Saturday, January 15, 2011

KUTUK UNIVERSAL

“Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Hari-hari belakangan ini kebanyakan yang dijadikan pembicaraan umum adalah tentang ketidak-seimbangan ekologi dan pemanasan global. Ketika berbicara tentang pemanasan global sebenarnya adalah pembicaraan tentang sesuatu yang berhubungan dengan pembakaran bensin dan bahan bakar fosil lainnya yang terjadi sejak tahun 1940-an atau 50-an. Tetapi masalah yang sesungguhnya kembali ke zaman dulu, ketika manusia pertama jatuh ke dalam dosa di Taman Eden, dan Tuhan berfirman,
“Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Dalam catatan The Geneva Bible untuk Kejadian 3:17 mengatakan, “Pelanggaran terhadap hukum Tuhan adalah penyebab baik manusia maupun semua mahkluk ciptaan lainnya telah menjadi subyek kutuk” (The Geneva Bible, 1599 edition, Tolle Lege Press, 2006 reprint, note on Genesis 3:17).
“Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Kutuk itulah yang menyebabkan pemanasan global, ketidak-seimbangan ekologi, kepadatan penduduk, kelaparan, wabah, banjir, gempa bumi, penyakit, kematian dan semua masalah yang umat manusia harus hadapi di sepanjang sejarah ini.
“Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Luther berkata, “Pada catatan kisah tentang dosa Adam pertama kali Tuhan mengutuk bumi, seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus dalam Roma 8:20-21, mahkluk [ciptaan] ditaklukkan kepada kesia-siaan - ini artinya semua berada di bawah kutuk Tuhan” (Martin Luther, Th.D., Luther’s Commentary on Genesis, Zondervan Publishing House, 1958 reprint, volume I, hal. 83). Mari kita fokus pada aspek negatif dari kutuk itu, dan kemudian penaklukannya melalui Tuhan Yesus Kristus.
I. Kutuk itu sendiri.
“Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Nama lain untuk kutuk adalah “Hukum Kedua Termodinamika” atau hukum entropi. Penyair Robert Frost yang empat kali memenangkan Pulitzer Prize dengan sempurna menggambarkan hukum itu dalam syair termasyurnya,
“Nothing Gold Can Stay.”
Natur alam yang pertama adalah emas,
Warna yang paling utama dan terjaga,
Daun-daun pada mulanya bak bunga,
Namun kini tinggallah kenangan,
Daun menyusut menjadi daun,
Maka Eden tenggelam dalam dukacita,
Kesejukan pagi menjadi panasnya hari,
Dan tiada emas yang dapat bertahan.
(Robert Frost, “Nothing Gold Can Stay,” Robert Frost’s Poems, Washington Square Press, 1971, p. 227).
Itu adalah puisi yang menjelaskan tentang Hukum Kedua Termodinamika – yang tidak ada henti dan tidak ada belas kasihan, terus menghilangkan dan menghabiskan energi bermanfaat dari kehidupan itu sendiri. "Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Dr. Henry M. Morris berkata,
Jadi, seluruh “makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan” [Roma 8:20]. Tentang bumi, “semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian” [Mazmur 102:26] dan akhirnya “akan binasa [Ibrani 1:11]. Dan semua yang disebut daging yang terbuat dari tanah sebagai elemen fisik maka itu akan menjadi subyek hukum pembusukan dan kematian. Semua itu adalah pengalaman universal yang harus dialami oleh segala sesuatu, baik yang dinamakan mahkluk hidup maupun bukan, yang akan segera melusuh, melemah, menua, membusuk, dan kembali kepada debu.
Kondisi tersebut bersifat universal dan telah diformalisasikan ke dalam hukum ilmiah dasar kira-kira 100 tahun yang lalu, yang sekarang disebut dengan Hukum Kedua Termodinamika. Hukum ini mengatakan bahwa segala sesuatu akan menjadi terdegradasi atau menurun dan tidak beraturan. Ini berarti bahwa segala hal yang berbentuk materiil/berujud, entah itu waktu atau matahari atau makhluk hidup, spesies,  secepatnya akan menyusut. Organisme-organisme tumbuh menjadi tua dan mati dan dalam banyak kasus [banyak spesies] telah menyebabkan kerusakan dan pemunahan oleh spesies itu sendiri. Kerusakan lingkungan seringkali menyebakan punahnya beberapa spesies.
Ini adalah hukum yang aneh tentang kekacauan dan pembusukan, yang bersifat universal, yang disebut Hukum Kedua Termodinamika. Di sini adalah rahasia dari semua kesalahan yang berhubungan dengan dunia ini. Manusia [berdosa dan dosanya] menyebabkan kutukan Tuhan atas bumi ini (Henry M. Morris, Ph.D., The Genesis Flood, Baker Book House, 1986 edition, hal. 126-127).
“Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Jika Adam tidak jatuh ke dalam dosa, seperti yang dikatakan Dr. Morris, “kehidupan binatang akan tetap secara konstan” , tetapi sekarang karena kehadiran pribadi Tuhan telah undur, untuk membuktikan lebih lanjut bahwa dunia sekarang sedang menuju ke dalam kesia-siaan dan kehancuran/kebinasaan, sambil menunggu sang Penebus yang akan datang” (Morris, ibid., hal. 126).
Ya, alam semesta tidak lagi tetap “konstan/tetap.” Pada waktu Kejatuhan Manusia, di Taman Eden, Hukum Kedua Termodinamika mulai bekerja dan seluruh alam semesta yang diciptakan, termasuk bumi ini, mulai “menyusut’” dan membusuk dan tidak ada cara apapun yang dapat menghentikan hal ini. Dr. C. L. Cagan menekankan bahwa seorang ahli fisika dari Jerman ,Dr. Ludwig Boltzmann (1844-1906) telah menyimpulkan, melalui Hukum Kedua Termodinamika, “bahwa suatu hari nanti tidak akan ada lagi energi yang tersisa di alam semesta ini. Semua bintang akan terbakar menjadi debu nuklir dan kehidupan tidak akan ada lagi. Seluruh alam semesta akan menjadi ruang hampa, hanya berisi serpihan dari kematian dan partikel-partikel yang melayang-layang. Tanpa adanya kehidupan ini dikatakan akan berlanjut untuk selama-lamanya, karena tidak akan ada lagi yang dapat bertahan dalam kekosongan itu” (C. L. Cagan, Ph.D., From Darwin to Design, Whitaker House, 2006, hal. 95). Dr. Boltzmann menghabiskan beberapa dekade untuk mempelajari mekanik dari Hukum Kedua Termodinamika. Dan ia sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta akan dibinasakan oleh nasib yang ia sebut “kematian karena panas” (heat death) dan pandangan serta perkataan Dr. Boltzmann sekarang telah diterima oleh banyak ilmuwan lainnya. Dr. Cagan juga berkata, oleh karena Dr. Boltzmann tersebut bukanlah orang Kristen maka ia tidak melihat pengharapan apapun akan bumi dan alam semesta atau jalan untuk melarikan diri dari efek-efek dan akibat yang harus terjadi karena Hukum Kedua Termodinamika pada bumi dan alam semesta sehingga ia menjadi sangat putus asa melihat masa depannya, untuk zaman yang akan datang. Ia menjadi begitu depresi atas semua itu dan akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri (ibid.).
Ketika kita mempertimbangkan hasil akhir dari Hukum Kedua Termodinamika, janganlah kita hanya berpikir tentang sebuah gunung es yang sedang mencair atau punahnya beruang kutub dan penguin tetapi ketika kita melihat efek/akibat dari Hukum Kedua Termodinamika yang bekerja di bumi ini dalam sistim solar maka kita sedang berpikir tentang akhir dari seluruh alam semesta ini. Alkitab mengajarkan bahwa semua kerusakan ini memiliki akarnya dari “kejatuhan manusia ke dalam dosa”, seperti yang dicatat dalam kejadian pasal tiga.
“Maka terkutuklah tanah karena engkau” (Kejadian 3:17)
Alkitab dengan jelas memberitahukan bahwa kutuk ini akan menyebabkan kebinasaan pada alam semesta.
“Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap” (II Petrus 3:10).
Dr. Morris berkata,
“Mungkin ini akan menjadi suatu reaksi pembelahan atom secara global.” (perhatikan kata “hancur” dalam Firman Tuhan di II Petrus 3:11), atau selain itu mungkin itu merupakan suatu disintegrasi dari ledakan besar yang akan mengakibatkan perubahan energi kimia dari semua elemen yang ada menjadi energi panas, cahaya dan bunyi (Henry M. Morris, Ph.D., The Defender’s Study Bible, World Publishing, 1995.
Akankah alam semesta akan berakhir menjadi suatu tanah kosong yang dingin, atau kobaran api? Puisi Robert Frost telah menjawab pertanyaan ini.
Ada yang berkata dunia akan berakhir dalam api,
Ada yang berkata dalam es.
Dari apa yang telah saya rasakan
Saya setuju dengan mereka yang menyukai api
(Robert Frost, “Fire and Ice,” ibid., p. 242).
Alkitab sejalan dengan apa yang ditulis oleh Robert Frost. Alam semesta ini akan berakhir. Semua kehidupan seperti yang kita tahu itu pasti akan berakhir. Dan semua itu baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan akibat dari dosa Adam, kejatuhan manusia ke dalam dosa, dan apa yang Tuhan firmankan, “Maka terkutuklah tanah karena engkau.” (Kejadian 3:17)
II. Penaklukan Kutuk Melalui Kristus.
The Geneva Bible berkata, “Pelanggaran terhadap hukum Tuhan adalah penyebab baik manusia maupun semua mahkluk ciptaan lainnya sebagai subyek dari kutuk” (ibid). Tetapi hal lainnya adalah di mana Yesus Kristus masuk ke dalam gambaran dan situasi itu. Apa yang Alkitab katakan tentang Kristus disebut “Injil” - secara literal itu berarti “kabar baik” dan “kabar baik” itu adalah untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus datang untuk menyelamatkan dunia yang sudah rusak ini dan yang dipenuhi dengan manusia yang telah rusak!
Alkitab mengajarkan bahwa Kristus dapat menebus manusia dari kutuk, dengan menanggung dosa manusia di kayu Salib. Kitab Suci berkata,
“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” - (Galatia 3:13).
Kristus menanggung kutuk itu atas diri-Nya sendiri ketika Ia mati di kayu salib dalam penderitaan dan mengenai darah Kristus, Dr. Morris berkata,
Kristus telah menjadi kutuk karena kita (Galatia 3:13). Ia adalah “seorang yang penuh kesengsaraan” (Yesaya 53:3). Mengalami penderitaan yang melebihi penderitaan siapapun, ditikam, diremukkan dan dihukum bagi kita dan karena kita (Yesaya 53:5). Dan sungguh mengenakan mahkota kutukan sebagai mahkota-Nya bagi kita (Markus 15:17). Dalam kesengsaraan ketika Ia berdoa, Ia mengeluarkan peluh darah yang mengalir keluar dari pori-pori kulit-Nya (Lukas 22:44), dan “mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan” (Ibrani 5:7). Dan akhirnya. Tuhan membawa ia ke dalam “debu maut” (Mazmur 22;15). Oleh sebab itu, karena Ia menanggung semua kutuk itu pada diri-Nya bagi kita dan karena kita maka ketika kita bertobat, kita memiliki pengharapan akan sorga.“ Maka tidak akan ada lagi laknat dan kutuk. Tahta Allah dan tahta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya”. - Wahyu 22:3 (Morris, ibid., hal. 127).
Kristus tidak hanya membayar hukuman dengan menanggung kutuk dari dosa manusia saja tetapi Ia telah bangkit dari antara orang mati dan menang mengalahkan kutuk itu!
“Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” (Kisah Rasul 2:24).
Dan Alkitab mengatakan bahwa Kristus akan datang kembali! Pada kedatanganNya yang kedua, Kristus akan memproklamirkan kekalahan atau kemenangan atas kutuk dari dosa Adam, dan dunia akan diperbaharui olehNya dan melaluiNya, Haleluyah!
Saya berharap engkau mau datang kepada Kristus sehingga kutuk dapat dihapuskan dan dilenyapkan dari kehidupanmu dan murka Tuhan diperdamaikan dengan dirimu sehingga jiwamu dapat diselamatkan dari penghukuman sekarang akibat dari kutuk maupun dari api neraka melalui Yesus Kristus Sang Penebus!
Kiranya engkau tidaklah berlambat-lambat lagi untuk segera datang SEKARANG INI kepada Yesus melalui iman dan membuat kutuk dosa itu dilenyapkan oleh Yesus Kristus sehingga engkau memiliki kehidupan kekal melalui NamaNya yang kudus sekarang dan selama-lamanya. - Dr. R.L. Hymer, Jr.