurunkan teropongmu karena engkau akan merasa bahwa bisa saja, walau hanya sekejap, saya telah melewatkan apa yang saya bisa lihat di ufuk timur itu.
Saudaraku yang terkasih, Yesus akan segera datang. Tugas kita adalah bersiap-sedia. Untuk bersiap-sedia, kita harus terus berjaga-jaga dan bekerja. Yesus menuturkan satu perumpamaan lain dalam Lukas pasal 12, yang juga dimaksudkan untuk menerangkan konsep ini lebih mendalam. 32 Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.
33 Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.
34 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."
35 "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.
36 Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya.
37 Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.
38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan."
Perikop ini dimulai dengan, "Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu". Betapa bermurah-hatinya Bapa yang kita miliki ini. Kerinduan hatiNya adalah agar kita mendapatkan kehidupan kekal yang berlimpah. Ia bukan Allah yang memberi dengan berat hati, kepada sekumpulan pemberontak yang sebenarnya tidak layak mendapatkan pemberian itu, hanya karena Ia tidak memiliki pilihan lain yang lebih baik. Ia mengenal keberdosaan dan kecongkakan kita tetapi Ia tetap mengasihi kita, Ia tetap memanggil kita, Ia tetap memampukan kita. Ia bahkan menjanjikan, "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu."
Dengan perkataan-perkataan ini di dalam benak kita, kita seharusnya bersiap bagi kedatangan-Nya. Kita harus menempatkan secara tepat kedua kerajaan ini di dalam benak kita. Yang satu akan hangus terbakar, yang satunya lagi akan bertahan. Segala hal yang kita kerjakan untuk kerajaan dunia ini akan habis terbakar, segala hal yang kita kerjakan untuk Kerajaan yang lainnya itu akan tersimpan di dalam rumah perbendaharaan yang kekal, "yang dipelihara di dalam kekuatan Allah [kepada] keselamatan". Oleh karena itu, kata Tuhan kita, "Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat."
Engkau bisa bersandar pada janji ini. Di mana hartamu berada, itu benar-benar merupakan gambaran dari kondisi hatimu. Jika engkau menumpuk harta duniawi yang nantinya akan hangus, sementara engkau berbicara tentang pentingnya kekekalan, maka engkau adalah seorang yang munafik dan bodoh. Carilah di mana hartamu. Lihatlah di mana inverstasimu. Di situlah hatimu. Tepat disana. Itulah yang dimaksudkan Yesus.
"Hendaklah pinggangmu tetap berikat". Bersiaplah untuk bertindak. Jangan lengah barang sekejap pun. Yesus segera datang. Ia ingin mendapati dirimu tengah sibuk melakukan perkara BapaNya. Ia ingin mendapati dirimu dengan harta dan hatimu terkubur di dalam kerajaan yang akan datang. Ia ingin mendapati dirimu tengah bekerja dan berjaga-jaga karena engkau memang menantikanNya setiap saat. Jika engkau tidak seperti demikian, semuanya pekerjaanmu akan menjadi sia-sia. Jika engkau tidak seperti demikian, semuanya hanyalah sebuah permainan. Jika engkau tidak seperti demikian, semuanya adalah tipuan. Engkau pergi ke gereja dan menaikkan pujian, "Yesus segera datang" tetapi kemudian tetap menjalani hidup ini dengan sikap seolah-olah tidak mungkin sorga akan terbuka. Itu merupakan hidup dalam kebohongan. Saudaraku yang terkasih, jika kamu menaikkan pujian seperti itu, engkau juga harus menantikannya.
Saya tahu. Sudah lama sekali sejak hari di mana para murid melihat Yesus naik ke dalam awan-awan dan mereka mendengar malaikat berkata, "Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Sudah hampir 2000 tahun. Tanda-tandanya semakin jelas. Hal-hal yang harus terjadi tengah terjadi saat ini. KedatanganNya bisa terjadi setiap saat. Yesus berkata,
38 Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.
Jika Ia menangguhkan untuk suatu masa yang lama, dan kemudian datang dan mendapatkan para hamba-Nya tengah berjaga-jaga, berbahagialah hamba-hamba itu. Kita memiliki kesempatan untuk berbahagia (diberkati) dengan cara yang begitu luar biasa jika kita "berjaga-jaga" karena kita sedang berada di dalam penjagaan yang terakhir. Waktunya hampir habis. Dunia ini, dan bahkan gereja tengah berseru, 2 Petrus 3:4 "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
Janji ini semakin berharga seiring bergantinya hari bukannya semakin tidak berarti. Musik kekekalan semakin menggema bersama setiap bunyi sangkakala. Benar, tahun-tahun telah banyak berlalu. Benar, generasi-generasi telah datang dan pergi. Puji Tuhan. Ini berarti bahwa berkat dari kedatanganNya akan menjadi lebih ajaib dan harapan dari panggilan kita menjadi semakin dinamis seiring berlalunya setiap menit. Tataplah ke atas. Ia akan datang! Pandanglah keluar. Ia akan datang. Lihat sekelilingmu! Ia akan datang! Saudaraku yang terkasih, Ia akan datang segera!!!
Tetapi perikop di Lukas 12 belumlah selesai. Petrus mendengar apa yang dikatakan Sang Guru, dan seperti biasanya, Petrus memiliki pertanyaan. Kita semua juga memiliki pertanyaan-pertanyaan, hanya saja Petrus cukup berani untuk mengajukannya. Perhatikan,
41 Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?"
42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
46 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.
47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
"Kepada siapakah Engkau maksudkan perumpamaan itu, Tuhan? Hanya kami para murid, ataukah semua pengikutMu?" Akhir perikop ini menjelaskan bahwa Ia sedang berbicara kepada hamba-hambaNya, yaitu orang-orang percaya. Tiga ayat terakhir mengindikasikan bahwa Ia membeda-bedakan tingkat-tingkat tanggung jawab antara satu dengan yang lainnya, dan perbedaan ini akan terjadi karena tingkat pemahaman mereka. Saudaraku yang terkasih, teruslah perhatikan. Hal ini akan menjadi semakin spesifik, dan jika tujuan hidupmu selama ini hanyalah untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tanpa merasa perlu melakukan lebih banyak ketaatan, perikop ini mungkin akan membuatmu harus berpikir ulang tentang tujuan-tujuan hidupmu.
Perumpamaan ini mengisahkan tiga kelompok orang:
Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengaku sebagai orang percaya, tetapi ketika tidak ada orang yang melihat mereka, mereka bertingkah laku seolah-olah Kristus tidak hidup di dalam hati mereka. Mereka ini akan dipisahkan dan akan diberikan imbalan yang sama dengan yang diterima orang yang tidak percaya. Kepura-puraan akan memudar. Topeng akan terlepas. Ia mungkin saja merupakan seorang yang brillian yang duduk di bangku paling belakang gereja, tetapi ia tidak pernah beriman kepada Yesus sebagai Juruselamat. Yesus akan berkata kepadanya, "Enyahlah dari pada-Ku, Aku tidak pernah mengenal kamu!"
Kelompok kedua adalah orang-orang percaya yang mengenal kehendak Allah, yang mengetahui panggilan mereka, yang mengetahui bahwa mereka ditunjuk untuk tugas berjaga-jaga, untuk berdiri dan menatap ke langit menantikan Dia yang akan datang dan setiap hari semakin bersiap dengan lebih sempurna bagi kedatanganNya. Mereka tahu. Tetapi mereka tidak berjaga-jaga dan mereka tidak memiliki alasan untuk membela diri. Mereka pergi ke semua kelompok penelaahan Alkitab. Mereka mempelajari semua ayat. Mereka mendengarkan program-program di televisi, mengikuti seminar-seminar rohani dan membaca banyak buku-buku rohani. Mereka bahkan memiliki stiker "Yesus Mengasihimu" tertempel di bumper mobil dan di kamar-kamar mereka. Alkitab mereka penuh dengan catatan-catatan. Mereka tahu nama-nama binatang akhir zaman yang disebutkan di kitab Wahyu dan semua tulah-tulah di kitab Keluaran. Mereka tahu tentang semua pandangan yang berbeda menyangkut eskatologia, dan dapat menjabarkan dengan baik semua pendapat dalam doktrin itu. Tetapi mereka tidak berjaga-jaga. Mereka tidak hidup dalam ketaatan kepada hal-hal yang menjadi prioritas penting, mereka terlalu sibuk menjadi orang Farisi. Badai kekekalan tengah terbentuk di atas mereka tetapi mereka lebih tertarik dengan perdebatan mengenai siapa itu Antikristus daripada mengupayakan agar Injil dikabarkan sampai ke ujung-ujung dunia atau kepada tetangga di sebelah rumahnya.
Kelompok ketiga adalah mereka yang mengenal Allah, tetapi belum memiliki banyak kemampuan untuk menangani hal-hal yang berhubungan dengan kebenaran. Mereka adalah bayi-bayi di dalam Kristus. Tetapi mereka juga akan memberikan pertanggung-jawaban, tetapi tingkat pertanggungjawaban mereka akan lebih rendah. Mengapa? Karena, "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut." Oh, betapa kita senang menggunakan dan menyalahgunakan ayat ini. Saudaraku yang terkasih, berhati-hatilah. Pastikan bahwa kamu memahami apa arti ayat ini. Makna ayat ini adalah bahwa semakin banyak kamu belajar, semakin banyak tanggung-jawabmu. Artinya, semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam hatimu mengenai siapakah Yesus itu, dan apa yang diharapkan Yesus dari seorang murid, semakin tinggi juga standar yang dipergunakan untuk mengukur ketaatanmu. Jika engkau telah membaca sepuluh buku rohani lebih banyak dari sebelumnya dalam sebulan, telah mendengarkan enam khotbah lebih banyak dari sebelumnya dalam seminggu, dan telah mendengarkan program-program rohani di TV lebih banyak dari sebelumnya untuk menjadikan dirimu merasa rohani, sekarang mungkin engkau ingin berhenti dan bertanya kepada dirimu sendiri, apa yang sebenarnya sedang engkau lakukan itu. Jangan berhenti dalam mencari pengetahuan. Jangan berhenti belajar. Jangan berhenti diajar dan dilatih. Itu bukanlah jawabannya. Tetapi jika engkau belajar dan menjadikan tindakan belajar itu sendiri sebagai tujuan akhir dari segalanya, maka segeralah berhenti. Jika engkau "selalu belajar, tetapi tidak pernah tiba pada pengetahuan akan kebenaran," maka hentikanlah itu. Jika engkau hanya bangga dengan pengetahuan teologimu, maka sangat besar kemungkinannya bahwa masalah kesombongan telah menjadikan teologimu itu tidak akan berharga. Allah Bapa sedang mencari pria dan wanita yang memiliki hati yang murni, yang motivasinya hanyalah untuk mengenal Kristus dan memperkenalkan Kristus. Mereka melihat semua pengetahuan hanyalah sebagai bejana yang dilaluinya agar mereka menjadi lebih taat dan lebih efektif untuk dipakai oleh Tuhan. Selain hal ini, mereka juga menyadari bahaya dari menjadikan pengetahuan itu sebagai tujuan akhirnya. Pengetahuan yang demikian akan "membuat orang menjadi sombong". Pengetahuan yang demikian membuat kepala menjadi bengkak, menutup aliran darah ke otak, dan akan menyebabkan masalah jantung. Sungguh hal yang sangat merugikan.
Tuhan kita harus mengambil waktu yang lama untuk datang kembali. Ia menjelaskan hal ini di dalam 2 Petrus 3:9, “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Itu alasan-Nya mengapa Ia menunggu. Tetapi Ia pasti datang. Itulah sebabnya kita harus senantiasa berjaga-jaga. Ia segera datang. Itu sebabnya kita harus berjaga-jaga dengan intensitas yang sedemikian rupa, dengan pengharapan yang sedemikian rupa, dengan integritas yang sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu sekejappun di mana kita tidak siaga di dalam tugas kita. Jangan ada waktu sekejappun di dalam pikiran kita atau di dalam pelayanan kita atau di dalam waktu studi kita atau di saat kita bersama dengan Allah di mana hati kita tidak menatap ke langit untuk melihat Sang Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segalanya masuk ke dalam sejarah. Kita harus menyaring semua rencana, setiap sasaran, setiap investasi, melalui lensa finalitas saat ini. Kita harus membaca koran, mendengarkan berita, dan merencanakan waktu kita dengan pemahaman bahwa pada hari itu akan segera tiba dimana, "bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!"
Itu bukanlah suatu mimpi. Itu suatu janji. Dan Ia yang memberikan janji itu berkata, "Dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya.…tidak ada satupun yang tidak dipenuhi." Tidak satupun? Ya, Tidak satupun. Ia berkata bahwa Ia akan datang kembali? Ya, Ia berkata demikian. Ia berkata bahwa kita harus berada di atas dek kapal dalam keadaan siaga untuk melihat kedatangan-Nya? Ya, Ia berkata demikian. Dan Ia juga berkata bahwa semakin banyak yang kamu ketahui tentang kesetiaanNya, maka semakin besar tanggung jawabmu untuk tetap berjaga menatap langit di timur itu. Semakin banyak Ia memberkatimu dengan pengetahuan, semakin banyak yang harus engkau pahami bahwa, ketika Ia kembali, Ia harus mendapati dirimu tengah melakukan perkara Bapa.
Ia juga berkata bahwa tersedia berkat tambahan bagi mereka yang sedang berjaga di tengah malam dan dini hari. Saat jarum dari jam kekekalan mengarah ke tengah malam, berkat semakin berlipat jika kita tidak membiarkan sikap sinis dan arogansi zaman ini melemahkan urgensi dari pengharapan kita. Ia berkata bahwa semakin lama kita menantikan, dan semakin setia kita berjaga, serta semakin giat kita bekerja, semakin luar biasa Ia akan memberkati kita jika hari tersebut tiba.
Jadi, marilah kita semua membiasakan diri kita menatap ke langit. Marilah kita hentikan semua keluh-kesah tentang permasalahan-permasalahan menyangkut pemerintahan, sekolah-sekolah, pasar saham, dan permasalahan-permasalahan lainnya yang menghadang kita di abad 21 ini.
Yesus akan datang kembali!
Lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya.
Pasar saham akan anjlok sampai ke titik nol sebagaimana seharusnya suatu hari nanti.
Semua komputer di dunia akan terdiam dan terhenti.
Ia akan menjadi Tuhan kita, dan kita menjadi umat-Nya.
Dan setiap mata akan melihatNya.
Dan saudaraku yang terkasih, sampai saat itu tiba, Tuhan telah memberikan kepada kita suatu tugas khusus. Engkau dan saya harus "berjaga-jaga". Kita harus berdiri berjinjit di ujung jari kerohanian kita dan menatap ke kejauhan, dengan penuh antusias mengharapkan hari itu setiap saat, ketika Sang Tuan datang kembali, dan kita ingin siap sedia. Itulah panggilan kita.
Dan tanggapanmu? Saya berdoa agar kita semua mengatakan … "Amin".
Tantangan untuk Belajar Lebih Lanjut
1. Renungkan Markus 13:31. Lihat ayat-ayat rujukan silangnya. Menurut pendapatmu, apa maknanya? Bagaimana satu ayat itu bisa membantumu dalam membuat keputusan-keputusan penting di dalam hidupmu?
2. Bisakah engkau jelaskan Markus 13:32? Menurutmu apa maksudnya ketika dikatakan, "Anakpun tidak"?
3. Baca kembali penggunaan kata "berjaga" dalam pelajaran ini. Kesamaan-kesamaan apakah yang ada pada semua kasus penggunaan kata tersebut? Bagaimanakah kesamaan-kesamaan ini, pada esensinya, teraplikasikan kepada perikop di Markus 13 ini?
Tantangan untuk Penerapan Lebih Lanjut
1. Pernahkah engkau bertanya kepada Tuhan tentang panggilanmu? Pernahkah engkau meminta kepadaNya untuk menjadikannya jelas bagimu hal-hal khusus apa saja yang Ia ingin agar engkau kerjakan bagiNya? Tidak masalah seberapa tua atau seberapa mudanya dirimu. Bertanyalah kepadaNya segera sebelum terlambat.
2. Bagaimana engkau menggambarkan sikapmu terhadap perihal Kedatangan Yesus yang Kedua? Apakah engkau dengan antusias mengantisipasi kedatanganNya? Apakah hal ini terasa kabur atau tidak pasti bagimu? Apakah ada kecenderungan dalam hatimu yang meragukan adanya kedatangan dalam arti yang harafiah?
3. Apakah engkau memulai setiap harimu dengan menatap ke langit dan berdoa, "Amin, datanglah, Tuhan Yesus"? Apakah hatimu cukup murni untuk menginginkan-Nya datang hari ini? Apakah ada hal-hal yang kamu rencanakan untuk dibereskan sebelum Ia kembali atau memanggilmu pulang, tetapi engkau terus menunda-nunda untuk melakukannya? Bukankah itu merupakan tanda bahwa kamu tidak mengharapkan Ia datang hari ini?
4. Apakah engkau terus mempelajari hal-hal yang baru untuk menjadi semakin bertanggungjawab, tetapi engkau tidak merasa perlu untuk berupaya menaati hal-hal yang telah engkau pelajari tersebut? Baca kembali Lukas 12:47-48. Bukankah engkau telah diberkati sebab belajar lebih banyak? Apakah engkau menganggap tuntutan yang banyak terhadap dirimu sebagai suatu berkat? Seharusnyalah engkau merasa demikian.
5. Hafalkan Lukas 12:42-44 - Russell Kelfer